HDS | 5

9.3K 485 58
                                    

"Ayah, bunda maafin Aurora. Aurora nggak bisa jaga diri." Gumam Aurora yang menatap makam kedua orang tuanya secara bergantian.

Aurora memilih untuk tidak pulang ke rumahnya tadi pagi, dirinya lebih memilih pergi ke tempat kedua orang tuanya beristirahat untuk selama-lamanya.

"Maafin Aurora yah, Aurora udah ngingkarin janji Aurora sama ayah." Gadis itu terus menangis sejak pagi tadi dan sampai sekarang. Bahkan matahari sudah berada tepat di atas kepala yang menandakan bahwa siang hari sudah mulai tiba.

Aurora terus menangis sambil sesekali memeluk Nissan ayah dan juga bundanya secara bergantian, "Aurora lo nggak boleh cengeng. Selama nggak ada yang tau lo masih aman, dan lo bisa ngelanjutin hidup." Gumam Aurora dengan sangat pelan sambil mengusap air mata yang masih berada di kedua pipinya.

"Semangat Aurora, nangis nggak akan ada artinya." Sambungan Aurora yang kini menampilkan senyum tipisnya. Namun Aurora gadis itu tidak beranjak dari pemakaman kedua orang tuanya.

Dirinya masih setia menatap gundukan tanah yang mengubur kedua orang tuanya 1 tahun yang lalu. Dimana dia ditinggalkan seorang diri di dunia ini tanpa keluarga satupun.

***

Tok.

Tok.

Tok.

"Ra." Panggil Naomi sambil terus mengetuk pintu rumah milik Aurora. Sedangkan Friska gadis itu menatap tidak suka ke arah rumah milik sahabatnya itu.

"Kok bisa ya Aurora tinggal ditempat kayak gini." Gumam Friska dengan suaranya yang sangat pelan sampai Naomi tidak lagi bisa mendengar suaranya.

"Kemana ya dia?" Tanya Naomi yang mulai khawatir tentang keberadaan dari salah satu sahabatnya itu. "Naomi kita pulang yuk." Kata Friska yang menarik pelan tangan milik Naomi membuat gadis itu mengikuti langkah kaki Friska.

"Aduh gimana sih, kita belum ketemu sama Aurora nih." Jawab Naomi yang menatap kesal kearah Friska yang terus menariknya untuk sampai di jalan raya. Mereka berdua memang pergi ke rumah Aurora menggunakan taksi yang mengantarkannya sampai di gang rumah Aurora.

"Paling juga dia udah masuk besok." Jawab Friska yang kini sudah melepaskan tangan milik Naomi dari tangannya.

Naomi hanya bisa pasrah, gadis itu mengikuti langkah kaki Friska dengan sedikit cepat. Akhirnya Setelah menunggu taksi online pesanannya Friska dan juga Naomi segera meninggalkan area rumah milik Aurora.

Sedangkan seorang gadis berjalan dengan sedikit tertatih memasuki gang sebuah perumahan yang sederhana. Dia adalah Aurora, sosok yang tadi dicari oleh Friska dan juga Naomi.

Aurora tersenyum tipis saat menatap rumahnya yang masih tertutup dengan rapat bahkan lampu depannya saja masih menyala. Setelah mengeluarkan kuncinya Aurora segera membuka pintu rumahnya kemudian masuk ke dalam rumah miliknya, harta satu-satunya yang ia punya saat ini.

Saat masuk ke dalam kamarnya Aurora kembali meneteskan air matanya saat melihat foto kedua orang tuanya di atas meja belajar miliknya. Hidup Aurora semakin hancur dengan kejadian tadi malam bersama dengan Alvaro kekasih dari sahabatnya sendiri.

Namun sedetik kemudian Aurora segera mengusap air matanya kemudian menampilkan senyum tipisnya mencoba mengikhlaskan atas semua yang terjadi kepada dirinya semalam.

***

"Assalamualaikum mah." Kata Alvaro yang kini sudah membuka pintu rumahnya dan mendapati sang mama dan juga adik perempuannya yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

Hujan Disaat Senja [Open Pre Order]Where stories live. Discover now