20. I Love You So Much

220 21 9
                                    


Pagi yang cerah, secerah wajah bahagia Renjun yang sedari tadi terus tersenyum sembari memandangi cincin berukiran unik di jari manisnya. Satu minggu sudah berlalu sejak dirinya menerima Dave untuk menjadi pendamping hidupnya.

Kedua orang tuanya dan Dave sudah bertemu semalam untuk membicarakan pernikahan antara dirinya dengan kekasih tampannya yang sedari tadi dia tunggu kedatangannya. Pernikahan akan di laksanakan dua bulan lagi di Swiss dan hanya mengundang kerabat dekat dan beberapa rekan bisnisnya.

Dia benar-benar tidak menyangka akan segera menikah. Terlebih lagi menikah dengan laki-laki yang memiliki jarak usia sepuluh tahun. Sungguh, tidak pernah terbayangkan oleh Renjun sebelumnya. Apalagi pertemuan pertamanya dengan Dave tidak meninggalkan kesan baik. Ah, kalau di ingat-ingat lagi terkadang membuat Renjun malu dan lagi-lagi tersenyum manis.

Dia sudah makan dan sudah meminum obat, tinggal menunggu kedatangan Dave yang berjanji akan membawakan brownies keju. Matanya melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Mamanya pulang sebentar dan di luar kamar rawatnya ada dua bodyguard yang sengaja di pekerjakan Dave untuk menjaganya. Hal ini tentu saja membuat Renjun merasa begitu terlindungi dan tidak pernah merasa khawatir setiap dirinya di tinggal sendiri di kamar rawatnya.

Terdengar suara pintu yang terbuka dan Renjun beranjak dari berbaringnya, segera duduk dan bersandar pada kepala ranjang. Dia yakin kalau Dave lah yang datang, tiga hari tidak bertemu dengan kekasih tampannya yang berada di luar negeri membuat dirinya menahan rindu.

Dari jarak kurang lebih lima meter, Renjun sedikit terkejut melihat seorang wanita yang tidak dia kenal memasuki kamar rawatnya. Wanita itu membungkukkan sedikit tubuhnya dan tersenyum yang pada akhirnya membuat Renjun membalas senyum wanita yang tidak di kenalnya itu.

*****

''Hai, Renjun. Aku Hani, salam kenal.''

Wanita berambut panjang itu berjalan mendekati Renjun dan meletakkan parsel buah di nakas samping ranjang.

''Maaf bikin kamu kaget, aku Hani kembarannya Hana dan aku yakin kamu pasti tahu siapa Hana, 'kan?'' Nada suara wanita ini sedikit menyeramkan untuk di dengar. Renjun masih mempertahankan senyumnya dan membalas perkataan Hani dengan ramah.

''Salam kenal Hani. Dan ya, aku tahu Hana. Perempuan yang pernah Dave cintai sekaligus cinta pertama Dave. Ada yang bisa di bantu?''

                         
Tanya Renjun santai yang entah kenapa membuat Hani sedikit emosi. Niat awal untuk mengintimidasi Renjun malah berbalik, justru kini dirinyalah yang merasa terintimidasi.

                         
''Putusin Dave! Dia nggak pantes dapet laki-laki jalang kayak kamu!'' Hani tersenyum miring sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Mencoba menatap Renjun tajam.

                         
''Kalo aku nggak mau, gimana?''

                         
Renjun juga ikut tersenyum miring.

                         
''Aku bakal pisahin kalian berdua, gimana pun caranya! Dave terlalu baik buat orang kotor kayak kamu. Apa kamu nggak pernah ngerasa kalo kamu itu kotor?''

                         
Perkataan tajam dan menusuk dari Hani menimbulkan perasaan yang tidak enak di hati Renjun. Dia tidak ingin terpancing emosi dan menimpali perkataan Hani dengan tenang.

                         
''Nggak perlu kamu kasih tahu Han, aku sadar diri, kok. Aku kotor dan Dave terlalu baik buat aku. Tapi, aku sayang Dave dan aku nggak ada niatan sedikit pun buat mutusin apalagi ninggalin Dave. Dan dua bulan lagi aku bakal nikah sama Dave.''

Kenalan «DaveRen» ✔Where stories live. Discover now