16 - Teka-teki

2.4K 200 15
                                    

“Kalian gimana sih? Gak liat Linda pingsan? Kok malah ninggalin?!” tanya Anwar dengan nada marah kepada Bejo dan Reza

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Kalian gimana sih? Gak liat Linda pingsan? Kok malah ninggalin?!” tanya Anwar dengan nada marah kepada Bejo dan Reza. Kedua pemuda itu sadar akan kesalahannya, mereka hanya bisa menunduk tanpa berkata apa-apa.

“Saya kesusahan tau gak? Beruntung ada Pak Robi lewat, kalo gak ada gimana coba?”

“Iya maaf, Pak—“

“Ah, udahlah!” Anwar kemudian berjalan masuk ke dalam dengan wajah kesal. Kedua pemdua itu masih berdiri di posisinya. Mereka saling pandang dan berbisik-bisik.

“Kamu sih bukannya bantuin malah lari!” kata Bejo.

“Enak aja, gara-gara kamu lari duluan aku jadi ikutan lari!”

“Lah? Suruh siapa ngikutin aku?”

“Ah, udahlah!” Reza berjalan menjauh dan duduk di kursi depan rumah Anwar sambil melamun.

Sementara di dalam, Linda terbaring lemas di atas sofa dengan bantal kecil yang menopang kepalanya. Wajahnya terlihat pucat. Istri Anwar sejak tadi duduk di sampingnya menjaga-jaga apabila perempuan ini bangun.

Anwar masuk ke dalam dan melihat keadaan keponakannya itu. “Gimana? Udah sadar?”

“Belum, Mas.”

Anwar duduk di dekat istrinya sambil memandang Linda dengan wajah kasihan. Dalam hatinya ia merasa khawatir, wajahnya yang pucat jadi pertanda kalau gadis itu sedang tidak baik-baik saja. Apalagi setelah melihat tubuhnya menghantam pintu dan membentur tanah. Sambil menghela napas, Anwar bersandar di sofa terdekat.

“Apa kita bawa ke dokter aja ya?” tanya sang istri.

“Iya, nanti kita tunggu dia sadar dulu.”

“Semoga aja gak apa-apa ya, Mas.”

“Iya, aku bisa diomelin Ibunya kalau dia sampe kenapa-kenapa. Setelah dia sadar dan gak ada masalah apa-apa, segera aku suruh dia pulang. Aku gak mau melibatkan dia sama masalah ini lebih jauh. Biar gimana pun masalah ini masalah desa, ini semua tanggung jawabku,” tutur Anwar.

“Hah!” Tiba-tiba Linda menarik napas panjang lalu tersadar dari pingsannya. Mata terbelalak ketika ia baru bangun, menatap ke langit-langit. Seluruh badannya tegang dan kaku.

“Linda! Hei!” panggil Anwar yang kemudian langsung mendekat.
Dengan cepat Linda langsung bangkit dari posisinya dan duduk di sofa dengan napas tersengal-sengal. “Hah, hah, hah!”

Sang istri langsung sigap mengambil segelas air minum. “Minum dulu, pelan-pelan!”

Linda mengambil gelas air itu dan langsung menenggaknya sampai habis. Setelah melepas dahaganya, ia bersandar di sofa. Sejenak melemaskan badannya, mengatur napas dan berusaha untuk tenang. Kepalanya mulai mengingat-ingat lagi apa yang sebelumnya terjadi.

Dari luar rumah, Reza dan Bejo langsung masuk saat mendengar Linda sudah siuman. Keduanya berdiri tak jauh dari posisi Anwar sambil memperhatikan kondisi gadis itu. Dari raut wajahnya, tampak jelas kalau kedua pemuda itu lega melihat Linda baik-baik saja.

Pocong Nagih Janji (TAMAT)Where stories live. Discover now