Kunci Permasalahan

433 81 14
                                    

Hembusan angin jadi penanda kesunyian dua orang yang duduk di bangku taman, si adik kelas mengajaknya membicarakan hal penting, namun sedari tadi belum ada yang memulai percakapan. Iris biru tosca itu terus melirik ke tanah, sangat enggan memulai. Chifuyu masih menyimpan perasaan bersalah, melibatkan Baji sampai seperti ini. Namun di lain sisi, Baji tengah mencemaskan adik kelasnya ini, luka dan wajah sedih itu membuatnya tak tenang. Selama mereka berpisah hatinya terus gelisah dan bertanya-tanya, mengapa Chifuyu melakukan semua ini.

"Gue harus ngomong apa?" inner Baji linglung, ia sama sekali tak tahu harus memulai dari mana. Hubungan mereka belakangan ini sangat runyam, belum lagi kemarin Chifuyu marah besar padanya.

"Kalo aku jujur kak Baji bakal marah?" Chifuyu bertanya dalam hatinya, ingin jujur namun takut Baji tak mau berteman dengannya lagi.

"Buset dah, diem-diem aja" pemuda bersurai dwi warna muncul memecah keheningan, dua botol minuman teh ia berikan pada Baji.

"Titipan lo, katanya tadi mau kasih Chifuyu karena khawatir" Baji mengernyit bingung. Ia tidak pernah meminta Kazutora membelikannya minuman, apalagi berkata seperti itu. Kalau ia akui memang benar mencemaskan Chifuyu, tapi Baji belum mengatakan apapun pada Kazutora.

"Puy" Kazutora menepuk pelan bahu si adik kelas, Chifuyu terperanjat, menatap heran Kazutora yang meliriknya.

"Ingetin Baji bayar utang" Kazutora terkekeh kecil, ia beranjak dari sana, meninggalkan Chifuyu dan Baji begitu saja. Kedua orang itu tersenyum simpul, Kazutora berusaha mencairkan kecanggungan mereka. Walaupun terkadang ia sangat sulit ditebak, tapi Kazutora selalu berhasil mempersatukan mereka berdua.

"Hobi banget ngerusak suasana" celetuk Baji, Chifuyu terkekeh menatap Baji yang sedari tadi memperhatikan wajahnya dalam diam. Sebotol minuman diberikan pada Chifuyu, tanpa ragu ia menerima minuman tersebut.

"Tapi kak Kazutora selalu bantuin kak Baji"

"Bantuin ngabisin duit gue iya" Chifuyu tertawa mendengar tuturan itu, kalau diperhatikan Kazutora memang hobi sekali meminjam uang Baji.

"Padahal kak Kazutora baik, tapi kenapa ga dapet doi ya?" tanya Chifuyu penasaran, Baji tersenyum simpul, bukannya tidak mau, Baji tahu persis apa yang orang itu pikirkan tentang menjalin hubungan asmara.

"Dia emang aneh, random, ga jelas tapi sebenernya dia cuma mau ngelupain semua masalahnya. Semakin dia aneh berarti semakin tertekan" Baji tertawa kecil, namun netra manis si adik kelas memandangi bingung. Manik tosca itu tak luput dari pandangan Baji, wajah penasaran Chifuyu membuatnya menjadi agak canggung.

"Daripada mikirin Kajut kenapa ga bahas masalah kita?" Chifuyu tersentak, ekor matanya bergerak gelisah, ia lupa ada hal penting yang harus disampaikan saat ini.

Jemarinya bergerak tak karuan, Chifuyu mengigit bibir sembari menguatkan hatinya. "Aku mau minta maaf soal masalah kemarin, seharusnya aku ga mukul kak Baji" sesal Chifuyu.

Si surai pirang menunduk dalam, ia segan menatap iris hazel di depannya. Perlakuan tak sopan dan kalimat kasar masih terngiang jelas di otak Chifuyu.

"Lu ga perlu minta maaf, gue pantes dipukul karena udah bilang hal begitu ke lu" Baji tersenyum kecut, lantaran terbawa emosi ia lupa di mana batasan saat berbicara. Baji hanya tak ingin Chifuyu jatuh hati ke orang lain, Baji cuma mau dirinya yang diperhatikan dan disukai Chifuyu.

"Maaf. Gue suka sama lu, karena itu gue jadi bodoh banget. Selama ini gue nyembunyiin semua karena takut ngebebanin lu, gue itu brengsek, gue takut lu ga tahan sama hubungan kita dan pergi ninggalin gue. Semua pemikiran negatif buat gue ga berani nyatain perasaan ke lu" selama ini Baji telah termakan denial tanpa sadar. Menanti hal yang tak pasti dan menginginkan sesuatu yang tidak ada. Baji tahu kalau cuma diam tak memberikan hasil apapun, tapi Baji juga takut kehilangan Chifuyu suatu saat nanti.

Cari Pacar [BajiFuyu]✔Where stories live. Discover now