18 - Di Luar Kendali

3K 251 59
                                    


Bejo yang masih dirasuki setan pun berjalan bak seorang jagoan dengan dada yang membusung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bejo yang masih dirasuki setan pun berjalan bak seorang jagoan dengan dada yang membusung. Wajahnya marah dan napasnya bak banteng mengamuk, matanya melotot ke depan membuat siapa pun takut menatapnya. Tangannya menggenggam erat pisau dapur yang ia bawa.

Linda yang bersembunyi di samping rumah kebingungan, ia tak tahu harus pergi ke mana. Hingga tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang. Saat menoleh, ia melihat Anwar beserta istrinya dan Reza yang sudah ada di halaman belakang rumah. Rupanya mereka keluar melalui pintu belakang.

“Sini!” panggil Anwar.

Gadis itu terlebih dulu mengintip ke arah Bejo, pemuda itu masih berdiri sambil melihat ke depan. Mematung dan tak bergerak sedikit pun. Linda memanfaatkan keadaan ini untuk melarikan diri. Diam-diam ia berjalan pelan ke halaman belakang.

Langkah kakinya begitu perlahan agar tak menimbulkan suara yang bisa membuatnya ketahuan.Sayangnya, ia tak sengaja menyenggol kandang ayam yang ada di samping rumah. Akibatnya si ayam kaget dan berkokok dengan keras.

Bejo menoleh ke asal suara, dengan wajah datar dirinya yang dikuasai setan mulai berjalan ke sumber suara. Linda mendengar suara langkah kaki Bejo, ia panik dan akhirnya berlari ke arah Anwar. Tak peduli lagi mau langkahnya terdengar atau tidak.

“Tolong!” teriak Linda.

“Pelan-pelan!”

“Awas!” teriak Reza sambil menunjuk ke arah belakang Linda.

Dari jarak beberapa meter, Bejo berdiri sambil mengangkat pisaunya. Kemudian pisau itu ia lempar ke arah Linda. Pisau terlempar dan melesat cepat. Beruntung arahnya masih meleset dan malah mengenai pohon kelapa di samping rumah.

“Za, ambil!” kata Anwar.

Dengan sigap Reza berlari ke arah pohon kelapa. Ia hendak mengamankan pisau yang menancap di batangnya. Saat tinggal beberapa meter di dekat pisau itu, Reza malah kalah cepat dengan Bejo. Pemuda itu melompat dan mengambil pisaunya sebelum berhasil diamankan oleh Reza.

Reza pun berhenti dan hanya bisa terdiam sambil menatap kawannya. “Jo, sadarlah! Bejo!” panggil Reza.

“Za, mundur! Bahaya, dia udah pegang  pisau lagi!” teriak Anwar. “Kita cari bantuan aja!”

Akhirnya Reza pun menurut, ia bersama Anwar dan yang lainnya langsung berlari ke belakang rumah. Bagian belakang rumah Anwar berbatasan langsung dengan persawahan. Sehingga akhirnya mereka harus berlari di pematang sawah yang membelah hamparan padi yang hijau terang.

Beberapa petani yang tengah bekerja melihat dari kejauhan, mereka merasa ada yang aneh dengan kepala desanya. Sambil mencabuti rumput-rumput liar yang tumbuh di sawah, mereka terus memperhatikan. Sampai akhirnya, dua orang petani naik ke pematang dan menghampiri Anwar dan yang lainnya.

“Pak Kades? Ada apa?” tanya salah satu petani.

Anwar dan yang lainnya pun berhenti, napas mereka terengah-engah. “Tolong, Pak. Bejo kesurupan, ngamuk-ngamuk bawa pisau!”

Pocong Nagih Janji (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang