Sembilan

21.1K 3K 42
                                    

Semarah apa pun lo sama gue, lo tetap ganteng, ya?

-Lusi

Sebelum pulang, apa mampir ke kelas Bizar dulu, ya? Tadi kan gue belum sempet ketemu, pikir Lusi sambil menggendong tasnya. Sehari saja tidak bertemu Bizar rasanya sangat melelahkan. Bizar memang benar-benar vitamin sumber energinya.

"Lauren mau ke mana?" Tanya Zodi yang merupakan ketua kelasnya.

"Biasa, ngapel dulu sebelum pulang," jawabnya asal yang diakhiri oleh tawa.

"Hahah, kalo gitu gue duluan, ya!" seru Zodi sambil melambaikan tangan, yang tentu saja dibalas oleh Lusi.

Untung hubungan Lauren dan teman-temannya sudah membaik karena aku menunjukkan perubahan yang lebih baik daripada dulu, batin Lusi.

Sesaat sebelum sampai di kelas Bizar, Lusi tak sengaja melihat sebuah bekal berwarna oren yang tersangkut di lubang tong sampah. Karena merasa familiar, dia pun mendekat untuk mengambilnya. Ternyata benar, itu adalah kotak bekal berisi tart coklat yang dia buatkan untuk Bizar. Mengapa bisa ada di tong sampah? Apa adik kelasnya tidak memberikan ini kepada Bizar seperti yang seharusnya?

Atau ... Bizarlah yang sengaja membuangnya?

Bertepatan dengan itu, kelas Bizar baru mengakhiri pelajarannya. Semua siswa yang ada di dalam sana pun berbondong-bondong keluar kelas untuk pulang. Salah satunya adalah Bizar yang menyadari keberadaan Lauren di dekat tong sampah. Senyumnya mengembang kala melihat raut kecewa dari wajah perempuan itu. Apa setelah ini, gadis itu akan menyerah?

"Bizar? Hai!" Setelah menyadari kehadiran Bizar, Lusi segera menyembunyikan kotak bekal itu di belakang tubuhnya. Bizar tidak boleh tau kalau bekal yang seharusnya dia makan siang ini malah terbuang sia-sia di tong sampah.

"Kayaknya lo sibuk, tadi nggak ke kelas. Gue jadi tenang," ucap Bizar tanpa beban.

Raut Lusi tak berubah sama sekali. Dia malah menunjukkan senyum terbaiknya di depan Bizar, membuat pria itu kesal karena Lusi pura-pura bodoh.

"Gue seneng punya kesempatan untuk ketemu lo. Gue pikir hari ini gue nggak akan bertenaga karena nggak sempet ketemu. Lo mau pulang?" Bukannya marah dan menjauh, Lusi malah mengiringi langkah Bizar di sampingnya.

"Menurut lo?"

Lusi kembali tersenyum. "Eh, gue ada cerita! Lo tau nggak kalau ternyata gue punya kembaran?"

Walau terkejut mendengarnya, Bizar hanya menampilkan ekspresi tak tertarik seperti biasa. Dia tetap melanjutkan langkahnya dengan tatapan lurus ke depan.

Kalau dilihat dari sini, lo kelihatan tinggi dan makin ganteng ya, Zar? batin Lusi yang begitu senang mengamati Bizar dari samping.

I'm In Love With A Second Lead Where stories live. Discover now