HDS | 13

9.1K 531 49
                                    

"Bagaimana para saksi Sah!!"

Sah

Sah

Sah

Terdengar suara riuh yang meneriakkan kata sah, saat seorang penghulu menjabat tangan milik Alvaro.

Aurora gadis itu sama sekali tidak meneteskan air matanya karena tidak menyangka diusianya yang belum genap 18 tahun sudah menikah dan sebentar lagi akan memiliki bayi kecil.

Acara pernikahan itu tidak berlangsung lama, karena hanya acara ijab Qabul saja. "Selamat ya Al, sekarang udah punya menantu aja." Kata Olive yang memberikan selamat kepada sahabatnya itu.

Hanya tinggal keluarga dekat saja yang masih berada di kediaman Arga sedangkan wali nikah Aurora sudah pulang terlebih dahulu bersama dengan penghulu.

"Makasih ya Liv." Jawab Alana dengan senyum tulus dibibirnya. "Kalau gitu aku pulang dulu ya." Sambung Olive yang berpamitan kepada Alana.

"Ayo Arsen kita pulang." Kata Olive kepada putra pertamanya yang sedang duduk berdampingan bersama dengan Ara, bahkan Olive dapat melihat ponsel milik Arsen yang berada ditangan Ara.

"Iya mah." Jawab Arsen cepat. Olive hanya terkekeh pelan melihat wajah Ara yang menunduk saat Olive menatapnya. "Siniin hp aku." Kata Arsen yang mengambil ponselnya dari tangan Ara.

"Iya iya, pelit banget sih." Jawab Ara yang ikut berdiri saat Arsen berdiri dari duduknya. Sedangkan Ara gadis itu hanya menatap Arsen yang berjalan menjauh darinya.

"Kita pulang dulu Ga, sekali selamat." Kata Toni kepada sahabatnya Arga. Arga memang meminta Toni sebagai saksi di pernikahan Alvaro dan juga Aurora.

"Hati-hati Ton, sekali lagi Makasih udah mau jadi saksi di pernikahan Alvaro." Toni hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil menatap kearah Arga.

Sekarang hanya tinggal keluarga dari Alvaro saja yaitu kedua orangtua Alvaro dan juga kakek nenek Alvaro. "Mama pulang dulu Al." Kata Lisa kepada anak nya yaitu Alana.

"Iya mah, hati-hati ya." Jawab Alana yang mencium tangan milik Lisa. Lisa dan juga Niko memang datang diacara pernikahan cucunya itu.

"Alvaro sini, Oma mau bicara." Kata Lisa memanggil Alvaro yang tengah duduk bersama dengan Ara dan juga Aurora di sofa ruang tengah. Alvaro yang mendapat panggilan dari sang oma segera berdiri dari duduknya dan menghampiri Oma tercintanya.

"Sini, dengerin Oma baik-baik. Sekarang kamu udah punya tanggung jawab yaitu istri kamu dan juga calon anak kamu. Jadi hilangin kebiasaan kamu yang pulang malam selalu pergi tanpa tujuan." Kata Lisa yang memberi nasehat kepada cucu pertamanya itu.

"Iya Oma." Jawab Alvaro yang berdiri tepat di hadapan Lisa. Sedangkan Niko pria itu menepuk pundak Alvaro dengan pelan memberi semangat kepada cucu pertamanya.

"Aurora kamu baik-baik disini ya." Kata Lisa yang menatap Aurora yang masih setia duduk bersama dengan Ara. Aurora hanya menampilkan senyum tipisnya serta anggukan kecil.

Sekarang hanya tinggal Fadhil dan Astrid saja yang masih berada di rumah Arga saat Lisa dan juga Niko pulang ke rumahnya. "Aurora sini sayang." Panggil Astrid kepada cucu menantunya itu.

"Iya Oma." Jawab Aurora dengan suaranya yang sangat lembut. Aurora bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Astrid yang duduk bersebrangan dengan dirinya.

"Kamu masih mau lanjut sekolah?" Tanya Astrid yang menarik tangan Aurora untuk duduk di sebelahnya. Sedangkan Aurora yang ditanya tentang sekolah rasanya ingin dia bilang bahwa dirinya ingin melanjutkan sekolah.

"Ng- nggak Oma. Kalau Aurora masih tetap lanjut sekolah dalam keadaan hamil pasti beasiswa Aurora dicabut sama sekolah. Belum lagi kalau perut Aurora semakin besar." Jawab Aurora sambil menundukkan kepalanya. Sedangkan Astrid wanita yang biasa dipanggil Alvaro dengan sebutan oma itu hanya tersenyum saat mendengar jawaban dari Aurora cucu menantunya.

Hujan Disaat Senja [Open Pre Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang