Semua Sia-sia

442 84 9
                                    

Baji menatap Chifuyu tak percaya, padahal sudah jelas dipermainkan begitu masih saja membela Draken, ia tak habis pikir apa yang sedang Chifuyu pikirkan sekarang. Baji mengepal tangannya kuat, ingin sekali ia memukul Draken lagi karena perkataan tak sopan tentang Chifuyu barusan.

"Masalah kak Baji apa?" Baji terperanjat, bukannya senang dibantu Chifuyu malah memarahinya.

"Puy dia itu udah mainin lu" Mikey dan Draken hanya memperhatikan mereka, Baji sangat pusing dengan adik kelasnya ini, kenapa sudah dibela malah tetap membela Draken yang jelas-jelas mempermainkan dirinya.

"Ayo kak Draken, kita pergi dari sini" Chifuyu tak mau pertengkaran ini semakin berlanjut, Chifuyu paham niat baik Baji, tapi ia salah mengambil kesempatan kali ini.

"Chifuyu tunggu," si surai pirang tetap tak menggubris panggilan Baji, ia pergi sembari memapah Draken menjauh dari Baji dan Mikey.

Baji mengusak surainya kasar, berdecak kesal dan menendang meja yang ada di depannya. Ia marah, namun bimbang harus melakukan apa. Sekarang bisa saja Chifuyu semakin membencinya, tapi Baji juga tak bisa tinggal diam, walaupun Draken adalah temannya, Baji tidak suka melihat tingkah Draken mempermainkan Chifuyu begini.

Mikey hanya memandang kosong pemuda di sebelahnya, tanpa ada niat membalas, menanggapi apalagi membuka pembicaraan. Terlalu terpukul dengan perkataan teman sekamarnya, belum lagi tindakan Chifuyu barusan membuatnya iri. Padahal selama ini Draken selalu bersama dengannya, tapi kenapa sekarang Draken lebih memilih Chifuyu ketimbang dirinya. Tanpa mereka tahu, sepasang iris biru memperhatikan dua orang yang ada di dalam kelas, rasa tak tega menghampiri dirinya kala melihat keadaan Mikey dan Baji yang kalang kabut. Mungkin ia harus mengatakan kebenarannya pada mereka nanti.

Sebuah plester luka disodorkan pada Draken, ia tersenyum simpul sembari menerima benda tersebut. Kini mereka berada di depan minimarket di dekat sekolah. Menjauh dari Baji adalah keputusan yang tepat untuk saat ini. Chifuyu menunduk dalam, seakan rasa bersalah menghujani dirinya, sudah jadi penyebab Mikey dan Draken bertengkar, sekarang kakak kelasnya ini malah dapat pukulan dari Baji.

"Maaf kak ..." sesal Chifuyu. Draken terkekeh, ia menatap wajah sendu Chifuyu lamat.

"Ga perlu minta maaf, gue juga udah keterlaluan tadi" surai pirang itu diusak gemas, dengan ragu Chifuyu mendongak, melirik iris hitam Draken.

"Haahhh" keduanya menghela napas gusar. Ingin mencari jalan instan malah tertimpa masalah yang lebih runyam.

"Setelah ini gimana, kita putus?" tanya Draken. Chifuyu menggeleng cepat, iris biru tosca itu menatapnya kesal, kedua alis yang menukik dan bibir yang dimajukan jelas menjadi jawaban kalau si adik kelas menentang keras keputusan itu.

"Jadi mau gimana?"

"Aku ga mau putus dulu, kak Draken udah ngelakuin sampe sini, masa putus sebelum selesai. Kak Draken harus dapetin kak Mikey" sebelah alis Draken terangkat naik, disaat seperti ini Chifuyu masih saja memikirkan orang lain.

"Jangan lupa"

"Hm?"

"Jangan lupa sama diri sendiri, dari pada ngekhawatirin gue mending lu mikirin Baji" raut wajahnya berubah, Chifuyu sangat bingung harus melakukan apa, Baji juga tak pernah mau jujur padanya.

"Kenapa ga jujur sama Baji?"

"Aku ga mau ngerepotin kak Baji terus ..." lirih Chifuyu.

"Ya kalo dibilang ngerepotin pasti bakal repot. Mana ada perasaan suka yang ga ngerepotin Puy" sudut bibir Draken terangkat. Kalau ia akui selama ini semua hal yang mereka habiskan memang tak luput dari kata merepotkan, tapi jika bersama Baji, Chifuyu lebih menikmati semua ketimbang terbebani.

Cari Pacar [BajiFuyu]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang