Empat Belas

17.8K 2.5K 37
                                    

Sepertinya Lauren meninggalkan jejak di tubuhnya.

-Leoner

"Gue harus cari buku itu!"

"Lauren?"

Suara ayah!

Tubuh Lusi otomatis berdiri. Terkejut rasanya karena kedatangan ayah Lauren begitu tiba-tiba. Hal yang bisa ia lakukan sekarang adalah menyingkirkan semua kertas-kertas itu dari meja. Tak mungkin dia menunjukkan secara gamblang pada ayah Lauren.

"Ayah sudah pulang? Bagaimana keadaan Leoner?" tanya Lusi sekadar basa-basi, semoga saja bisa mengalihkan perhatian ayahnya pada rasa penasaran tentang keberadaan Lusi.

"Kenapa kamu ada di sini?"

Gagal! Ayah Lauren tetap menanyakan alasan Lusi ada di perpustakaan. Jadi, Lusi harus jawab apa? Kasihan Vivi jika dia harus mengatakan yang sebenarnya.

"Kenapa Ayah bohong?" tanya Lusi. Bodohnya, kenapa dia harus menanyakan hal itu? Tapi dia tak tau harus mengalihkannya dengan topik apa. "Ayah bilang, aku kecelakaan. Tapi sebenarnya aku loncat dari balkon, kan?"

Ayah Lauren tampak terkejut, semuanya terlihat dari bagaimana dia diam untuk beberapa menit dan masih memandang putrinya.

"Jadi, kamu sudah ingat," kata ayah Lauren. Melihat ayah Lauren berjalan mendekatinya, Lusi jadi takut. Apakah ayahnya adalah penyebab Lauren bunuh diri? Sampai sekarang, Lusi masih belum yakin jika mengetahui kebenaran tentang dunia komik sanggup membuat Lauren Zawendra mengakhiri hidupnya.

"Apa yang Ayah lak--"

Lusi terkejut melihat ayahnya berlutut di bawah. Dia tampak mengusap air mata yang sudah jatuh, tentu saja membuat Lusi segera berjongkok di depannya.

"Kenapa Ayah berlutut begini? Bangunlah, Ayah!"

Ayah Lauren menggeleng. "Ayah takut, Ren. Ayah sangat takut kalau kamu tau tentang kecelakaan itu. Sudah cukup ayah mengamati kamu yang terbaring di kasur selama satu bulan. Sekarang ayah sudah tidak ingin apa-apa lagi. Ayah hanya ingin melihat kamu hidup bahagia seperti seharusnya. Apa pun yang kamu inginkan, pasti ayah kabulkan. Tapi ayah mohon, jangan meninggalkan ayah."

Jadi ini sebabnya Lauren memintaku membantunya. Dia tak tega jika melihat ayahnya bersedih mengetahui dirinya sudah meninggal. Tapi, kebenaran ini lambat laun pasti akan terbongkar, kan? Tak mungkin juga aku di sini seumur hidup dan menyembunyikan jati diriku yang bukan Lauren asli, pikir Lusi, kemudian memeluk ayah Lauren.

"Maaf karena sudah membuat Ayah cemas," ucap Lusi sambil mengusap punggung ayahnya.

"Apa kamu sudah ingat alasan kamu ingin mengakhiri hidup? Ayah sudah menanyakannya pada Leoner berulangkali, tapi dia tidak mau menjawabnya," kata ayah Lauren sambil mengusap air matanya. Lusi jadi merasa tidak enak.

I'm In Love With A Second Lead Where stories live. Discover now