🍒 Just a hug 🍒

52 13 0
                                    



#ZivaPOV

Aku sedikit menggeliat saat mulai menyadari sesuatu menghembus tepat di depan wajahku. Perlahan ku membuka mata dan tampak sebuah karya indah sang Pencipta. Hidung mancung, alis mata lentik dan rahang yang kokoh. Wajahnya begitu sempurna, benar-benar tampan.

Tatapanku salfok pada bibir berwarna merah muda itu, benda kenyal yang dulu membuatku candu olehnya. Ingin rasanya menyapanya detik ini juga, tapi apa boleh buat. Diriku tak boleh berharap lebih.

Deg...

Sebuah tangan merangkul pinggangku didalam selimut. Eh, tunggu... Kenapa dia berada di kamarku? Dan...

Demi keong bersuara kucing Garry! Kenapa dia bertelanjang dada!

Dan...

OH MY GOD!

KEMANA PAKAIANKU?!


🍀

Dia tanpa merasa bersalah berjalan memasuki kamar mandi. Dengan telanjang dada, memamerkan perut sixpack nya. Dihh, dia kira gue tertarik? IYA!
Upss... TIDAK!

"Kak! Jawab Ziva!" Ulangku atas pertanyaan mengapa aku disini dan mengapa pakaian ku ditanggal.

Dia berbalik, "Gue udah bilang tadi, demam lo tinggi dan lo nggak mau minum obat."

"Ya, tapi kenapa kita..."

Alisnya terangkan sebelah, "Just a hug, tidak lebih. Jangan berfikir berlebihan."

"Siapa yang nggak mikir berlebihan kalau liat pakaian yang tergeletak sembarangan kaya tadi ALEX!"

Dia berjalan mendekat dengan langkah lebar, "Siapa yang izinin lo manggil gue gitu? Gue kakak lo!"

"Ck, kita cuman beda 4-5 menitan."

"Tetap aja, gue lebih tua dari lo!"
Tekannya. "Dan mengenai pakaian lo, apa lo mikir gue harus lipetin dulu semalem gitu? Mana kepikiran bego, kalau emang lo mau lebih. Oke! Gue kasih!"

Cupp...

"Aa--"

Cupp...

Gue dengan susah payah mendorong Alex yang menciumku. Apa dia gila? Kenapa dia mencium adiknya sendiri?!

"ALEX BEGO!" makiku saat berhasil terlepas dari pria bangsat itu. Nafasku masih tersenggal, wajahku memerah entah itu karena menahan amarah atau tersipu.

"Kenapa nolak? Bukannya tadi mau?"

"Gila ya lo! Kapan gue bilang mau?! Dasar bajingan!" Dengan langkah lebar aku berjalan keluar dari kamar itu. Masuk kedalam kamar sebelah yang merupakan kamarku.

Ku sandarkan tubuhku pada pintu, memegangi dada dimana jantungku tengah dance didalamnya. Tanganku beralih pada bibir, tanpa sadar senyumku terbit sedikit. Tunggu, apa ini? Kenapa aku jadi senang begini? Apa jangan-jangan...

Plakk...

Auhh...

Bodoh, aku menampar pipiku sendiri dan meringis kesakitan sendiri. "Ziva, ingat. Dia kakak lo! Bukan Alex mantan pacar lo!"

🍀

Cklekk...

Cklekk...

Gue reflek menoleh dong saat pintu sebelah juga kebuka. Dan tatapan kami bertemu, buru-buru ku mengalihkan pandangan ke arah lain.

Dia mendekat, dan aku masih berdiri diambang pintu.

"Udah mendingan?"

"Hm," balasku singkat.

I'll be your girlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang