bagian : 13

3.3K 373 6
                                    

"Kenapa?"

"Kalian harus kesini ada urusan penting dan kau dengan Jeno harus ikut."

"Kenapa harus dua-dua biasanya hanya satu dari kita berdua."

"Tidak ada bantahan ini adalah perintah dari ayah!"

"Sialan dengan tua bangka itu!"

Jaemin mematikan sambungannya, ia mengambil jaket kemudian pergi tak lupa ia memberitahu Jeno soal ini.

"Apa harus sekarang?"

"Tua bangka itu yang menyuruh."

"Kau lihat bayi ini? Dia masih tidur, aku tak tega meninggalkan nya."

Jaemin menatap pria mungil yang terlelap di pangkuan Jeno.

"Bawa saja ke kamar dan kunci semua pintu, kau juga tak perlu khawatir, tidak ada yang tau tempat ini."

Akhirnya Jeno mengangguk pasrah dan ia terlebih dahulu pergi ke kamar untuk meletakan si manis.

Setelah kepergian Jeno dan juga Jaemin. Renjun terbangun, ia menatap sekeliling, tak ada siapapun.

"Daddy?" Dengan suara serak Renjun memanggil Jeno, namun tak ada sahutan.

Renjun berdiri dan melangkah keluar untuk mengecek apakah ada dua orang yang tinggal bersamanya.

"Hyung! Daddy!" Panggil Renjun, tetapi tidak ada sahutan. Ia menatap jam yang sudah menunjukan pukul 23.46, kemana perginya Jeno dan Jaemin?

Tak tak tak

"Suara apa itu?"

"Hey!! Apa ada orang disana?" Renjun dengan 10 persen keberanian miliknya ia mendekati sumber suara yang berada di halaman belakang.

"Siapa?? Daddy? Hyung?"

"Akhh!" Benda tajam menusuk lehernya namun tak besar melainkan hanya seperti jarum suntik.

"Si-siapa kalia...." Tubuh Renjun seketika limbung ke tanah ia kehilangan kesadaran nya setelah di suntik oleh sesuatu.

🍃🍃🍃

Sesampainya di suatu tempat yang telah di tentukan oleh Donghae, Jeno dan Jaemin mengernyitkan dahi mereka. Baru pertamakali mereka datang ke tempat seperti ini.

Hanya ada barang-barang bekas yang tidak terpakai, bau busuk yang menyengat di ruangan itu sungguh mengganggu.

//Branggg

Suara pintu besi yang mereka lewati tadi tertutup. Kedua lantas menuju pintu itu mencoba membukanya namun nihil. Pintu itu terkunci.

"Sialan. Lepaskan kami!!" Teriak Jaemin.

"Ternyata kalian adalah penghalang rencana ku!" Ucap pria tua yang diketahui adalah Lee Donghae.

"Apa yang kau lakukan bajingan!" Jeno terbawa emosi, sial ini jebakan!

"Kau mengumpat pada ayahmu? Dasar tidak tau diri."

"Lepaskan kami tua!" Serkas Jaemin.

"Jangan banyak bicara anak-anak. Cukup ucapkan 'Selamat tinggal Huang sialan Renjun'."

Kedua pasang bola mata itu membulat sempurna saat nama Renjun di ucapkan oleh pria tua itu.

"Apa yang kau lakukan bangsat!" Jaemin menendang-nendang pintu besi itu.

[✓] HITMAN | NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang