Tersulut Emosi

487 92 29
                                    

"BANGSAT"

Kazutora dan Mikey terperanjat kala Baji berteriak, padahal sebelumnya mereka masih menikmati makanan dengan tenang.

Sebenarnya ada hal yang membuat Baji kesal, pagi ini ia sudah bertekad untuk mengikhlaskan hubungan Draken dan Chifuyu, tapi saat jam istirahat tiba, kesabarannya sudah benar-benar habis. Saat ini Chifuyu sedang tertawa bersama Draken, wajah ceria dan kemesraan mereka mengganggu pemandangannya.

"Lu kenapa goblok, bikin orang keselek" rutuk Kazutora yang kesal acara makan siangnya diganggu.

"Gue ga tahan lagi"

"Ha?" Kazutora semakin tak mengerti dengan ucapan sahabatnya ini.

"Mikey, lu kenapa diem aja? Jangan pasrah begini lah"

"Gue harus ngapain? Mata gue masih perih kena kuah bakso lu tadi malem anjing" inilah alasan mengapa mata Mikey bengkak tadi malam, Mikey berkata jujur soal tak menangis.

"Ya maap, ga sengaja" ujar Baji membela diri.

Baji cuma iri karena Draken bisa membuat Chifuyu tertawa selepas itu, padahal biasanya kalau Baji bercerita tentang kekonyolan pasti Chifuyu akan tertawa seperti itu juga.

"Absurd banget hahaha"

"Gue juga ga nyangka kalo dia ga cerita" sahut Draken ikut tertawa.

Baji tidak tahu kalau dirinya lah penyebab gelak tawa Chifuyu. Mikey bercerita pada Draken alasan kenapa memukul Baji tadi malam. Awalnya mereka mengerjakan tugas, namun saat merasa lapar dan memesan makanan dari aplikasi online, setelah itu masalah terjadi. Ketika sudah selesai menyantap makanan, Baji berniat ingin membuang sisa kuah bakso yang ada di mangkuknya, tapi malah terpeleset dan kuahnya terciprat mengenai mata Mikey. Karena hal itu Baji jadi mendapat beberapa pukulan dari Mikey, dan begitulah akhir dari kisah mereka berdua. Chifuyu masih tak habis pikir mengapa kenal dengan orang seabstrak Baji.

"Jadi mata kak Mikey baik-baik aja?"

"Udah dikasih obat tetes, kalo makin sakit ntar gue temenin ke klinik"

"Ada-ada aja kak Baji, bikin sakit perut" Chifuyu melirik ke arah Baji, senyuman di bibirnya langsung luntur setelah melihat wajah mengintimidasi Baji.

"Dia liat kemari kak" Chifuyu membuang muka ke arah lain setelah ditatap horor begitu.

"Udah biarin aja, makin panas dia tu" sahut Draken.

Baji memandang tak suka Draken dan Chifuyu yang masih cekikikan tak jelas. Kenapa pula Draken bisa sangat akrab dengan Chifuyu, padahal sebelumnya mereka terlihat biasa saja. Menempeli Draken seperti anak ayam mengikuti induknya saja. Baji bangkit dari duduknya, beranjak kembali ke kelas, malas memandangi Chifuyu yang sibuk bermesraan di depannya.

Ia duduk di bangku taman, memandangi langit biru di atasnya. Panas, sama seperti suasana hatinya sekarang. Kenapa Chifuyu tidak pernah bilang kalau dia menyukai Draken? Bahkan saat mereka jadian pun dia baru tahu kemarin. Kacamatanya ia lepas, ikat rambutnya ia buang ke sembarang arah, mengusak surai frustasi dan berdecak kesal.

"Sialan, kenapa gue ga rela lu pergi?" ucapnya lirih. Wajahnya ia usap, perawakan rapih dan tampang murid teladan sirna sudah. Kalau sedang kacau begini Baji malas jadi anak baik, biasanya selalu ada Chifuyu yang lebih mencolok dan bisa diandalkan. Matanya memejam, menumpu kepala di tangan sembari menenangkan dirinya, Baji sangat bimbang dengan keputusannya sendiri, kalau saja mereka bicara baik-baik malam itu, pasti Chifuyu masih menjadi miliknya.

"Pake kacamatanya" titah seseorang di belakangnya, Baji mengenali suara ini, ia menoleh dan mendapati Chifuyu yang sedang menatapnya.

"Jangan di buang iket rambutnya" Chifuyu melirik mata tajam si kakak kelas. Dilihat dari raut wajahnya Baji sedang dalam suasana hati yang begitu buruk kali ini. Chifuyu mengambil tempat duduk di sebelah Baji, menyodorkan ikat rambut si kakak kelas sambil tersenyum simpul.

Cari Pacar [BajiFuyu]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang