6 - Tamu Tengah Malam 2

3.1K 246 14
                                    

Suatu ketika di pagi yang cerah, Reza keluar dari rumah kecilnya untuk bekerja membantu ayahnya di sawah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suatu ketika di pagi yang cerah, Reza keluar dari rumah kecilnya untuk bekerja membantu ayahnya di sawah. Sambil duduk di kursi panjang, ia tengah bersiap memakai sepatu bot berwarna hijau tua dengan sedikit bekas tanah yang menempel. Tak lupa ia membawa botol air satu liter untuk minumnya.

Tepat di depan rumah Reza, terdapat sebuah rumah tetangganya yang membuka sebuah counter isi ulang pulsa. Sang pemilik yang merupakan seorang perempuan kisaran umur tiga puluh tahun terlihat sedang menyapu jalanan di depan rumahnya yang dipenuhi daun kering.

Reza berdiri dan meregangkan badannya sambil sesekali menguap. Setelah merasa cukup siap untuk bekerja, ia mulai berjalan meninggalkan rumah dan menyempatkan untuk menyapa tetangganya itu.

"Mbak!" sapanya.

"Eh, Reza. Ke sawah ya?"

"Iya nih." Reza tersenyum. "Ngomong-ngomong, semalem saya mau beli pulsa tapi kok konter Mbak tutup ya?"

Mendengar itu, si pemilik counter terdiam. Menghentikan kegiatan menyapunya lalu menatap Reza dengan tatapan serius. "I-iya, Mbak semalem tutup sebelum magrib."

"Hah? Kenapa? Tumben."

"Mulai sekarang, Mbak bukanya gak sampe malem." Wanita itu menghela napas. "Soalnya ... Mbak, takut. Di depan rumah kamu, Mbak liat ada Rian duduk di kursi panjang di depan rumah kamu. Kaya lagi nungguin kamu gitu."

Mendengar itu, Reza pun kaget bukan main. Wajahnya berubah takut dan bulu kuduknya berdiri. Pasalnya, Reza sendiri sudah pernah bertemu dengan hantu Rian yang bergentayangan. Meski begitu, ia berpura-pura tidak tahu.

"Hah? Rian? Rian udah meninggal, Mbak ," ucap Reza.

"Ya makanya! Mbak tau Rian udah meninggal, makanya Mbak takut!"

Reza kembali terdiam. "Mbak, liatnya gimana? Rian pake baju apa?"

Tetangganya itu menggelengkan kepala. "Rian berwujud pocong, Za," jawabnya pelan.

Benar dugaannya, sesuai dengan sosok yang Reza temui di depan rumah Joko. Reza pun semakin takut karena kini tetangganya sendiri melihat pocong itu di depan rumahnya. Apakah Reza diikuti?

"Ah, mungkin salah liat kali, Mbak!" kata Reza berusaha menepis omongan tetangganya.

"Serius, Reza. Tapi kalo kamu gak percaya gak apa-apa. Lebih baik kamu gak percaya, karena kalo kamu percaya nanti kamu malah ketakutan. Maaf ya, harusnya Mbak gak usah cerita sama kamu," tuturnya.

Reza mengangguk. "I-iya."

Mereka berdua pun mengakhiri pembicaraan, tetangganya lanjut menyapu jalan. Dan Reza kembali berjalan di jalan setapak yang mengarah ke jalan utama desa yang luas namun sedikit rusak dan berbatu. Jam menunjukkan pukul delapan pagi.

Setelah melewati pemukiman warga, sampailah Reza di jalan besar. Terlihat kawanan kambing beserta pemiliknya berjalan ke arah sawah. Kotorannya tertinggal di jalan dan hancur terlindas ban motor yang lalu lalang. Reza menyebrang jalan dan hendak turun ke sawah.

Pocong Nagih Janji (TAMAT)Where stories live. Discover now