CHAPTER 43

2.6K 323 32
                                    

Aku menahan air mata.
Pertemuan yang ku kira penuh dengan tawa,
Ternyata hanya terlukis dalam imajinasi saja.

_Zenika Aurora_

SELAMAT MEMBACA
^^
----

Ceklek.

Zeni membuka pintu ruangan Rika di tangani, ia dapat melihat Anggota RESPECT, Anessa dan juga Pak Memet yang berada di samping kiri dan kanan Rika. Para lelaki dan juga Anessa menatap tajam pada Zeni. Sedangkan gadis itu hanya memberi tatapan datar kepada Rika.

"Zeni, kemari kamu!" Perintah Pak Memet.

Zeni segera mendekat di ikuti dengan Syifa di belakangnya. Syifa tidak ingin melewatkan moment ini, ia tau apa yang bakalan di lakukan Zeni.

"Sekarang kamu minta maaf pada Rika." Ucap Pak Memet.

Tidak ada sedikitpun niatnya untuk meminta maaf, gadis itu hanya menatap datar Rika yang diam-diam tersenyum kemenangan.

Zeni menatap satu persatu orang yang ada di ruangan ini. "Kalau saya tidak mau bagaimana?" Tanya Zeni yang mampu membuat mereka menahan emosi.

"Jangan semakin memperkeruh suasana Zeni, kamu seharusnya beruntung masalah ini tidak di perpanjang!" Ucap Pak Memet sedikit berbisik dan penuh penekanan. Namun itu semua hanya di anggap angin lalu buat Zeni.

"Pak Memet yang terhormat, saya ke sini bukan untuk meminta maaf. Saya tidak bersalah lalu untuk apa saya meminta maaf?" Tanya Zeni. Syifa tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu. Ini yang ia inginkan, ia tahu Zeni tidak akan membiarkan Rika selalu tersenyum kemenangan.

"DASAR GAK TAU DIRI!!" Bentak Gevin yang tersulut emosi.

"Lo seharusnya berterimakasih karena Rika tidak memperpanjang masalah Lo!" Ucap Anessa menatap tajam Zeni.

"Berterimakasih? Meminta maaf aja gue gak mau, apalagi berterimakasih. Untuk apa? Toh juga pilihannya ada dua. Kalau gak di skors pasti di keluarin. Dan gue yakin, teman Lo itu nggak akan membiarkan gue di keluarin dari sekolah. Sebab apa? Ya kalau gue di keluarin dari sekolah, dia gak punya mangsa lagi dong. Dia gak bisa buat drama lagi, dia gak bisa buat gue di benci semua orang lagi, dia gak bisa pura-pura jadi korban lagi, dan dia juga gak bisa membalikkan fakta lagi. Iyakan Rika?" Ucap Zeni menaik turunkan alisnya menatap Rika. Cewek itu menggeram kesal menatap Zeni.

"Z-zeni, gue memang udah maafin Lo, tetapi gak sebaiknya Lo nge-fitnah gue kayak gitu. Emang Lo pikir maafin kesalahan Lo itu mudah? Gue maafin Lo karena gue nganggap Lo itu teman gue. Teman satu kelas gue. Hiks, kenapa sih Lo jahat banget sama gue? Lo pengen banget gue mati ya? Ini bukan kali pertama Lo ingin ngebunuh gue, apa masalah Lo Zen? Coba bilang, siapa tau gue bisa perbaiki kesalahan gue agar Lo gak benci sama gue." Ucap Rika penuh dengan drama. Rasanya Syifa ingin sekali menggorok leher tuh nenek lampir, bisa-bisanya ia berbicara yang terdengar menjijikkan seperti itu.

Anessa mendekat pada Zeni. "Lo biadab banget sih!!! Rika itu udah baik sama Lo tapi Lo----"

"Anessa, udah. Gue gak papa kok. Gue juga udah mendingan, jangan kayak gitu sama Zeni ntar dia semakin benci sama gue." Ucap Rika memotong ucapan Anessa.

Anessa menggenggam erat tangan Zeni dan menariknya keluar diikuti Anggota RESPECT dan juga Syifa.

Brukkk.

Anessa mendorong tubuh Zeni mengakibatkan tubuhnya terbentuk ke dinding. "Gak tau diri banget sih Lo, kalau salah itu minta maaf. Nggak di ajarin sopan santun sama orang tua Lo?" Tanya Anessa yang mampu membuat Zeni menahan emosinya.

ZENIKA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang