7

978 56 2
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA


























































...

"Checkmate"

"WOAAAHHH!"

Arisu tersenyum seperti biasa, meski sebagian beberapa orang menganggap bahwa itu senyum kemenangan karena dia menang di babak pertama.

Yaps, mereka sepakat untuk melakukan tiga babak dalam pertandingan ini. Arisu nampak memimpin kemenangan di awal.

Arisu memejamkan matanya dengan raut wajah sedikit angkuh, dia sudah memprediksi bahwa kemenangan ada di tangannya.

"lihat Namikaze-kun, kau tidak bisa mengalahkanku" Arisu bergumam dalam hati

Arisu membuka sedikit matanya untuk melihat wajah frustasi Naruto karena kalah. tapi tidak ada tanda-tanda bahwa Naruto terlihat panik atau takut karena kekalahannya.

Naruto tampak berpikir keras dan sesekali menganggukkan kepalanya menatap papan catur setelah Arisu mengalahkannya.

Arisu menyeringai kecil, dia harus memberi pancingan lagi pada Naruto agar laki-laki itu tidak kalah dengan cara yang memalukan (menurutnya)

"Namikaze-kun, menyerah di awal adalah pilihan bagus untukmu. aku sama sekali tidak keberatan" Arisu berbicara dengan tempo lambat namun semakin kuat keangkuhannya.

Naruto menatap Arisu serius, dia menarik nafas sebelum mengeluarkan keputusannya.

"baiklah..."

Seringaian Arisu semakin mengembang.

"...aku berjanji akan mengalahkanmu di dua babak terakhir"

Seringaian Arisu menghilang.

Benar-benar deh laki-laki di depannya ini, selain tukang gombal, dia juga punya kemampuan menjebak orang lain dalam kasus tertentu.

Jika Arisu tidak mengingat posisinya di sekolah, mungkin dia akan melompati Naruto dan mencakar wajah 'sok' gantengnya itu sampai dia puas.

Arisu masih mempertahankan senyumnya, "baiklah Namikaze-kun, kuharap kau tidak akan menyesali keputusanmu" suara angkuh Arisu tidak menghilang.

Naruto mengangguk sebelum berdiri.

"aku harus melakukan sesuatu"

Naruto menggerakkan tubuhnya, melakukan pemanasan.

"lo ngapain?" Kiyotaka bertanya dengan heran.

Naruto tidak berhenti, "biar gue bisa berpikir strategi yang tepat mengalahkan Loli-chan"

Arisu menatap Naruto kosong, sudah tidak bisa berkomentar dengan tingkah absurd Naruto.

"apa hubungannya, ogeb"

Naruto selesai melakukan pemanasan, dia memandang Kiyotaka, kedua tangannya berada di atas pinggang.

"lo mana ngerti sih yang beginian. pokoknya lo diem aja dan dukung gue" Naruto menunjuk dadanya.

"lah ngatur"

"lo sebenarnya dukung siapa sih"

"gak ada"

"kurang ajar, jadi lo begitu yah sama temen sendiri"

"emang kita temen?"

Sesuatu seperti menusuk tepat di hati Naruto.

Fauteur de troublesWhere stories live. Discover now