THE LAST VAMPIRE

10 0 0
                                    

The Last Vampir
by Ayana Park

~


Awal pertemuan.

Musim dingin, musim di mana semua pekerjaanku menjadi sangat sulit. Berkebun sudah tidak bisa karena tanahnya sudah tertutup oleh salju. Begitu juga dengan beternak, yang mana rumput-rumput sulit dicari untuk makanan binatang-binatang ternak milikku.

Hai, perkenalkan namaku Syakira Omara, gadis pemilik peternakan di desa ini. Aku tinggal bersama Nenek dan Kakekku di pinggiran desa. Berkebun dan beternak adalah hal yang kami lakukan untuk bisa bertahan hidup. Tapi sekarang, saat musim dingin telah tiba, agak sulit untuk berkebun dan memberi makan ternak. Apalagi sekarang hewan peternakan banyak yang mati tidak wajar, dan kondisinya selalu sama, tampak seperti kehabisan darah.

Malam ini, aku berniat akan tidur di peternakan untuk mengetahui apa penyebab dari kematian hewan-hewan ternakku, apa jangan-jangan ulah serigala dari hutan yang menyerang? Tapi kalau memang serigala yang melakukannya, kenapa bangkai hewannya tidak tercabik-cabik? Atau jangan-jangan perbuatannya Vampir yang Kakek ceritakan? Ahh mana mungkin ada Vampir di dunia ini. Itu hanya cerita yang diciptakan oleh orang-orang dulu saja. Iya, kan?

***

Malam pun tiba, aku sudah diam di sini selama dua jam. Tidur di atas tumpukan jerami bersama dengan Jack—anjing peliharaanku, hahaha. Aku takut tidur sendirian tahu.

Gelap adalah yang menggambarkan keadaan saat ini. Semua sumbu lampu sudah aku matikan sejak satu jam yang lalu, dan tanpa ada penghangat ruangan. Jujur di sini sangat dingin, hufhh. Ini karena makhluk itu aku rela-relaan tidur di tempat seperti ini di musim dingin. Untungnya ada selimut yang di pinjamkan Nenek, setidaknya rasa dingin tidak terlalu menusuk kulitku.

Kriet…

Suara pintu gerbang terbuka? Tunggu, sejak kapan binatang bisa membuka pintu? Kuintip dari balik tumpukan jerami dan di sana, aku melihat seorang laki-laki berpakaian rapi tengah mendekati seekor sapi. Mengapa orang seperti dia ada di sini? Meski gelap namun cahaya bulan masuk dari sela-sela atap dan gerbang yang terbuka sehingga aku dapat melihat perawakan orang itu.

Lama kuberdiam memperhatikan. Orang itu ... menghisap darah dari sapi? Apa? Bagaimana bisa? Apa dia benar-benar Vampir?

Hik hik ... aukkk ….

Anjing sialan, mengigau di waktu yang tidak tepat. Sosok itu berhenti dari kegiatannya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah tumpukan jerami yang saat ini menjadi tempat persembunyianku. Matilah aku.

Tap ... tap ....

Langkah kakinya terus terdengar hingga suaranya berhenti tepat di belakang tumpukan jeramiku.

"Ingin kau yang keluar, atau aku yang ke sana, Nona?" Suara dingin itu brrrr, mengerikan.

Dengan terpaksa aku berdiri menghadap ke belakang, tepat menghadap kepada dirinya. Meskipun gelap, dapat kulihat bahwa ia memiliki wajah yang rupawan, dan gigi taring yang lumayan panjang serta tajam.

"Hem ... kau ini makhluk apa, Tuan?" Bukannya menjawab pertanyaanku, ia hanya terkekeh. Ck menyebalkan.

"Bukankah dengan melihat apa yang terjadi tadi kau bisa menebak aku ini apa?" Kau Vampir. Aku tahu itu. Lihat, dia terkekeh lagi.

"Ya kau benar aku Vampir, Nona." Tunggu, apa? Dia membaca pikiranku?

"Kenapa kau kemari? Maksudku kenapa kau meminum darah binatang ternak milikku?" Aku bertanya dengan memberanikan diri. Dia tersenyum tipis, senyum yang rupawan. Eh?

Antologi : Vampire MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang