Epilog

16K 1.3K 47
                                    

"Let's go home."

Ketika terbangun dalam keadaan sendirian, Lusi tak pernah menyangka bahwa dirinya tak akan lagi bertemu ayah dan ibu yang berjanji membelikannya boneka setelah pulang dari acara.

Ibu memintanya tidur, tapi mengapa setelahnya tak pernah mengajaknya pergi dan meninggalkannya sendiri?

Itulah yang Lusi kecil pikirkan.

Tinggal di panti asuhan selama satu tahun tidak memberikan rasa nyaman untuknya, sebab dia selalu didatangi oleh orang-orang asing yang ingin menjemputnya. Padahal bukan mereka yang Lusi tunggu. Lusi ingin orang tuanya, bukan orang tidak dikenal yang mengaku sebagai orang tuanya.

Setelah melihat seorang ibu menangisi anaknya yang mati terseret ombak, Lusi memutuskan untuk tinggal bersamanya. Hanya selama 6 tahun sebelum dia mendapat kiriman sebuah bingkisan yang berisi uang dan surat. Di dalamnya tertulis sebagai sponsor Lusi yang siap menghidupinya.

Baru saja ingin hidup bebas, Lusi mendapati dirinya yang sakit-sakitan dan tak bisa bertahan lama tanpa pergi ke rumah sakit. Hal itu membuatnya benar-benar merasa sendirian karena tak pernah punya kesempatan untuk berteman.

Tapi, akhirnya dia mengenal Feronika. Perempuan jenius yang selalu mengamati dirinya kalau pergi ke sekolah. Lusi memang tak setiap hari ke sekolah, tapi sesekali dia berjumpa dengan gadis yang juga sendirian itu.

Mereka akhirnya memutuskan berteman sampai sekarang dan memutuskan untuk selalu bersama.

Siapa sangka hobinya yang serupa dengan Feronika malah membawanya ke situasi yang langka?

Jiwanya masuk ke dalam komik yang sedang dia gemari saat itu. Membayangkan punya kesempatan berjumpa dengan tokoh idaman dalam komik itu membuatnya tak bisa berpikir jernih. Dia selalu menggoda dan mengejar-ngejar Bizar tanpa malu, pikirnya ini semua hanya dunia komik, bukan kehidupan nyata yang mengharuskannya menerima kenyataan. Ini semua hanya ilusi, hanya kisah fiktif. Bukankah semua orang akan melakukan hal serupa jika berada di posisi Lusi?

Awalnya, dia hanya berniat main-main kala melihat reaksi Bizar yang menolaknya habis-habisan. Tapi siapa sangka, rasa cinta itu datang kala keduanya memutuskan untuk saling menjaga?

Padahal Lusi tau kalau semua orang pasti pergi. Dia pasti akan sendiri lagi. Seperti pada permulaannya.

Dan akhirnya benar, kan?

Dia kembali sendiri.

Orang-orang berharga yang dia temui di dunia komik malah mengorbankan nyawa untuk dia yang tak berharga. Mengapa mereka melakukan itu? Mengapa ada orang yang berkorban demi seseorang? Apa mereka egois dan tidak memikirkan perasaan yang ditinggalkan?

Lusi tak ingin apa-apa. Dia hanya ingin hidup bahagia walau sebentar. Apa itu terlalu mewah untuknya yang bukan siapa-siapa di dunia ini?

Hingga laki-laki itu datang. Laki-laki yang entah berasal dari mana. Dia membawa kuda hitamnya berlari ke arah Lusi untuk menyelamatkannya dari lubang kegelapan yang memeluk erat dirinya.

"Lusi, mau jadi istri gue?"

Permintaan teraneh yang pernah dia dengar untuk pertama kalinya. Semua tindakan Axel yang konyol malah mengingatkannya pada dirinya sendiri. Anehnya, semua yang pria itu lakukan mirip dengan Bizar. Apa kali ini, Lusi juga boleh berharap?

"Katakan kalau lo menerima gue sebagai suami lo," ucap Gavin yang sudah bersemangat. Dia memegang erat setangkai bunga mawar putih itu.

Lusi yang sudah memakai gaun dengan wajah dan rambut acak-acakan tak lagi bisa berpikir jernih. Dia tak tau harus apa lagi. Sepertinya, semuanya akan berakhir di sini.

I'm In Love With A Second Lead Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang