17

4.4K 452 66
                                    

HAPPY READING

sinar matahari mulai masuk melalui celah jendela kamar gadis cantik yang masih bergelung dalam selimutnya

kicauan burung dari luar membuat tidurnya sedikit terganggu. ia megerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang berada dikamar itu

"eungh" lenguhnya kala kepalanya masih terasa berat, tubuhnya masih melemas meskipun demamnya sudah turun

cklek

pintu kamar tiba-tiba terbuka menampilkan Raga yang sudah rapih dengan stelan kerjanya

Raga mendekat lalu duduk ditepi kasur, ia lalu mengecek suhu tubuh Ona yang sudah tak sepanas tadi malam

"gimana keadaan kamu?udah mendingan?"

Ona tersenyum tipis lalu mengangguk

Raga yang melihat itu tersenyum lalu mengecup lama kening putrinya
"cepet sembuh anak cantik''

"iya yah"

"nanti mau dibeliin apa hm?" tanyanya sembari mengelus surai putrinya

Ona menggelengkkan kepalanya, padahal biasanya Ona akan minta macam-macam ketika ayahnya pulang kerja

"masih marah ya sama ayah?"

"Ona ngga pernah marah sama ayah"

tanpa aba-aba Raga menarik Ona kedalam pelukannya, mengelus punggung gadis itu lembut
"maafin ayah ya, ayah ngga bermaksud marah-marah"

"Ona yang seharusnya minta maaf, bikin malu ayah"

"no problem, cuma masalah kecil, yang penting jangan diulangi"

Ona melonggarkan pelukannya lalu mengangguk

"kalau gitu ayah berangkat dulu ya, baik-baik sayang" Raga mengecup kedua pipi chubby Ona lalu tersenyum

"assalamualaikum"

"waalaikumsallam, hati-hati yah!"

Raga tersenyum lalu mengangguk, ia lalu keluar dari kamar Ona setelah melambaikan tangannya

sepeninggalan Raga, Ona membuka hpnya yang dari kemarin tak ia sentuh, matanya tak kuat kala harus melihat layar hp lama-lama

banyak sekali pesan chat dari Keenan, bahkan ada 342 panggilan tak terjawab.
banyak juga pesan dari kedua sahabatnya, teman-temannya dan juga ada Gibran

Ona membuka room chat Keenan tanpa ada niatan membalasnya, hanya satu persatu chat ia baca, ia lalu membuka chat kedua sahabatnya, dan membalasnya jika ia sudah baik-baik saja

cklek

"sayang, sarapan dulu yuk" ujar Dera membuka pintu kamar Ona dengan membawa nampan ditangannya

Ona meletakkan hpnya lalu tersenyum kearah bundanya

"udah mendingan?"tanyanya sembari menyentuh kening putrinya

"udah bun, cuma masih aga lemes sama pusing aja"

Dera mengangguk paham, "pelan-pelan ya cantik, sebentar lagi pasti sembuh"

Ona tersenyum lalu mengangguk

"sekarang makan dulu, bunda udah buatin bubur" ucap Dera mengambil mangkuk yang berada dimeja

"Ona ngga selera makan bun"ujarnya lesu

"hei, tapi harus tetep makan cantik, supaya cepat sembuh"

"mual bunda, gamau"

ABOUT THEM, TRIPPLE TWINS(END✓)Where stories live. Discover now