8

1.2K 63 19
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA
































































...

Suasana hari ini cukup panas, matahari masih menyinari bumi di siang hari hari. suhu mengikuti suasana siang ini. namun, suhu dingin terasa sangat menusuk kulit di ruangan konseling milik sekolah.

Alasannya, Minato mendinginkan ruangan ini dengan sikap dinginnya yang seperti mengibarkan bendera perang.

Naruto menatap ayahnya dengan cemberut, tidak suka dengan sikap ayahnya yang terlalu protektif padanya.

"daddy, berhentilah. semuanya sudah berlalu" Naruto berusaha menyadarkan ayahnya agar tidak bertingkah berlebihan.

Sayangnya sudah terlanjur, banyak penduduk sekolah terintimidasi karena kedatangan Minato beserta curut-curutnya (anak buah) belum lagi tatapan mereka yang seakan ingin melahap siapapun yang melewatinya.

"daddy melakukan ini untukmu. orang yang sudah melukaimu harus mendapatkan harga yang pantas" Minato berkata dengan nada dingin. tatapannya lurus mengarah pada Sae yang diam dengan keringat dingin.

"uhum" Sae berdehem pelan, berusaha terlihat berwibawa. meski dia sedikit terintimidasi dengan sikap Minato.

Awalnya dia tidak percaya pada perkataan Naruto beberapa waktu lalu tentang ayahnya, tapi melihatnya secara langsung. mau tidak mau, Sae harus mengakuinya.

"Matthew Smith-dono, dengarkan saya–"

"permisi sebentar, madam" Minato memotong ucapan Sae, dia menatap guru muda itu dengan pandangan mengoreksi. "saya berada di Jepang, panggilan 'Matthew Smith' hanya berlaku ketika di negaraku atau bertemu dengan rekan bisnisku. jika berada di Jepang, panggilan 'Namikaze Minato' lebih cocok untuk saya"

Sae tercengang, dia baru mendengar kalimat yang membuatnya terheran-heran dengan tingkah pria dihadapannya. Sae menatap Naruto, menuntut penjelasan.

"daddy seorang otaku. margaku Namikaze karena daddy memaksaku memakainya"

Rahang Sae hampir jatuh.

"satu lagi sensei, marga daddy resmi karena sudah disahkan secara hukum"

Sae tidak bisa berkomentar apapun lagi, sepertinya kalimat 'like father, like son' pantas di sematkan untuk mereka berdua. sama-sama absurd.

Sae berdehem.

"baiklah, Namikaze-dono, saya memanggil anda untuk menjelaskan tentang kasus yang menimpa putra anda" Sae menjelaskan tanpa ditambahi dan dikurangi, sesuai kesaksian Honami dan Naruto sendiri.

"jadi begitulah, saya bermaksud memanggil anda karena kami tidak ingin terjadi kesalahpahaman diantara sekolah dan orang tua murid" Sae mengakhirinya.

Minato memejamkan matanya sejenak, pada dasarnya dia sudah mengerti, dia akan mengambil keputusan ini.

"saya merasa sangat bangga bahwa putra saya bertindak sebagai seorang pahlawan. sebagai seorang ayah, saya bangga tetapi saya juga tidak bisa untuk tidak merasa marah" ucapan Minato yang terasa menusuk membangkitkan aura marah yang dirasakan Sae begitu pekat.

Berbeda dengan Naruto yang memutar matanya malas, dia sudah terbiasa dengan sikap ayahnya yang satu ini.

"saya marah ketika mendengar putra saya terluka, saya ingin protes bagaimana mungkin sekolah yang terkenal elit ini meloloskan siswa yang memiliki kepribadian kriminal?" Minato menatap tajam Sae menuntut penjelasan.

Fauteur de troublesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang