F W C [kunci C]

13.5K 1.1K 160
                                    

Happy Reading



Mereka hanya bisa mengasumsi
Akan menyimpulkan sebuah ilusi
Tetapi tak mampu memahami
Itu yang di sebut peduli?
~by dndianaaaa~

Peristiwa yang terjadi di masa lalu merubah sosok anak kecil yang sangat polos menjadi seorang iblis tak berperasaan.

Anak itu tumbuh diselimuti dengan kegelapan, seolah-olah ia sudah tenggelam dalam danau hitam yang diciptakan oleh seseorang di masa lalu itu.

Setiap kali ia mengingat peristiwa itu ia selalu ingin teriak, membuatnya seperti tak sadar dan hilang akal.

Seolah ada uluran tangan yang menariknya dari kegelapan itu, ia tersadar kembali.

"Ampunn...tolong lepaskan saya."teriak pilu seseorang tengah duduk di kursi usang.

Srett...

Sebuah pisau hinggap di lengan nya terus menyayat hingga sampai pada ujung pergelangan tangan.

Tes...

Darah segar keluar dari tangan itu, hingga menetes pada ubin kotor tak terawat.

"Arghhhhhh...perih... Tolong lepaskan saya, ampuni saya tuan."mohon pria itu.

"Tangan inilah yang kau gunakan untuk mencuri barang berharga yang bukan milikmu, kau pantas mendapatkan nya."ucap pria lain penuh penekanan.

"Ampuni saya tuan,saya tak akan mencuri lagi. Tolong bebaskan saya... arghhhhhh."ucapan pria itu terpotong saat pisau kembali menyayat tangan nya, tak seperti sebelumnya kini lebih dalam membuat nya tersiksa akan rasa sakit dan perih.

"Tak semudah itu."ucap pria yang sedang memegang pisau menyeringai jahat.

"Bunuh saja saya tuan dari pada terus menyiksa saya dengan rasa sakit ini."putus si pria itu tak kuat menahan rasa sakit yang diciptakan oleh seorang laki-laki jelmaan iblis itu.

"Kau memang pantas untuk mati."

Sret...sret... Bles...

Kali ini bukan tangan namun pisau itu menancap di leher si pria pilu itu, tak begitu dalam hingga tak membuatnya mati.

"Arghhhhhh sakit... Ampun..."teriak pria itu pilu.

"Teruslah berteriak, aku menyukainya."ucap seseorang itu menyeringai sembari menikmati teriakan pilu dari pria itu seperti alunan melodi.

"Kau iblis tak berperasaan."ucap si pria.

"berani berbuat harus berani bertanggung jawab!" ucap lelaki yang disebut iblis.

"Tolong ampuni saya,saya melakukan itu ada alasannya. Saya harus menghidupi keluarga saya. Jadi tolong lepaskan saya, arghh..."ucap lelaki itu mencoba melepaskan diri.

"Mortuus."ucap pria iblis itu.

Si pria iblis tak berperasaan itu menancapkan pisau tepat di lehernya begitu dalam hingga membuat pria pilu itu tak bernyawa setelah satu kata terucap di mulutnya.

Ia mengambil pisau yang menancap di leher pria itu, kemudian menyayat- nyayat seluruh tubuhnya. Darah terus keluar dan menetes membasahi ubin yang dingin. Ia merasa puas setelah menghilangkan satu nyawa tak berguna itu.

***

Disisi lain seorang gadis terus berlari menghindari kejaran para preman yang ingin menculiknya.

"Heh! Jangan kabur Lo!!" teriak salah satu preman

Gadis itu tak menghiraukan teriakan salah satu preman itu, ia terus berlari menuju arah gedung tua usang yang sudah tak berpenghuni, berharap tak ditemukan oleh para preman yang sedang mengejarnya.

Setelah berlari cukup jauh ia menoleh ke arah belakang, ia sudah tak melihat para preman itu lagi.

Ia tetap berlari memasuki gedung tua itu berniat untuk bersembunyi. Setelah masuk ia segera menutup pintunya.

"Fyuhh huhh huhhh."gadis itu mengatur kembali nafas nya setelah berlari cukup jauh.

"Arghhh... Tolong..."

Sayup-sayup gadis itu mendengar suara seperti orang yang meminta tolong. Karena penasaran ia pun mencari asal suara itu disetiap ruangan.

Deghh...

Jantungnya berdetak kencang saat melihat seseorang yang sudah tergeletak tak bernyawa sedang disayat-sayat tubuhnya, ia melihat banyak darah berceceran di ubin.

Tiba-tiba saja kepalanya terasa pusing, perutnya begitu mual melihat begitu banyak darah berceceran di lantai. Ia hendak kembali ke luar dari sana dengan diam-diam.

Krek...

Gadis itu tak sengaja menginjak papan yang berserakan di lantai. Gadis itu terdiam meringis pelan.

'Bodoh. Bodoh.' rutuk gadis itu dalam hatinya.

Suara itu rupanya disadari oleh sang iblis yang sedang bersenang-senang dengan mainan nya. Ia berjalan kearah gadis itu yang hendak kabur.

"Mau kemana gadis kecil?"ucap pria itu yang sudah menyimpan kembali pisau lipat yang ia gunakan tadi.

"Sungguh, aku tak melihatnya."ucap gadis itu bergemetar.

"Benarkah?"tanya si pria menaikan alisnya sembari tersenyum miring.

"Aku akan pergi, permisi."ucap gadis itu hendak melangkahkan kakinya.

Pria itu menarik tangan gadis itu dan memojokkan nya ke dinding. Kedua tangannya masing-masing berada di sisi gadis itu mengunci pergerakan nya.

Gadis itu tersentak namun tak berani menatap si pria. Hidungnya mencium bau anyir dari tubuh si pria dihadapannya, menambah rasa mual yang sedari tadi ia tahan.

"Aku janji tak akan memberi tahu pada siapapun, biarkan aku pergi."ucap sang gadis lirih.

Si pria terus menatap wajah seorang gadis yang terus menerus menunduk dihadapan nya. Ia mengangkat dagu gadis itu agar menatapnya.

"Buka matamu gadis kecil."ucap si pria.

"Aku bukan anak kecil, lepaskan aku!"jawab gadis itu.

"Apa yang akan kau beri tahu pada semua orang?"tanya si pria.

"aku berjanji tak akan memberi tahu apapun yang aku lihat."jawab gadis itu.

"Apa yang kau lihat?"tanya si pria menatap mata gadis itu yang sudah terbuka.

"aku melihat, kau menghilang kan nyawa seseorang dengan cara yang sadis."jawab gadis itu.

"Aku berjanji akan menutup mulut."lanjut gadis itu.

Belum sempat si pria mengeluarkan perkataan nya tiba-tiba saja tubuh gadis itu lemah tak berdaya.

"Arghhh..."gadis itu meringis memegangi kepalanya.

Tak lama kemudian gadis itu jatuh pada tubuh si pria, tak sadarkan diri. Si pria tersenyum miring melihat gadis yang kini tak sadarkan diri di dekapannya, setelah itu menggendong tubuh kecil gadis itu keluar meninggalkan gedung tua itu.

Bersambung...

Jangan lupa vote dan komentar!!!

Hii readers kalian sudah tahukah nama cast nya?jika sudah mengetahui nya tolong jawablah di kolom komentar!! WAJIB!!!

Lanjut gak nii?
Ayokk lahh ramaikan cerita ini dengan komentar kalian🤩

Thanks 🖤

SALVATOR [On Going]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum