HDS | 33

8.7K 693 100
                                    

"Keknya lo lagi deket banget sama Naomi akhir-akhir ini." Perkataan Rafael membuat Calvin langsung terdiam karena memang benar akhir-akhir ini dirinya terlihat dekat dengan Naomi bahkan hampir setiap malam mereka berdua bertukar pesan membahas hal-hal yang sebetulnya tidak terlalu penting untuk dibahas.

"Nggak kok, cuma kebetulan aja." Jawab Calvin berusaha mengelak dari perkataan Rafael. "HAHAHAHA!!!" semua yang berada didekat Rafael langsung menatap kearah cowok itu dengan tatapan yang aneh.

Pasalnya Rafael tertawa dengan sangat keras, yang membuatnya menjadi pusat perhatian satu warung, "Gila lo, suara lo itu nyakitin kuping gue." Kata Lingga yang memukul dengan keras lengan milik Rafael.

"Yaelah baperan lo ah." Jawab Rafael dengan kesal, pasalnya dirinya akan selalu mendapatkan pukulan dari Lingga ataupun Calvin sewaktu waktu.

Kantin sekolah.

"Kemana sih Varo." Gumam Friska dengan pelan sambil terus memperhatikan seisi kantin sejak tadi. Namun sosok yang dia cari tidak ada membuatnya kesal sendiri.

"Palingan juga dia lagi di warung belakang sekolah." Jawab Naomi yang meminum es jeruknya tanpa menatap kearah Friska yang tengah kesal.

Setelah itu tidak ada lagi perbincangan diantara kedua sahabat itu yang ada mereka hanya fokus ke pikiran masing-masing. Naomi yang memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa bertemu dengan Aurora dan meminta penjelasan kepada sahabatnya itu.

Sedangkan Friska gadis itu tengah tersenyum bahagia karena dirinya bisa dekat kembali dengan Naomi tanpa harus terhalang oleh Aurora yang selalu berada di antara mereka berdua. Bisa dibilang kebencian Friska muncul pada dirinya disebabkan oleh kecemburuan nya terhadap Aurora dan juga Naomi.

Tidak ada niatan sekalipun di hati Friska untuk mencari tahu siapa ayah kandung dari bayi yang saat ini dikandung oleh Aurora sahabatnya, "gue nggak akan kepo sama siapa ayah dari bayi yang dikandung sama Aurora, karena menurut gue semua itu nggak penting yang terpenting sekarang dia udah pergi dari sekolah ini gue harap dia juga pergi dari dunia ini secepatnya." Kata Friska sambil menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga menggunakan tangan kirinya.

***

"Gimana kabar kamu Ra?" Tanya Alana kepada menantunya yang duduk disebelahnya, Alana memang datang ke apartemen milik Alvaro dengan membawakan beberapa bahan makanan.

"Alhamdulillah baik kok mah." Jawab Aurora memberikan senyum terbaiknya. "Oh ya gimana calon cucu mama?" Tanya Alana mengelus lembut perut Aurora.

"Baik mah, kemarin habis cek kandungan semua normal." Alana hanya mengangguk-anggukan kepalanya sambil tersenyum mendengar jawaban dari sang menantu.

"Alvaro udah nggak ada hubungan apa-apa lagi kan sama Friska?" Aurora menatap Alana dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aurora nggak tau mah, mungkin udah selesai." Jawab Aurora berbohong karena dirinya sendiri tahu bahwa hubungan sang suami dan juga sahabatnya itu masih berlangsung dengan baik sampai detik ini.

Bahkan tadi pagi Friska sempat menelpon Alvaro untuk menanyakan apakah cowok itu masuk ke sekolah hari ini atau tidak. Dan Friska meminta Alvaro untuk menjemputnya di rumahnya.

"Awas aja kalau mereka masih berhubungan." Gumam Alana dengan pelan. Tapi masih bisa didengar jelas oleh Aurora.

"Aurora bikinin minum dulu ya mah, Aurora sampe lupa keasyikan ngobrol." Kata Aurora yang sudah berdiri dari duduknya. "Nggak usah sayang, mama bisa ambil sendiri." Jawab Alana sambil tersenyum.

Hujan Disaat Senja [Open Pre Order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang