9

6.8K 2.1K 108
                                    


"Ayah, kapan kita akan pergi ke Dufan lagi?" rengek Mikha pada suatu pagi. Ketika Moreno harus mengantarnya sekolah karena hujan sedang turun lebat.

"Nanti kalau Mikha libur."

"Apa masih lama?"

"Tidak juga, kita akan menginap di Jakarta dua malam supaya kamu puas bermain."

Mihika memeluk bahu ayahnya dibawah payung. Sesampai di sekolah gadis kecil itu segera mendapati gurunya. Seorang perempuan muda cantik yang mengenakan kerudung berwarna merah jambu.

"Selamat pagi Mihika."

"Selamat pagi Bu Sari." Balas gadis kecil itu sambil berlari ke dalam pelukan sang guru.

"Mikha, ayah kerja dulu. Nanti pulangnya dijemput Aki."

"Iya Ayah."

Langkah panjang pria itu segera menuju jalan setapak desa. Meninggalkan ibu guru Sari yang menatap dari jauh dalam diam. Pria itu kembali ke rumah Aki dan memasuki mobil. Hari ini harus ke base camp untuk persiapan kedatangan sekelompok tamu dari sebuah perusahaan asuransi. Ada tiga puluh orang yang akan datang nanti sore. Mudah-mudahan tidak turun hujan sehingga aktifitas yang mereka rencanakan bisa terlaksana.

Sesampai di sana Moreno menemukan sekelompok karyawan tengah sibuk membenahi genteng dapur yang bocor.

"Asep, coba cek seluruh kamar. Kalau ada yang harus diperbaiki, biar sekarang saja."

"Siap Kang."

"Jangan lupa cek air, itu bak kamar mandi tamu sudah dikuras semua? Jangan sampai banyak jentik nyamuk. Nanti mereka komplein lagi dan kalian sibuk di hari H."

"Siap Kang."

Perlahan pria itu melangkah menuju dapur. Terlihat sangat berantakan. Ditatapnya karyawan laki-laki yang ada di atas.

"Baru kali ini bocor?"

"Iya, Kang. Kemarin ketimpa dahan jatuh jadi gentengnya pecah."

Tak lama kemudian dapur dan ruang makan sudah selesai. Beberapa karyawan perempuan dengan sigap membersihkan ruangan. Moreno akhirnya memilih mandi sekaligus berganti pakaian. Pria itu kembali ke kamar hanya dengan memakai handuk. Selesai berpakaian sebuah kopi panas sudah terhidang di atas bale. Asep yang muncul kemudian melapor.

"Kamar mandi sudah beres Kang. Kamar tidak ada yang bocor."

"Syukurlah, itu jadwal besok sudah fix?"

"Sudah Kang, mereka juga sudah mengirim acara selama di sini. Tidak ada masalah."

"Baiklah, kamu mandi dulu."

Moreno segera menikmati kopinya beserta sebatang rokok. Ingatannya kembali pada pesan yang dikirimkan Darius Surya tadi malam. Bahwa mereka harus bertemu minggu depan untuk membicarakan kesepakatan tentang warisan. Waktunya akan ditentukan nanti. Ia sendiri masih belum memutuskan apakah datang atau tidak. Jika memang tidak sesuai dengan permintaannya sejak awal, untuk apa pergi ke sana? Lebih baik bekerja di sini. Ada banyak orang yang bergantung padanya.

***

"Ayah, kenapa di Jakarta banyak gedung tinggi?" tanya Mihika ketika kendaraan mereka melewati jalan layang yang melingkar.

"Di sini tanahnya sempit. Jadi harus dibangun ke atas."

"Bagus sekali ya, Ayah. Kalau malam lampunya terang sekali. Apa kita bisa naik ke gedung itu?"

"Nanti kita menginap di hotel yang gedungnya tinggi. Supaya Mikha bisa lihat Jakarta dari atas."

"Apa ayah punya uang?"

GENGGAM TANGANKU JANGAN PERNAH LEPASKAN/  Versi Lengkap Tersedia Di Playbook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang