1

24.5K 2.3K 218
                                    

Saya selalu tertarik pada orang yang care terhadap konservasi alam dan aktivitas sosial di masyarakat. jadi jangan bosan ya, kalau membaca cerita yang bersinggungan dengan dua hal tersebut. 

Kali ini kita akan bertemu dengan Moreno dan Renata. Dua orang yang sama-sama memiliki passion kuat terhadap kehidupan pekerjaan masing-masing.  Keduanya bagai langit dan bumi. Tidak ada hal  yang bisa menyatukan mereka kecuali hati.

Ini adalah novel dewasa, tapi bukan berarti banyak adegan ah..uh. Tapi mungkin ada keputusan-keputusan tokohnya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut banyak orang.

Selamat membaca, semoga suka.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kang, beneran nggak mau ikutan ke pasar malam?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kang, beneran nggak mau ikutan ke pasar malam?"

Terdengar suara Asep yang berteriak dari depan. Sementara aku masih sibuk menyiangi ikan hasil menjaring di sungai sore tadi.

"Kalian saja. Saya tunggu di base camp." jawabku. Hari ini memang pasar malam mulai dibuka. Sejak sore terdengar suara dentuman musik di kejauhan. Lagu-lagu dangdut dan campur sari yang menyentak silih berganti. Membuat siapapun yang mendengar ingin bergoyang. Demikian juga staf yang tinggal di sini.

Sebagai orang pelosok yang haus akan hiburan. Pasar malam yang buka setahun sekali seolah menghidupkan suasana yang selama ini sepi. Tidak ada hiburan di desa yag terletak di tepi hutan. Meski begitu, aku sama sekali tidak tertarik untuk ke sana. Selain tidak suka keramaian juga enggan jika harus bertemu dan saling menyapa dengan banyak orang. Meski lahir dan besar di sini, pergaulanku sangat terbatas sejak dulu.

Kembali kubersihkan sisik ikan. Ikan sungai memang tidak seperti ikan laut. Selain sisik, duri mereka juga sedikit lebih keras. Tapi percayalah rasa manisnya tidak jauh berbeda. Masih banyak di ember dan butuh waktu untuk menyelesaikan semua. Hari ini tangkapan melimpah. Cukuplah untuk lauk kami selama beberapa hari ke depan.

Tak lama terdengar beberapa langkah memasuki area dapur. Kembali terdengar suara Asep. "Kang, kami berangkat dulu."

"He'eh. Hati-hati di jalan. Jangan pulang terlalu malam."

GENGGAM TANGANKU JANGAN PERNAH LEPASKAN/  Versi Lengkap Tersedia Di Playbook Where stories live. Discover now