UNDER THE LIGHT OF A PURPLE LUNAR ECLIPSE

4 0 0
                                    

UNDER THE LIGHT OF A PURPLE LUNAR ECLIPSEby Oliviabee

~


Dahulu kala disebuah wilayah, berdirilah sebuah kerajaan yang terletak di antara dua pegunungan. Kerajaan ini bernama Kerajaan Edelweis. Dinamakan Edelweis karena banyaknya tanaman bunga edelweis yang tumbuh mengelilingi kerajaan. Hal itulah yang menjadikan edelweis sebagai ciri khas kerajaan. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang Raja yang bernama raja Leonard Hamington dan seorang ratu yang bernama ratu Isabella Roline. Ratu Isabella terkenal akan kecantikan yang tiada tandingannya. Kecantikannya digambarkan oleh orang-orang seperti batu safir biru. Sang raja dan ratu memiliki seorang putri kecil yang masih berumur satu bulan bernama Selene Hamington. Nama Selene ini diambil karena saat kelahirannya bertepatan dengan gerhana bulan. Namun dibalik keindahan itu semua, kerajaan ini menyimpan sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh raja dan ratu saja. 

Suatu malam di saat semua orang yang berada di kastil sedang tertidur lelap,  seorang wanita paruh baya bercadar hitam mengendap-endap di dalam kegelapan,  masuk ke dalam kamar Sang raja dan ratu. Ia mendekati Putri Selene yang sedang tertidur lelap dan ingin membawanya pergi. Namun, hal itu gagal karena raja dan ratu terbangun dari tidurnya. Di malam itu juga, terjadilah sebuah pertikaian yang menewaskan Sang raja dan ratu. Alhasil, wanita paruh baya itu berhasil membawa kabur sang putri. Berita ini telah menyebar ke seluruh penjuru negeri hingga  terdengar ke kerajaan lain. Tanpa diduga, penculikan ini juga terjadi di dua belas kerajaan lainnya dengan wilayah yang berbeda-beda pula. Panglima kerajaan dan prajurit lainnya sudah dikerahkan, namun mereka sama sekali tidak bisa menemukan wanita bercadar hitam itu.

Dua belas tahun telah berlalu semenjak kejadian itu. Putri Selene sudah tumbuh menjadi seorang remaja yang cantik, pintar, dan sangat aktif. Saat ini Putri Selene tinggal di sebuah pondok bersama dengan seorang wanita yang ia sebut ibu dan juga bersama teman-teman lainnya. Suatu  ketika. “Selene sayang, tolong petikkan Ibu sekeranjang apel di kebun belakang, ya?” pinta sang Ibu. Selene segera mengambil keranjang apel dan bergegas ke kebun untuk memetik sekeranjang apel merah segar.

Saat sedang memetik, samar-samar terdengar suara gaduh dari dalam pondok. Selene yang penasaran langsung berlari ke dalam pondok untuk memastikan apakah semuanya baik-baik saja sambil membawa sekeranjang apel. Akan tetapi saat pintu terbuka, ia hanya menemukan teman-temannya yang sudah terkapar di lantai pondok dengan darah yang keluar dari leher mereka serta seringaian mengerikan dari sang ibu. Kaki Selena bergetar ketakutan sampai-sampai ia menjatuhkan sekeranjang apel ditangannya “Bagaimana Selene, sudah kamu petik apel merah segarnya sayang?” tanya sang Ibu sambil tersenyum ke arah Selene.  Selene yang sudah tidak bisa berkata-kata lagi hanya bisa terdiam melihat teman-temannya yang sudah tergeletak lemas di atas lantai yang dingin. Ia masih tidak percaya bahwa sang Ibu lah yang membuat teman-temannya menjadi seperti itu. “Selene! Lari! Cepat lari!” teriak Harry dengan  sekuat tenaga yang langsung menyadarkan Selene dari lamunannya. Dengan hati-hati, Selene perlahan melangkah mundur, akan tetapi sang Ibu yang menyadari hal tersebut hanya tersenyum dan perlahan mendekat ke arah Selene. Sang Ibu membuka sebuah portal dan kemudian menggenggam tangan Selene.  “Selene! Cepatlah lari!” teriak Jason yang sudah hampir hilang kesadaran. Saat Selene ingin berlari, sang Ibu langsung menyeretnya masuk ke dalam portal itu. Selene berusaha untuk terlepas dari genggaman sang ibu, namun usahanya gagal. Selene pun menghilang dalam sekejap terhisap masuk kedalamnya. “TOLONG!” mohon Selene.

Delapan tahun kemudian, sekelompok orang berjubah hitam datang ke sebuah kedai antik  untuk meminta bantuan kepada seseorang. “Akan kubayar sebanyak yang kau inginkan, dengan syarat kau harus kirim kami ke dunia itu,” tawar Jack. “Aku bukan mata duitan,” ucap Kakek tua tersentum sinis. Angin berhembus tak kencang saat mantra sihir diucapkan oleh sang Kakek tua dan seketika terbukalah sebuah portal. Jack dan yang lainnya langsung masuk ke dalam portal tanpa mengucapkan terima kasih. “Dasar anak muda,” gumam sang Kakek.

Di sinilah mereka sekarang, sebuah negeri yang bahkan mereka tidak ketahui. Tujuan mereka kali ini adalah untuk menemukan saudara mereka yang hilang delapan tahun yang lalu, yaitu Selene. Saat sedang berada di tengah kerumunan, mereka melihat arak-arakan yang sepertinya berasal dari sebuah kerajaan. Saat arak-arakan tersebut lewat di depan mereka, Jack dan lainnya melihat seorang gadis cantik dengan rambut panjang digerai berwarna hitam pekat dengan tiara di atas kepalanya. Namun, aura yang dipancarkan oleh gadis itu sangat suram dan gelap.

Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke kuil terdekat. Namun, di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang gadis yang mereka temui tadi. Tiba-tiba saja gadis itu menyerang mereka karena ada yang mencurigakan. Bukan Jason namanya jika tidak bisa melawannya, bahkan sampai membuat gadis itu pingsan seketika. Mereka membawanya kesebuah kuil besar yang terletak di dalam goa. Sang Kakek, Jason, dan yang lainnya  mencoba untuk mencaritahu siapakah gadis ini dengan melihat masa lalunya. Betapa terkejutnya mereka bahwa saudara yang mereka cari selama ini adalah gadis yang menyerang mereka. Mereka melihat semua kejadian yang dialami Selene selama delapan tahun semenjak kejadian itu dan menangis di buatnya. Dalam penerawangan mereka, Selene disiksa dan dijadikan wadah iblis oleh ibu mereka dahulu.

Selene tersadar  saat itu juga Selene tersadar bahwa mereka adalah teman-temannya saat di Pondok dahulu. Selene menceritakan semua apa yang terjadi saat dirinya masih belum diambil alih oleh iblis. Akan tetapi, saat mereka sedang bercerita tiba-tiba datang seorang wanita paruh baya yang tidak lain dan tidak bukan adalah ibu mereka yang ingin mengambil balik Selene. “Sebenarnya apa maksudmu menculik Selene? Cepat katakan!” tanya Freya dengan emosi yang memuncak. “Kau ingin tahu? Aku menculiknya untuk kujadikan wadah roh Ibuku buat menguasai dunia. Oh iya, asal kalian tahu bahwa aku jugalah yang menculik kalian semua saat bayi untuk kujadikan pengikutku, tapi sepertinya gagal,” ucap ibu yang membuat mereka semua naik pitam. “Kebetulan sekali kalian ada di sini, sebentar lagi adalah upacara gerhana bulan yang kutunggu-tunggu. Roh Ibuku akan kekal di dalam tubuh gadis itu,” jelas Ibu panjang lebar. “Sepertinya ramalan itu benar-benar akan terjadi,” gumam sang Kakek yang masih dapat didengar yang lain. “Maksudmu ramalan apa kek?”, tanya Sofia. “Dahulu ada sebuah ramalan yang menyebutkan bahwa seorang dewi berdarah biru dan ketujuh pangeran berdarah dingin bersatu untuk mengalahkan sihir ilmu hitam yang disegel oleh para leluhur. Gadis itu adalah Selene dengan ketujuh pangeran tersebut adalah kalian Harry, Jason, Arthur, Jack, Jhonny, Alvin, dan Ray,” jelas sang Kakek. Mendengar hal itu mereka sangat tercengang.

Gerhana bulan pun dimulai. Penyihir yang mereka sebut Ibu itu memanggil roh kegelapan dan mulai menyerang mereka. Dengan kekuatan masing-masing, mereka mencoba untuk mengulur waktu. Saat gerhana bulan akan berakhir, roh tersebut tidak punya pilihan lain dan berakhir masuk ke dalam tubuh wanita paruh baya itu. Iblis itu telah mengambil alih tubuh si penyihir dan menjadi abadi. Di saat mereka semua lengah, Selene memanfaatkannya untuk mengumpulkan seluruh kekuatannya dan mengalahkan sang iblis.

Di saat Selene melepaskan kekuatannya, keluarlah sebuah cahaya biru menyelimuti tubuhnya. Di saat yang bersamaan muncul sebuah tanda bulan sabit pada keningnya. Teman-temannya yang menyadari itu pun diam-diam menyalurkan kekuatannya dan terhubung satu sama lain. Saat sang iblis lengah, Selene mulai menyerangnya. Seketika bulannya berubah menjadi warna ungu menyala. Si iblis merasakan tubuhnya terbakar dan sedikit demi sedikit hangus menjadi abu.

Gerhana bulan pun berakhir dan kegelapan pun ikut berakhir. Setelah kejadian itu, mereka semua pulang ke dunia asli mereka. Satu per satu terungkap sudah jati diri mereka dan kembali ke rumah masing-masing. Suatu hari, Selene mencoba untuk pulang ke kerajaannya. Sesampainya Kerajaan Edelweis, Ia dijadikan seorang Ratu karena semenjak kematian kedua orang tuanya tidak ada yang berani untuk menduduki tahta Raja dan Ratu, termasuk saudaranya sekalipun.


-The End-


Tentang penulis :

Oskha Mutiara Nesia, lahir di Sleman, 23 Agustus 2004. Menulis adalah seni, imajinasi, pemikiran, dan pengalaman yang kita tuangkan pada selembar kertas kosong yang kemudian dijadikan sebuah karya baru . Selain menulis, ia sangat suka dunia fotografi, menggambar, dance, membaca novel, dan cerpen. Hobi menulis yang ia tekuni akhirnya membuahkan sebuah cerpen berjudul “UNDER THE LIGHT OF A PURPLE LUNAR ECLIPSE”. Akun instagramnya @oskha.nes

Antologi : Vampire MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang