4

1K 63 11
                                    

CERITA INI FIKTIF BELAKA









































...

Naruto memasuki kelasnya dengan hati senang, riang gembira. bagaimana tidak senang, kemarin dia menghabiskan waktu berdua dengan calon istri- uhuk, maksudnya Honami.

sepanjang koridor tadi, dia terus tersenyum agar bisa berbagi kebahagiaan dengan orang lain. namun, sayangnya orang lain tidak berpikir demikian.

"dia gila, yah?" bisik salah satu murid.

"emangnya sejak kapan dia waras?" balas yang lain.

semuanya ikut berpikir.

"lah iya"

tapi Naruto tetaplah Naruto, mana mungkin dia mempedulikan gunjingan semut di bawah kakinya. selama hidupnya tidak di ganggu, Honami tidak di rebut, uang jajannya masih jalan. yang lain mah belakangan. yang penting happy dulu.

toh, mendengar omongan orang lain tidak akan membuatnya sukses.

"OI, KIYOPON" teriakan Naruto menggema di penjuru kelas. semua yang lagi sibuk urusan masing-masing terkejut dengan teriakan Naruto.

Kenji yang ikut menjadi salah satu orang mengusap telinganya karena berdengung. salah Naruto, teriakannya udah kayak orang tinggal di hutan.

"Naruto, temee. kau mau membuatku tuli, yah?" Kanji meraih kerah seragam Naruto dan mengguncangnya.

Naruto hanya tersenyum tengil, "santai dong mas bro, kalau kau tuli ke dokter aja. nanti aku yang bayar"

karena hari Naruto senang, rasanya dia ingin berbagi dengan orang sekitarnya. benar-benar yang laki-laki yang sangat patut tidak di contoh (dalam hal buruk).

"sudah, nanti kau ikutan gila" Haruki menarik bahu Kanji agar melepaskan Naruto.

Kanji menurut.

Naruto menaikkan sebelah alisnya, dia memperbaiki kerah seragamnya yang sedikit kusut.

"kayak kalian waras aja. kalian lupa, dua hari yang lalu- hmpsph"

Kanji dan Haruki kompak menutup mulut ember Naruto. dia tau apa yang ingin Naruto katakan, tentu saja rahasia mereka.

sebagai laki-laki, Kanji dan Haruki mempertahankan harga dirinya. tidak elit jika Naruto membeberkannya, apalagi di hadapan teman kelasnya.

"mau ngomong apa, hah? diem"

Kanji menekan tangannya pada mulut Naruto, agar tidak membuatnya bicara.

"huss-husshhh"

Kiyotaka yang memperhatikan dari jauh menghela nafas panjang, belum apa-apa dia sudah merasa lelah.

"oi-oi, Namikaze udah kayak orang sekarat"

"Kanji-kun, Yamauchi-kun, lepaskan Namikaze-kun sekarang. dia tidak bisa bernafas" Hirata Yōsuke -ketua kelas dari kelas D- ikut turun tangan. bisa gawat jika ada mati di kelasnya.

Kanji dan Haruki melepas cekalan tangannya dan menjauh dari Naruto yang kini mangap-mangap mengambil udara di sekitarnya dengan rakus.

"KURANG AJAR, KALIAN MAU BIKIN AKU JADI ALMARHUM?" Naruto misuh-misuh setelah paru-parunya sudah bekerja dengan baik.

Kanji dan Haruki nyengir tidak bersalah, merasa bahwa tidak aman. mereka segera ngacir keluar dari kelas. Naruto udah kayak raja hutan yang kehilangan mangsanya.

Fauteur de troublesWhere stories live. Discover now