HDS | 43

5.7K 491 23
                                    

"Mau pesen apa?" Tanya Alvaro yang saat ini tengah duduk dihadapan Aurora, Aurora gadis cantik itu nampak diam sambil memperhatikan buku menu makanan ditangannya.

"Pesen aja yang pengen lo makan." Sambung Alvaro kembali saat tidak mendapat jawaban dari Aurora. Aurora hanya diam, dengan mulut sedikit terbuka saat melihat harga yang tertera di buku menu.

"Ehm, gue bingung Al. Harganya mahal semua." Jawab Aurora dengan sedikit berbisik. Mendengar hal itu Alvaro tertawa pelan sambil mengambil buku menu ditangan Aurora.

"Biar gue aja yang pesen." Aurora hanya diam sambil memperhatikan Alvaro yang nampak membolak-balik buku menu.

Tak lama Alvaro melambaikan tangannya pada pelayanan yang berdiri tidak jauh dari meja mereka berdua duduk. Dan memesan beberapa makanan untuk dirinya dan tentunya untuk Aurora juga.

Sambil menunggu makanan yang mereka pesan datang Aurora memilih untuk memainkan ponselnya tanpa sadar bahwa sejak tadi Alvaro terus memperhatikannya tanpa berkedip.

"Menurut gue Aurora itu cantik." Gumam Alvaro didalam hatinya sambil terus menatap kearah sang istri. Setelah cukup menunggu akhirnya pesanan mereka datang yang diantar oleh seorang pelayan wanita yang memakai seragam berwarna biru.

"Permisi, ini makanannya." Kata pelayanan wanita itu dengan nada yang sangat sopan dan lembut, tentunya dengan senyum yang ramah terhadap pelanggannya.

"Iya terimakasih mbak." Jawab Aurora yang membalas senyum yang diberikan oleh pelayan yang mengantarkan makanannya. Alvaro hanya menganggukkan kepalanya pelan sebelum menatap Aurora yang tengah tersenyum dengan manis.

Setelah itu tinggallah Aurora dan Alvaro dimeja itu, tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka sejak memesan makanan tadi. Dan keterdiaman itu berlanjut sampai sekarang. Bahkan Aurora hanya menatap makanan dihadapannya tanpa berniat menyentuhnya sama sekali.

Terdengar suara deheman dari Alvaro yang membuat Aurora mendongokkan kepalanya pelan menatap sumber suara. "Kenapa nggak dimakan, malah diliatin terus?" Tanya Alvaro kepada Aurora.

Aurora hanya menggelengkan kepalanya pelan sebelum menyentuh sendok dihadapannya, Aurora merasa bersyukur bisa merasakan makanan yang tidak pernah dia makan selama ini. Dulu bisa makan setiap hari saja sudah bersyukur.

"Enak?" Suara Alvaro mengagetkan Aurora dari lamunannya. Mendapatkan anggukan kecil dari Aurora membuat bibir Alvaro nampak tersenyum sebelum dirinya mencicipi makanan yang telah dia pesan.

Setelah menghabiskan makanan yang mereka berdua pesan Alvaro segera memanggil seorang pelayan untuk membayar makanannya. Setelah membayar Alvaro berdiri dari duduknya yang diikuti oleh Aurora.

Senyum tampak terlihat jelas dari bibir Aurora malam ini, bumil satu ini terlihat sangat cantik malam ini. Tangannya yang digenggam sang suami membuat jantungnya berpacu lebih cepat dari sebelumnya.

"Kenapa jantungku?" Tanya Aurora pada dirinya sendiri, dengan tatapan mata yang tertuju pada tangan kanannya. Langkah kaki keduanya terhenti dipintu restoran saat ada seseorang dihadapannya.

Jantung Aurora semakin terpacu lebih cepat saat melihat siapa yang saat ini berada dihadapannya, "Varo." Gumam seorang gadis yang tengah berdiri dihadapan Aurora dan Alvaro, tatapan gadis itu tampak sendu bahkan kedua bola matanya berkaca-kaca.

Tatapan mata gadis itu terus tertuju pada Alvaro yang tengah menatapnya juga, tidak ada kata yang keluar dari bibir Alvaro bahkan cekalan tangannya kini terlepas dari tangan Aurora membuat sang pemilik tangan mengalihkan pandangannya.

Ada rasa kecewa dihati Aurora melihat tatapan sang suami kepada seorang gadis dihadapannya, sepersekian detik kemudian Aurora menampilkan senyum di bibirnya mencoba menyembunyikan kesedihan dan juga kekecewaannya. Sepertinya baru tadi dia merasa sangat bahagia tapi kini raut wajahnya sangat terlihat jelas kesedihan.

Aurora hanya mampu menatap Alvaro dan juga Friska, gadis itu memanglah Friska sosok sahabatnya dan juga sosok gadis yang mengisi hati suaminya.

