bagian : 14

2.8K 342 0
                                    


Jaemin dan juga Jeno tiba di rumah pertama di bagian perumahan itu. Keduanya saling bertatapan ragu saat ingin mengetuk pintu.

"Disini daerah yang aman jadi tidak apa-apa ketuk lah" ucap Jaemin.

Tok tok tok

Jeno mengetuk pintu dengan pelan. Belum ada sahutan dari dalam rumah.

Tok tok...

//Klek

Pintu terbuka dan menampilkan pria manis yang berpakaian santai.

"Ada yang bisa di bantu?" Tanya pria itu yang di ketahui adalah Winwin si pemilik rumah.

"Kami ingin bertanya, apakah ada anak berumur sekitaran enam belas tahun yang kemari?" Tanya Jaemin to the point.

"A-anak? Ti— tidak ada anak-anak disini" Jawab Winwin gugup. Jujur saja ia berniat mengadopsi Renjun. Dan apakah yang dua orang itu maksud Renjun? sekarang dua orang ini akan mengambil Renjun?

Jeno yang melihat kegugupan dari wajah pria itu lantas curiga.

"Saya tidak bermain-main bisakah anda jawab dengan benar?!"

Winwin terlihat sangat gugup ia hendak menutup pintu tetapi Jaemin segera menghalangi nya.

"TIDAK ADA ANAK DISINI!!" Jerit Winwin membuat sang suami datang menghampirinya.

"Ada apa sayang?" Tanya Yuta pada sang istri.

"Mereka mencari anak disini, dan di sini tidak ada anak kan?" Winwin menatap suaminya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kami hanya bertanya jika ada anak yang kemari" Ucap Jeno.

"Ada, disini ada anak ia baru datang tadi pagi, ia meminta tolong pada istriku saat ia di kejar oleh orang yang menculik nya" tutur Yuta membuat sang istri membulatkan matanya lebar.

"Tidak, sayang aku ingin injun disini hiks jangan biarkan dia pergi, biarkan aku merawat nya, kumohon hiks" Winwin menggenggam jemari suaminya kuat.

"Sayang, mereka ini pasti keluarga nya, jangan seperti ini" kata Yuta, ia mengusap punggung istrinya.

"Dimana ia sekarang?" Tanya Jaemin.

"Ia sedang tidur, karena baru saja selesai makan siang tadi"

"Mohon maaf sudah merepotkan Anda"

"Tidak apa-apa, mari masuk" Yuta mengantar Jaemin dan juga Jeno ke kamar miliknya.

"Ia disana" tunjuk Yuta pada Renjun.

Jeno dan juga Jaemin mendekat ke arah ranjang.

"Renjun? Bangun ini Daddy dan juga Hyung" ucap Jeno ia menaruh telapak tangannya di pipi gembil milik Renjun. Renjun terusik dan membuka matanya.

"Daddy... Hyung..."

"Ayo kita pulang" ucap Jaemin.

Sementara di sisi lain Winwin melihat itu dengan tatapan sendu, ia ingin bersama dengan Renjun lebih lama, ia menyukai Renjun karena anak itu benar-benar manis dan menggemaskan, ia ingin merawat Renjun, ia ingin memiliki anak.

"Sabar sayang, tuhan pasti akan memberikan kita keturunan"

"Tapi ini sudah lama sekali, aku menantikan nya" air mata Winwin keluar dengan deras.

"Mungkin belum waktunya, jika kita sudah di takdirkan untuk mendapatkan keturunan pasti kita akan mendapatkan nya, entah itu cepat maupun lama" kata Yuta.

"Paman, bibi, terimakasih sudah menolong Renjun, ini, sebagai ucapan terimakasih saya" Jaemin memberikan tiga amplop yang terlihat sangat tebal.

"Tidak perlu, aku hanya ingin meminta satu hal" ucap Winwin.

"Apa itu" tanya Jeno.

"Bisakah aku memeluk Renjun, kumohon sekali saja"

"Tentu saja boleh" ucap Renjun, ia mendekat dan memeluk erat Winwin "bisakah kita sering bertemu?" Tanya Renjun pelan.

"Tentu saja bisa, kita akan sering bertemu" Winwin tersenyum bahagia mendengar permintaan Renjun.

"Daddy berikan nomor ponsel mu pada Hyung ini" Jeno mengambil ponsel nya dan memberikan nya pada Winwin agar Winwin memasukkan nomor ponselnya.

"Terimakasih banyak"

"Baiklah kalau begitu kami permisi" ucap Jaemin.

"Dah Hyung" Renjun melambaikan tangan nya ke arah Winwin. Winwin ikut melambaikan tangannya.

Setelah kepergian Renjun dan juga Jeno, Jaemin. Winwin menatap juga dengan tatapan sedih.

"Kau dengar tadi? Injun meminta agar aku dengan dua sering bertemu, aku senang sekali"

"Ya dan aku akan menemanimu untuk bertemu dengannya." Kata Yuta.

🍂🍂🍂

Malam ini Jeno dan Jaemin mengantar Renjun ke mansion Huang, untuk berjaga-jaga saja, karena Donghae sudah mulai beraksi.

Jeno, Jaemin dan juga Guanlin tengah berbicara di ruang tamu.

"Aku akan mengawasi si tua bangka itu." Ucap Jeno.

"Ya, jangan sampai dia kembali berbuat seperti kemarin." Sahut Jaemin.

"Aku akan turun tangan jika dia sudah berlebihan, aku tak segan menghancurkan nya." Timpal Guanlin.

Ia berjanji jika terjadi sesuatu dengan Renjun maka ia akan membalaskan dua kali lipat dari apa yang orang itu perbuat.

Setelah itu Jeno dan Juga Jaemin pergi dari sana.

Guanlin melangkah menuju kamar Renjun, untuk memastikan anak itu sudah tidur atau belum.
Dan ternyata belum.

"Hey kenapa belum tidur?"

"Injun sedang menunggu Alen." Kata Renjun. Guanlin mendekat dan ikut duduk di atau ranjang.

"Mau tidur dengan Hyung?" Renjun mengangguk antusias.

"Yasudah, tapi di kamar Hyung ya." Renjun kembali mengangguk.

"Tapi gendong." Ucap Renjun dan merentangkan kedua tangannya. Dengan senang hati Guanlin menggendong nya.

Sesampainya dikamar milik Guanlin, ia segera membaringkan tubuh Renjun, kemudian ia menuju, closet untuk mengganti pakaian tidur.

Setelah selesai, Guanlin kembali ke ranjang dan ikut tidur bersama Renjun.

"Humm, Alen wangi." Ucap Renjun.

"Wanginya wangi pria, tidak seperti mu wangi bayi." Ledek Guanlin.

"Ishh Alen!" Kesal Renjun.


TBC

[✓] HITMAN | NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang