43

53 20 0
                                    

Hari ini keadaan Firza sudah kembali pulih ke sediakala. Pagi - pagi sekali dia sudah nangkring di depan ruangan ICU ditemani oleh Bu Laras, mereka berdua berbincang hal - hal random sambil minum teh yang dibawa oleh Bu Laras.

Keadaan mental keduanya sekarang sudah mulai pulih, semua pikiran buruk jka akan kehilangan Azam diganti dengan pikiran positf jika Azam akan bangun dan sehat kembali seperti semula.

Nizar keluar dari ruangan ICU ditemani oleh dua orang suster yang memegang buku yang digunakan untuk memantau keadaan Azam.

Firza dan Bu Laras menghentikan kegiatan tea-time mereka segera menghampiri Nizar.

Nizar tersenyum sumringah pertanda jika dia punya kabar baik bagi kedua manusia yang ada di hadapannya.

"Keadaan Azam perlahan membaik. Jika tiga hari ke depan dia mempertahannkan kedaanya yang sekarang, atau bahkan keadaannya meningkat maka dia bisa meninggalkan ruangan ICU."

"Syukurlah Dok."

"Kapan kita bisa masuk buat ngejenguk Bang Azam?" tanya Firza karena sepekan sudah berjalan namun mereka belum diizinkan untuk menengok Azam masuk le dalam ruang ICU karena takut akan mengganggu keadaanya.

"Kalau mau jenguk pasian silakan tapi harus mengikuti protokol pengunjung pasien ruangan ICU dan tentunya harus izin dulu dengan petugas."

"Baik. Terima kasih." Nizar mengangguk setelah itu pergi berlalu meninggalkan mereka berdua untuk lanjut memeriksa pasien lain.

Firza dan Bu Laras bertatapan menahan haru kerena akhirnya mendapat kabar baik perihal kondisi Azam.

Pak Haris datang dari arah Lorong setelah beberapa jam menghilang menyelsaikan beberapa urusannya.

Pak Haris langsung datang menghampiri Firza membawa sebuah kabar yang sedikit buruk baginya.

Firza yang sadar wajah pak Haris langsung menebak apa yang akan dia sampaikan mengingat sekilas barusan dia melirik grup guru - guru.

"Kamu harus pulang dulu nak. Azam masih bisa menunggu, sedangkan urusan para murid - murid itu tak dapat ditunda mengingat sekarang kamu adalah guru."

Firza mengguk. Dia berpamitan kepada kedua orang tua Firza lalu pergi pulang untuk bergegas ke sekolah.

***

Kegiatan rutin para guru sebelum acara kelulusan sekolah adalah berkumpul untuk mendiskusikan para anak - anak perihal kelayakan mereka untuk menerima surat kelulusan.

Terkadang ada anak yang harus mendapakan kelulusan bersyarat jika tak memenuhi kriteria lulus yang sudah ditetapkan oleh sekolah sebelumnnya.

Saat ini Firza sedang duduk di rapat tahunan itu. Para guru sedang mendiskusikan anak - anak yang tahun ini diperkirakan akan mendapatkan surat kelulusan bersyarat adalah anak - anak kelas XII D : tiga serangkai yang sudah tobat.

Sebagai wali kelas tentu saja dia sangat - sangat keberatan dengan keputusan tersebut karena ketiga anaknya itu sudah berubah bahkan mulai menuntut menuntastakan tugas - tugas mereka dari semester lalu dengan menyerahkan tugas setiap hari pada guru yang bersangkutan.

Tanpa sepengetahuan mereka dan sepengetahuan Firza, nampaknya ada satu guru yang sengaja mempersulit kelulusan mereka dengan sengaja mengosongkan nilai ujian sekolah karena menaruh rasa curiga karena secara tiba - tiba nilai ketiga anak itu naik drastis.

Guru matematika : Bu Sinta. Bu Sinta keras kepala dengan pendapatnya jika ketiga anak itu sudah melakukan sebuah kecurangan; Firza tetap pada pendiriannya jika anak - anak itu memang sudah melakukan usaha mereka yang terbaik sehingga nilai mereka naik drastis. Firza percaya penuh pada mereka.

Terciptalah keributan diantara mereka berdua yang berakhir dengan keputusan para guru yang mengusulkan jika Bu Sinta mengulang US mereka dengan soal yang berbada dan langsung diawasi oleh dirinya.

Firza tak keberatan dengan usulan itu, Bu Sinta juga akan dengan senang hati akan meloloskan ketiga anak itu jika mereka bisa mengjerjakan soal - soal darinya dengan minimal mendapatkan 75 poin.

***

Firza berjalan ke arah taman belakang sekolah tempatnya biasa bersemdi.

Sebelumnya dia sudah meminta seseorang untuk meminta ke tiga serangkai itu datang menghadapnya. Tak butuh waktu lama, ketiga serangkai datang bersamaan.

"Pak Fir, kita datang," Alif menyapa Firza dengan penuh semangat. Di antara ketiga anak itu Alif cukup dekat dengan Firza.

"Sorry kalian berdiri aja ya. Soalnya kursinya kecil, gak bakalan muat. Eh, kalu Rin gak keberatan kamu boleh duduk di samping saya."

"Tidak. Berdiri aja Pak." Jawab Rin.

Firza memilih berdiri lalu menyuruh Rin duduk di kursi tadi. Rin awalnya menolak, namun akhirnya menuruti perintah Firza.

"Kalian akan mengulang ujian matematika. Kelulusan kalian ditahan sama Bu Sinta gara - gara dia gak percaya nilai naik drastis." Firza langsung mengatakan topik pembicaraan mereka.

"Ya Allah cobaan apa lagi ini," Alif menepuk jidatnya pelan sedangkan wajah Rin dan Satya sama - sama menampilkan wajah terkejut.

"Jadwal ujian ulangnya besok jam delapan di ruang guru. Labih baik kalian belajar soal - soal hots, saya yakin Bu Sinta tak akan memberikan soal yang mudah. Ganbatte," sehabis mengatakan itu Firza pergi meninggalkan mereka.

"Kayanya kita harus les privat lagi sama Akira." Saran Rin lalu diangguki oleh teman - temannya.

***

Jam delapan tepat ketiga anak - anak itu sudah duduk di meja bu Sinta dengan guru itu yang ada di depan mereka.

Bu Sinta mulai membagikan soal dan kertas untuk mengotret.

Anak - anak tak terkejut lagi dengan soal yang diberikan oleh Bu Sinta. 10 soal essay yang isinya soal hots semua. Sesuai prediksi Firza.

Anak - anak mulai mengerjakan soal - soal itu. Nampaknya latihan militer yang diterapkan oleh Akira pada mereka berhasil. Meskipun sedikit kesulitan, tapi soal berhasil mereka kerjaan dalam waktu 2 jam, tepat waktu dengan deadline yang diberikan Bu Sinta.

Jam 11 siang semua guru kembali rapat.

Akhirnya Bu Sinta meloloskan nilai matematika ketiga anak itu karena mereka mendapatkan 80 poin. Bu Sinta akhirnya percaya jika memang kemampuan mereka bertambah.

Anak - anak kelas XII D tidak ada yang lulus bersyarat.

salah satu beban di pundak Firza menghilang.

***

Sabtu 11 Juni 2022
18.55
Have a nice day
See you

Kelas Siluman Where stories live. Discover now