Sedangkan Alvaro, dia nampak terkejut melihat Friska dihadapannya yang membuat ia melepaskan tangan Aurora dari cekalannya. Didalam hatinya Alvaro merasa bingung dengan apa yang dia rasakan saat ini, disaat dirinya melihat seorang gadis yang telah mengisi hatinya selama ini.

Melihat tatapan Friska membuat Alvaro bingung dengan keadaan ini, otaknya terus berputar apa yang harus dia lakukan saat ini supaya bisa selamat dari situasi ini.

"Ayo nak." Terdengar suara seorang wanita yang berdiri di samping Friska membuat ketiga orang itu menoleh kearahnya.

"Iya mah." Jawab Friska kepada mamanya, dia kesini bersama sang mama untuk makan malam. Namun siapa sangka kedatangannya kesini membuat sakit hatinya bertambah dengan melihat Alvaro dan Aurora yang bergandengan tangan.

Dia ingin marah tapi dia juga bingung ingin marah kesiapa, sepertinya memang takdirnya seperti ini, dengan berpisah dengan pujaan hatinya.

Friska tersenyum kearah sang mama sebelum akhirnya menggandeng tangan mamanya untuk pergi dari hadapan sang mantan kekasih dan juga sahabatnya. Dengan rasa sakit hati di dadanya Friska terus berjalan kearah satu meja didalam.

"Kamu nggak papa sayang?" Tanya mama Friska saat melihat sang putri tengah mencoba menahan air matanya. Friska hanya menggelengkan kepalanya pelan mencoba meyakinkan sang mama bahwa dia tidak papa.

Mama Friska memang tau jika putrinya dan juga Alvaro sudah putus, tetapi mama Friska tidak tahu penyebab kandasnya hubungan mereka berdua.

"Kayaknya mama pernah liat gadis tadi." Kata mama Friska tiba tiba saat teringat wajah Aurora tadi, meskipun Friska dan Aurora bersahabat tapi mama Friska tidak tau sahabat anaknya itu. Yang mama Friska tau hanya Naomi saja.

"Dia temen satu sekolah Friska mah." Jawab Friska dengan menundukkan kepalanya pelan sambil menatap sang mama. Mama Friska tampak terkejut saat mendengar jawaban anaknya.

"Kalian putus gara gara dia?" Tanya mama Friska kembali. Friska hanya menganggukkan kepalanya pelan dan hal itu membuat mama Friska membulat kan kedua bola matanya kaget.

"Sabar ya sayang, pasti kamu dapet gantinya yang lebih baik dari Alvaro." Mama Friska mencoba memberi pengertian kepada putrinya.

"Iya mah, Friska ikhlas kok." Mama Friska tersenyum bangga pada anaknya yang sudah mengikhlaskan Alvaro untuk Aurora.

"Kamu mau pesen apa?" Tanya mama Friska setelah membuka buku menu ditangannya. Setelah memesan makanan Mama Friska dan Friska sibuk dengan ponsel masing masing.

Dalam lamunannya Friska tengah berfikir bagaimana caranya supaya dirinya bisa kembali kepada Alvaro dan membuat Aurora berpisah dengan Alvaro.

"Gue nggak ikhlas banget kalau sampai Aurora bahagia sama Alvaro, Alvaro itu cuma milik gue. Nggak ada yang boleh milikin dia selain gue." Kata Friska didalam hatinya sambil menscroll foto foto dirinya dan juga Alvaro.

Sedangkan mama Friska menatap Friska yang tengah menatap fokus pada ponselnya. Didalam hatinya mama Friska takut jika keadaan ini akan berpengaruh terhadap sekolah Friska apalagi sebentar lagi Friska akan menghadapi ujian ujian di sekolahnya.

"Ini makanannya Bu." Kata seorang pelayan pada mama Friska, "Iya mbak terimakasih." Jawab mama Friska dengan senyum ramahnya.

"Friska ini makanannya." Kata mama Friska yang sejak tadi memperhatikan Friska yang tengah melamun. Perkataan sang mama membuat Friska tersadar dari lamunannya.

"Eh iya mah." Jawab Friska cepat sambil mematikan ponsel miliknya dan meletakkannya diatas meja. Tidak ada pembicaraan lagi diantara mama dan anak itu. Mereka fokus dengan fikiran masing masing, Friska dengan rencananya merebut Alvaro kembali dan mama Friska dengan masa depan anaknya.

"Kenapa nggak dimakan sih sayang?" Tanya mama Friska kembali, hanya gelengan kecil yang mampu Friska berikan rasanya selera makannya sudah hilang sejak bertemu Alvaro dan juga Aurora.

"Kamu nggak suka makanannya? Atau mau diganti?" Lagi lagi hanya gelengan kecil yang mampu Friska berikan, rasanya semangatnya hilang bersama dengan kandasnya hubungannya.

-------

Yey akhirnya aku up juga, hehehe😂



Hujan Disaat Senja [Open Pre Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang