🍒 Kebenaran 🍒

63 16 0
                                    


#AuthorPOV

Alfred menggenggam erat pinggir kertas yang barusan ia terima. "Bunda, semuanya terjawab. Papa akan sangat menyesali karena menaruh curiga kepada bunda." Ucapnya dalam hati.

Dengan langkah ketir, Alfred pergi dari sana. Tujuan pertamanya adalah kediaman Gregory. Mereka harus tahu kalau putri mereka masih hidup.

🍀


Mobil terparkir cantik didepan rumah, Alfred langsung memasuki rumah yang megah itu dengan membawa map berisi surat hasil tes DNA.

"Den, cari non Ziva ya? Non Ziva nya lagi keluar sama den Alex." Beritahu Bi Uum.

"Tante Irene ada bi?"

"Ada, baru aja nyampe bareng tuan besar."

"Kebetulan. Hm, bi bisa toko panggilkan om dan tante. Al ada perlu sesuatu soalnya."

"Iya den, sebentar bibi panggilkan."

Sembari menunggu, Alfred memilih menelfon Alex.

"Halo,"

"Lo bareng Ziva kan?"

"Iya bang, ada apa?"

"Masih lama? Bisa pulang sekarang? Ada yang mau gue omongin."

"Kita pulang sekarang bang."

Tuttt...

"Al? Ada apa sayang?" tanya Irene yang kini tengah menuruni tangga diikuti sang suami dibelakangnya. Wajah tegas Albert, membuat Alfred sedikit gugup saat ini.

"Halo om," sapanya.

"Ada hal penting apa?"

"Sebentar om, nanti Al jelasin. Nunggu Alex dan Ziva, katanya udah dijalan mau pulang."

"Owh, oke. Bi, buatin minum buat Al." Tutur Albert yang kini telah mengambil duduk disalah satu sofa.

"Baik tuan besar." Balas Bi Uum lalu pergi menuju dapur.

"Masih lama? Tante udah penasaran loh ini." Greget Irene.

"Tau tuh, nggak tau aja rasa kepo papa tingkat dewa." Sambung Albert.

"Sabar dulu ya om, tan. Nanti Al sudah jelasinnya kalau harus ngulang sama Alex. Jadi biar sekalian."

Tit...

"Nahh.. Akhirnya," hela Albert mendengar suara klakson dari luar.

Tak lama muncul dua sejoli yang sepertinya habis kencan. Terlihat dari wajah keduanya yang cerah.

"Bang Al," sapa Ziva lalu mengambil duduk disebelah sang abang.

"Mereka udah disini, cepat jelasin. Om udah kelewat penasaran," desak Albert.

Alfred mengeluarkan kertas dari dalam map lalu meletakkannya diatas meja.

"Maaf karena nggak bilang sebelumnya, Al cuman mau sekedar mencari tahu tanpa ada niatan lain."

"Ada apa?" Albert mengambil kertas itu, dan membacanya intens.

Beberapa detik kemudian, Albert menatap lurus kearah Ziva. Membuat semua kebingungan kecuali Alfred tentunya.

"Ada apa pa?" tanga Irene merebut kertas itu.

"Pa..." lirihnya gemetar.

"Om, tante, ada apa?" tanya Ziva heran. "Bang, isi kertas itu apaan sih?" bisiknya kemudian pada Alfred.

I'll be your girlfriendWhere stories live. Discover now