4. Pagi

206 35 0
                                    

Bukan perkara sulit untuk seorang Dave Geovano Dirgantara mengetahui kediaman Renjun Kalandra Ardian. Diam-diam, dia juga sudah menyimpan nomor ponsel si manis dan dia namai MANIS di kontaknya. Tentu saja dia mendapat dua informasi itu dari mamanya yang menanyakan langsung pada mama Renjun.

Pagi tadi sekitar jam delapan, Dave tiba di rumah Renjun dan di sambut oleh pemilik rumahnya langsung, mama Renjun. Bukannya memarahi seperti yang sudah mama Renjun janjikan kemarin, justru dia menyambut ramah kedatangan Dave dan menawarinya untuk sarapan bersama.

Wanita cantik berumur 45 tahun itu sama sekali tidak membahas perihal Dave yang sudah lancang mengecup leher anak gadisnya. Justru, dia berharap kalau Dave segera mmenghamili Renjun, supaya tidak ada alasan untuk anak laki-lakinya itu menolak menikah.

Mama Renjun yang sudah beberapa kali bertemu dengan Dave, sedikit banyak tahu kepribadian laki-laki berumur 36 tahun itu yang membuatnya terkesan. Di usianya yang matang dan mapan, dia berdedikasi tinggi pada pekerjaannya dan mengabaikan perihal hubungan asmaranya.

Di mata mama Renjun, Dave adalah sosok laki-laki yang bertanggung jawab dan dewasa. Serta berasal dari keluarga yang sudah dia kenal sejak lama. Dia juga sangat menyayangi orang tua dan adik perempuannya. Tidak ada alasan untuknya menolak Dave sebagai calon menantunya.

Sedikit berbincang-bincang dengan Dave mengenai pekerjannya, mama Renjun berpamitan untuk segera berangkat ke kantor. Dia meminta Dave untuk tidak sungkan ketika berada di rumahnya.

''Dave, anggep aja rumah ini kaya rumah kamu sendiri, ya?'' Wanita yang memiliki tahi lalat di hidung itu tersenyum manis pada Dave.

''Iya, Tante.''

''Beneran nggak mau sarapan? Tante masak banyak, loh.''

''Makasih, Tante. Saya udah sarapan tadi di rumah.''

''Kalau gitu, Tante berangkat dulu ya? Titip renjun. Oh iya, kalau mau minum ambil sendiri, ya?'' Dave tersenyum dan menganggukkan kepalanya untuk merespon perkataan mama Renjun. Dia bahkan mengantar wanita cantik itu sampai ke mobilnya.

Setelah itu, Dave kembali masuk ke rumah Renjun dan duduk di ruang tamu sembari memainkan ponselnya, menunggu Renjun bangun.

*****

Dave duduk di ruang tamu rumah Renjun dengan menahan sakit di bagian selangkangannya. Tendangan Renjun tidak main-main, benar-benar menyakitkan. Kalau tidak ada si manis, sudah di pastikan Dave menangis kencang. Tubuh Renjun memang kecil, namun kekuatannya  tidak bisa di remehkan.

Demi memikat sang pujaan hati yang senyumnya semanis gulali, Dave harus menjaga imagenya. Dia harus terlihat gagah dan perkasa di hadapan Renjun. Tidak akan pernah dia memperlihatkan kelemahannya sebelum berhasil mendapatkan Renjun.

Dalam duduknya, Dave menyiapkan rencana untuk mengerjai Renjun. Laki-laki manis itu harus membayar rasa sakitnya. Dia menunggu Renjun yang sedang mengambil kotak obat di dekat ruang keluarga.

Jujur, Dave sedikit terhibur melihat wajah panik Renjun ketika dia memekik kesakitan di lantai. Renjun langsung mendekatinya dan mengucapkan permintaan maafnya berkali-kali. Lalu, dia membantu Dave untuk duduk di sofa.

Terdengar langkah kaki yang terburu-buru membuat Dave mendongakkan kepalanya. Dia tersenyum melihat Renjun berjalan dengan cepat ke arahnya.

Begitu sampai, laki-laki manis itu segera duduk di sampingnya sembari meletakkan kotak obat di meja.

''Saya nggak tahu obat mana yang cocok buat ngeredain rasa sakit 'di situ'.''

Tangan kurus Renjun sibuk memilih obat yang sekiranya bisa di berikan pada Dave. Dia takut terjadi apa-apa pada selangkangan laki-laki yang bertubuh besar itu. '

Kenalan «DaveRen» ✔Where stories live. Discover now