10.......

3.9K 469 33
                                    

Yo gaes, sowry kemaren bukan maksud gue php-in kalian pada nih, kgak jdi triple up. Ini kan, tiap up ulang gue ngerevisi setiap ch-nya ngedadak ye kan browh, nah kemaren gue malah ketiduran🥴



🐺🦋

||Jeongharu Area||
~~~~~~~~~~~~~~













Saat ini Jeongwoo memusatkan atensinya pada wajah sumringah yang sedang asik memakan ice cream, ia memang berniat menyeret Haruto ke kedai ice cream langganan Haruto. Namun ada signal bahaya, ia begitu terperangan yang menjurus ke terpesona melihat sisi Haruto yang membuatnya bisa terkena diabetes, dirinya lemah terhadap kegemasan dan sekarang malah disuguhkan secara langsung oleh oknum bermarga Watanabe itu.

"Enak banget ya sampe belepotan gitu?" Tangan Jeongwoo terulur untuk menyeka lelehan ice cream disudut bibir Haruto yang berceceran.

"Hu'um!" Haruto mengangguk riang, ia sibuk menyantap makanan kesukaannya tanpa menoleh pada sekitarnya, begitupun pada Jeongwoo.

Jeongwoo merasa heran, tapi sekarang rasa malu lebih mendominasi begitu menyadari bahwa, mereka masih memakai seragam dan tanpa tau malu Haruto makan dengan ribut sampai kadang beberapa tetesan ice cream mengenai seragamnya.

Padahal sebelum diseret Haruto ganti seragam dulu di sekolah, kan yang sebelumnya sudah basah dan berwarna akibat diguyur minuman berperisa oleh Adik Tingkat. Tapi sepertinya percuma, karena yang tengah dipakai sekarang pun menjadi kotor serta lengket.

Jeongwoo hanya bisa menampilkan senyum terbaiknya ketika beberapa orang memperhatikan mereka berdua dengan tatapan aneh, terutama pada Haruto. Ia tidak habis pikir pada musuhnya yang sedari dulu selalu ribut dengan dirinya dalam hal tidak penting sekalipun, kemana wajah sangar yang bersikap angkuh serta begitu dingin yang biasa ditunjukkan dengan tatapan tajam yang dilayangkan pada Jeongwoo? Seketika lenyap begitu saja semenjak mereka berdua hidup bersama, Jeongwoo pikir mungkin Haruto bersikap seperti itu hanya untuk menjaga harga dirinya.

"Udah abis..." Adu Haruto sembari melengkungkan kedua sudut bibirnya ke bawah, kentara sekali ia sangat sedih karena ice cream-nya sudah tandas, padahal dirinya sendiri yang menghabiskan.

Tangan Jeongwoo terulur lagi, tapi kali ini mengusak surai Haruto "Ya udah, yuk sekarang pulang"

Tidak melawan, Haruto menurut ditarik kembali sampai mereka berdua masuk mobil Jeongwoo "Woo, anterin ke rumah dong, pengen ketemu Mama sama Papa"

Tanpa mengalihkan kefokusannya dalam menyetir, hanya sekilas Jeongwoo menoleh "Lo yakin, ini masih jam sekolah yang ada lo di omel loh kalo ketemu mereka?"

Ternyata Haruto baru sadar, ia memperhatikan penampilannya "Ya lo sih, napa maen bawa gue bolos aja!" Sewotnya begitu nyolot.

"Ya, abisnya tadi lo butuh healing kan dan gue tau healingnya lo tuh makan ice cream" Balas Jeongwoo dengan wajah tanpa dosanya.

Haruto memutar bola matanya malas sembari bersidekap dada–kebiasaan ketika sedang kesal– "Ya udah sekarang kan gue pengen ketemu Mama, apa susahnya sih anterin gue ke rumah keluarga gue?"

"Ck! Lo sih tadi malah bully depan mata gue"

"Oh, jadi lo nyalahin gue gitu?"

Tuh, kan dua remaja ini mulai ribut lagi.

Jeongwoo menghela napas kasar "Bukan gitu, Ru"

Haruto memicingkan matanya ke arah Jeongwoo "Terus apa, lo pikir gue gak paham sama arah pembicaraan lo?!"

He's My EnemyWhere stories live. Discover now