31

65 20 3
                                    

Hari yang ditunggu oleh siswa-siswi SMA Daun Jatuh sudah tiba. Hari ini festival sekolah akan digelar dan sekolah akan terbuka untuk umum di mana orang-orang bisa bebas mengunjungi SMA untuk mengikuti rangkaian acara festival sekolah yang akan diselenggarakan.

Sebelum acara di mulai para siswa terlebih dahulu dikumpulkan di lapangan sekolah melakukan upacara pembukaan yang dipimpin langsung oleh kepala sekolah, setelah upacara selesai baru anak-anak langsung membubarkan diri menuju kelas atau stand mereka mempersiapkan dagangan untuk nanti agar ketika pelanggan datang semua sudah siap.

Di kelas XII D anak-anak sudah berganti pakaian dari yang tadi memakai seragam sekolah berganti menjadi pakaian ala-ala kostum maid.

Kelas telah berhasil mereka sulap menjadi sebuah kafe bergaya klasik dengan memanfaatkan dana yang seminim mungkin mengingat uang kas kelas belum pada dibayar. Untuk menu, mereka menyiapkan : Latte, Exspresso, Coklat, teh susu, sedangkan untuk desert ada Lava cake, Cup cake coklat, kue brownies dan juga salad buah.

Anak-anak itu berkumpul di depan kelas membentuk lingkaran.

"Baik! Mari kita berdoa supaya hari ini berjalan lancar," ucap Akira sebagai ketua kelas yang membuka acara.

"Aamiin," balas anak-anak secara kompak.

Akhirnya semua orang kembali ke posisinya masing-masing.

Tim Masak, Zoya, Akira, Orion, dan Faza

Tim maid, Arion, Isyana, Ale,

Dan sisanya menjadi tim promosi sekaligus tim fleksibel yang bisa membantu kemana saja jika tim lain mengalami kesusahan.

Kafe mereka sudah buka selama hampir 3 jam sejak dibuka tapi sampai sekarang belum ada pengunjung yang datang untuk mengunjungi kafe mereka. Kondisi kelas lain jauh berbeda. Banyak pengunjung yang datang silih berganti membuat orang-orang di kelas itu nampak sibuk melayani pelanggan.

Anak-anak mulai khawatir takut jika tak ada orang yang datang mengingat image kelas mereka yang sangat buruk di mata sekolah dan masyarakat. Takut jika sampai acara berakhir sama sekali tidak ada pelanggan yang datang ke kafe mereka.

Tim promosi sudah melakukan tugas mereka semaksimal mungkin dengan menyebar seluruh pamflet yang mereka buat ke se-isi sekolah, tapi semua itu tak berhasil menarik pelanggan sampai akhirnya bel istirahat berbunyi, semua kegiatan diberhentikan sejenak dan kelas XII D masih belum memiliki satupun pelanggan.

"Seriusan kita enggak ada tamu sama sekali?" Faza yang keluar dari bagian depan kelas langsung bertanya pada anak-anak kelas lain yang sekarang sudah duduk di meja dengan raut muka yang ditekuk.

"Ya begitulah," jawab Ale dengan pasrah.

Pintu kelas yang tadi sudah ditutup tiba-tiba dibuka menampilkan Firza yang masuk.

"Gimana Guys hasil jualannya?" Tak ada orang yang menjawab pertanyaan Firza. Firza cukup peka untuk bisa membaca apa arti raut wajah para anak didiknya sehingga mereka menampilkan wajah madesu.

"Tenang. Masih ada sampai sore kok, Saya akan coba merekomendasikan tempat ini ke teman-teman saya. Yok, yang lainnya juga sebar brosur onlinenya di sosial media kalian, di kewirausahaan kan diajarin promosi online?" Firza memberikan saran untuk menenangkan anak didiknya.

"Baik pak, akan kami coba!"

"Istirahat kan? Ambil makan siang di ruang Bapak. Ayo laki-laki sini ikut Bapak bantu bawain!"

"Baik Pak!" Akira menarik tangan Oktav untuk mengikutinya ke ruangan guru mengambil jatah makan siang untuk kelas mereka diikuti oleh Abas dan Satya yang ikut membuntuti jaga-jaga jika keduanya kesusahan ketika membawa makanan.

Kelas Siluman Donde viven las historias. Descúbrelo ahora