9.......

4.1K 488 46
                                    




🐺🦋

||Jeongharu Area||
~~~~~~~~~~~~~~














"Aaaa! L-lepas "

"Argh! Shh s-sakit"

"Lepasin bangsat sakit!"

"ARGH! Hiks Jeongwoo ampun" 

Isakan mulai terdengar.

Ringisan serta rintihan yang pilu begitu terdengar parau saat ketika rahang si empunya dicengkram kuat, lalu beralih pada lehernya yang dicekik sangat kuat membuatnya tidak bisa bernapas dengan wajah yang semakin memerah padam.

Sedangkan yang menyiksa, tidak memberikan sedikit saja kelonggaran agar tidak merasakan kesakitan yang luar biasa bagi Haruto. Sejahat apapun keluarganya pada dirinya tidak akan pernah sampai menyiksa fisik seperti yang tengah Jeongwoo lakukan saat ini.

"Hiks Jeong-woo am-pun sa-kit le-pasin " Mohon Haruto dengan terbata, tenggorokannya tercekat karena pernapasannya terganggu.

Memberikan tatapan tegasnya, Jeongwoo semakin menghimpit Haruto pada dinding "Kenapa gak patuh, hm?"

Cairan bening berderai sangat deras dipelupuk mata Haruto "Ma-maa-aaf...." Sungguh berucap satu katapun ia tidak sanggup.

"Lain kali, gue gak segan buat bikin lo jera" Setelahnya, tubuh Haruto merosot setelah cekikan pada lehernya dilepas Jeongwoo. Sebelum meninggalkan tubuh ringkih itu Jeongwoo menyempatkan diri untuk menendang perut Haruto dengan kakinya.

Blam!

Pintu kamar yang tidak pernah dihuni Jeongwoo selama ini ditutup dengan keras, di apartnya terdapat dua kamar yang satunya tidak pernah Jeongwoo tempati sekalipun. Hanya terdapat satu gitar yang begitu usang serta lampu untuk menerangi dalam ruangan tersebut.

Tapi, semenjak mengurung Haruto lampunya ia ambil dan pintunya pun ia kunci. Ketika amarahnya sudah reda, biasanya Jeongwoo akan mengeluarkan Haruto dan bersikap lembut kembali layaknya kepribadian yang sangat berbeda. Mungkin saat matanya tertutup, ia berubah menjadi monster yang senang menyiksa manusia.

"Hiks Kak Ochi tolong Haru hiks Haru takut " Haruto memeluk kedua lututnya yang ditekuk karena ruangan ini sangat gelap gulita, tidak ada pencahayaan sama sekali. Juga suara tangisnya yang menggema membuatnya semakin merinding ketakutan.

"Mama Papa hiks Haru takut banget tolongin Haru hiks "

"Haru benci! fisik Haru dapet luka hiks Haru juga benci sama yang buat tubuh Haru terluka hiks "

"Haru mohon jemput Haru...... " Kemudian, ia memejamkan matanya karena lelah sudah menangis begitu lama.

Setiap kali menghukum Haruto dengan mengurungnya di kamar gelap yang tidak terpakai serta tidak dihuni tuannya itu, selama ini Jeongwoo berdiam diri di depan pintu hingga amarahnya reda sepenuhnya juga tangisan Haruto yang tidak terdengar lagi.

Selain mendengar tangisan Haruto, telinga Jeongwoo juga bisa menangkap semua lirihan Haruto yang begitu pilu. Mendengarnya, membuat hatinya ikut sakit tapi ia tidak mengerti pada tindakannya yang sudah seperti kriminal.

Padahal, ia pernah berjanji untuk menganggap Haruto layaknya barang yang sangat rapuh, jika saat tersentuh sedikit saja maka akan terpecah. Seharusnya ia menjaga serta melindungi Haruto tapi, kenyataannya tangan sialan ini bagaimana bisa hampir membunuh seseorang yang mungkin akan menjadi belahan jiwanya. Ia menatap penuh benci pada kedua tangannya yang terangkat di udara.

He's My EnemyМесто, где живут истории. Откройте их для себя