3. You never know

1.6K 249 18
                                    

Hening. Hanya suara detakan jam dinding yang terdengar di ruangan itu. Ruangan kamar pengantinnya Jennie dan sang suami.

Sayangnya sang suami masih mengurung diri di kamar mandi membuat idol itu berdecak beberapa kali karena dia juga ingin ke kamar mandi.

"Sean! Cepetan!" sudah kesekian kali dia menggedor kamar mandi. Namun nihil, tak ada satupun ucapannya yang direspon.

Sedangkan didalam kamar mandi sana, pria bertubuh tegap itu menatap dirinya di cermin dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Katakan kalo ini cuma mimpi. Gak mungkin kan? Ini cuma mimpi." dia menatap kebawah, tubuhnya yang sama sekali tidak memakai sehelai benang pun menatap ngeri bagian tubuhnya itu.

"Gue aja belum diperawanin pake ini. Masa malem ini gue si yang merawanin."

"Eh? Emang Jennie masih perawan?"

"Astagfirullah jangan gitu."

"Kamu ini berdosa banget."

Tiba-tiba dia merasa merinding, dengan cepat melilitkan handuk ke badannya. "Jangan jangan di apartemen Jennie ada setannya."

Dia membuka pintu dan terlihat sang istri sudah berkacak pinggang dihadapannya. "Dua Jam. Kamu ngapain aja didalem?" mata kucing idol itu memicing menatap suaminya yang memegangi handuk agar tidak merosot dan memperlihatkan bagian dadanya.

"Ya aku mandi lah. Emang ngapain lagi?"

Jennie menatap pria yang berstatus suaminya itu dari atas sampai bawah. Tubuh atletis, kulit sawo matang dan terlihat lakik! Harus hancur oleh sikap centil yang mengusap poninya berkali-kali ke belakang telinga.

"Kenapa liat-liat? Suka ya?" Rosé melirik Jennie sinis dengan tangan yang ditekuk cucok meong ala ala abang Saleh.

"Itu kenapa handuknya dipake sampe dada? Centil banget sih."

Rosé tersadar jika kini dia memakai tubuh lelaki "ya ya gak papa. Aurora jangan diumbar ya bestie."

Jennie bergidik menarik handuk yang ia paksi hingga menyisakan kolor selutut bergambar hello kitty.

"Kyaaaa!" Rosé menyilangkan tangan didada lantas terduduk di lantai "aku ternodai."

"Kamu kenapa sih? Aneh banget sejak kecelakaan. Orang biasanya kamu gak pake baju kalo didekat aku."

Rosé menatap Jennie nyalang "gak sopan ya narik handuk orang kayak gini." dia merebut handuk itu lagi lalu memakainya seperti tadi. "Plis deh jeng, aurora gue terekspos berasa kayak lomteh gue kayak gini eyyww"

Jennie membuka mulut tak percaya melihat cara jalan pria itu menyilang.

Rosé selesai memakai baju, dia duduk diatas kasur dengan bermain ponsel Sean. "Bego banget dia gak ngunci HP nya."

Dia mulai menjelajahi isi ponsel itu hingga dia merasakan seseorang duduk disampingnya.

Beberapa saat berlalu, dia terlalu sibuk dengan ponselnya hingga lupa jika Jennie sudah duduk disampingnya sejak tadi.

"PLIS deh."

Rosé meliriknya "ngape lu?"

"Kamu gak kayak gini dulu. Kamu berubah banget serius."

"Hm? Emang dulu aku gimana?" Rosé menyimpan ponselnya kembali dan menyimak cerita Jennie. Mungkin dia bisa menanyakan asal usulnya atau riwayat hidupnya dari gadis ini.

"Dulu kamu itu dingin kayak kulkas dua pintu!"

"Oh? Terus?"

"Ya aku gak suka kamu dingin gitu. Tapi sekarang kamu gak dingin. Cuma prikk aja gitu makin gak suka akunya."

Mrs. Hubby (Kesempatan Kedua)Where stories live. Discover now