bagian : 15

2.4K 310 8
                                    

Hari ini Renjun akan berangkat ke sekolah baru. Beberapa hari lalu ia sudah mendaftar ke sekolah menengah akhir.

MPLS juga sudah selesai dalam tiga hari terakhir, dan mungkin sekarang guru-guru masih memberi waktu untuk siswa agar saling mengenal.

Renjun di antar oleh Guanlin, mereka menggunakan mobil Alphard yang Guanlin beli untuk Renjun.

"Apa kau sudah menemukan teman?" Tanya Guanlin.

Renjun menggeleng. "Belum." Jawab Renjun.

"Mau ditemani sampai mendapat teman?"

"Tidak usah, Injun akan mencari sendiri."

"Ingat kan apa yang sering aku katakan?"

Renjun mengangguk. "Jangan mudah percaya sama orang, dan harus berhati-hati, jangan menerima permen dari seseorang, jika orang itu memaksa ambillah tetapi jangan di makan, hati-hati dalam memilih teman." Renjun mengucapkan apa yang sering Guanlin katakan padanya.

"Sekarang kita sudah sampai."

Keduanya sama-sama keluar dari mobil.

"Nanti kau di jemput oleh Hyunjin."

"Memangnya Alen mau kemana?"

"Ada urusan, anak kecil tidak boleh tau."

"Baiklah, dadah Alen." Renjun berlari memasuki gerbang sekolah.

🌱

S

aat ini Renjun sudah berada di dalam kelas, ia belum mendapatkan teman dan tidak ada juga yang mengajaknya mengobrol.

Ia hanya duduk diam sembari menanti guru yang akan masuk. Beberapa menit kemudian guru datang.

"Pagi anak-anak, saya sir Jungkook dan saya akan menjadi wali kelas kalian, dan saya mengajar pelajaran bahasa Korea."

"Silahkan perkenalkan nama kalian satu persatu."

Saat anak-anak lain memperkenalkan diri mereka kelas masih aman tetapi berbeda saat Renjun yang memperkenalkan diri....

"Perkenalkan saya Huang Renjun dan say—" Ucapannya terpotong oleh salah satu murid perempuan.

"Huang? Apa kau dari China?"

Renjun mengangguk.

"Woah, kupikir keluarga Huang sudah tewas semua, ck ternyata masih tersisa kau, teman-teman kalian dengarkan aku, keluarga pria itu adalah pembunuh!"

Renjun mematung di tempatnya.

"Tidak!! Kami bukan pembunuh!" Jerit Renjun.

"Ayahmu pembunuh!"

"Diam!! Saya menyuruh kalian untuk memperkenalkan diri bukan berdebat seperti ini." Bentak Sir Jungkook.

Semuanya terdiam. Sedangkan Renjun matanya sudah berkaca-kaca tetapi ia tidak membiarkan air mata itu jatuh.

'ini baru sehari, kenapa semua orang menuduhku seperti itu, ayah bukan pembunuh itu semua tidak benar, ayah injun orang baik.'

'injun takut tidak akan memiliki teman.'

"Pelajaran pertama akan saya mulai."

"Lihat saja aku akan memberinya pelajaran."

"Ia aku juga, aku kesal karena pasti banyak orang yang menjadi korban ayahnya."

"Kita harus membuatnya menderita."

Renjun dapat mendengar ocehan murid-murid itu, ia menutup telinganya dan mulai gelisah.

"DIAM!!" Jerit Renjun sembari terisak.

"AYAH INJUN BUKAN PEMBUNUH HIKS BUKAN!" Tangan mungilnya menutup telinga dengan erat.

"Astaga Renjun! Kau kenapa?" Tanya sir Jungkook, ia datang menghampiri Renjun yang terisak di bangkunya.

"Orang-orang itu berkata bahwa ayah injun pembunuh, padahal bukan! Itu semua tidak benar sir." Ucap Renjun.

"Kau ikut dengan saya dulu." Ucap sir Jungkook, ia membawa Renjun keluar dari kelas, karena jujur ia juga terkejut dengan anak itu, ia mengenal salah satu keluarga Huang.

Sesampainya di ruangan milik sir Jungkook, Renjun diberikan air putih dan di tenangkan.

"Kau punya nomor ponsel orang terdekat mu?" Tanya Jungkook. Renjun mengangguk.

Ia mengambil kertas yang ada di saku kemeja seragamnya. "Ini nomor ponsel Alen Hyung."

"Alen?"

Sir Jungkook mengambil kertas itu dan menyalin nomor telefon itu di ponsel nya.

"Halo? Maaf mengganggu saya dari pihak sekolah sekaligus wali kelas Renjun." Ucap Sir Jungkook.

"Tidak masalah, apa ada sesuatu yang terjadi pada Renjun?"

"Ya, teman-teman kelas mengejeknya dan mengatakan bahwa ayahnya pembunuh, jadi saya minta tolong untuk menjemput Renjun, bawa dia pulang dulu."

"Baiklah saya akan kesana."

Tut

"Sebentar lagi akan ada yang menjemputmu."

"Alen?"

"Iya."

Lima menit kemudian Guanlin datang, Renjun langsung menyambutnya dengan pelukan kemudian menangis di pelukan Guanlin.

"Guanlin?"

"Hiks Alen, injun tidak mau sekolah disini, mereka jahat mereka menuduh ayah, mereka bilang hiks ayah pembunuh padahal bukan, mereka mengatai bahwa smeua keluarga injun pembunuh hiks itu tidak benar." Adu Renjun pada Guanlin.

"Tenanglah tidak ada yang akan mengganggumu lagi, akan aku buat mereka tidak menuduh seperti itu."

"Kami akan mengontrol para murid untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi." Ucap Jungkook.

"Jungkook?"

"Woah, kau sudah menjadi guru ternyata." Ucap Guanlin.

"Haha iya, kau taukan bahwa ini adalah keinginan ku?"

"Ya, kalau begitu selamat."

"Dan tolong katakan pada kepala sekolah disini untuk mengontrol para murid yang ada di kelas mu itu, jika tidak aku akan menarik seluruh saham Huang yang ada di sekolah ini. Dan menghentikan seluruh donatur sekolah ini."

Jungkook tidak akan melupakan bahwa mendiang Huang Chanyeol itu memiliki kekuasan terbesar sedunia. Dan Guanlin ini adalah orang terpercaya di keluarga Huang.

"Baik saya akan mengatakan itu pada kepala sekolah."

"Renjun akan saya bawa pulang."

"Iya."

"Sir Injun pulang dulu ya, terimakasih."

"Iya sama-sama."

TBC

[✓] HITMAN | NorenminWhere stories live. Discover now