G H O D S O Q (kunci D)

9.1K 860 186
                                    

Happy Reading...



Misteri harus di pecahkan
Angan pun harus di realisasikan
Takdir yang menjadi alur
Ini hidup penuh tantangan
~dndianaaaa~

Ayyara sudah naik pada pinggiran jembatan. Jembatan itu sangat tinggi dengan air yang mengalir begitu deras. Siapa pun pasti akan terbawa arus air yang begitu deras, di dalam air itu pun pasti terdapat buaya yang siap melahap nya.

Disaat banyak orang yang mengharapkan kehidupan, Ayyara justru ingin kematian. Sebegitu terluka nya kah sampai tak ingin hidup? Mengapa Tuhan berlaku tak adil? Mengapa?!!

"Selamat tinggal dunia, semesta aku menyerah!"ucap Ayyara seperti berbisik, setelah itu melepaskan pegangan tangan nya pada besi jembatan membiarkan tubuhnya terjatuh pada air deras yang seolah menanti nya.

Beberapa detik berlalu tetapi tubuh nya tak merasa melayang dan tak merasakan basah.
Ia membuka matanya ternyata seseorang memegang tangan nya, menahan tubuhnya agar tak jatuh kebawah.

"Siapa yang menyuruh mu untuk cepat mati?"tanya Ares tersenyum miring.

"Aku tak ingin uang 5 milyar ku sia-sia."lanjut Ares.

"Apa maksudmu?"tanya Ayyara.

"Aku sudah membeli mu seharga 5 miliyar dari Ayah mu, jadi jangan mencoba untuk kabur. APALAGI BERUSAHA UNTUK MATI!!" ucap Ares menekan di kalimat terakhir.

"Lepaskan aku, biarkan aku mati. Aku tak ingin hidup dengan siapa pun. Jika bersama mu juga akan mati, kenapa aku harus menunda-nunda sesuatu yang sudah jelas akan terjadi? Bukankah lebih cepat lebih baik?"ucap Ayyara.

Ares menarik tangan Ayyara dengan kencang membuat Ayyara tak lagi menggantung di jembatan, terlalu keras nya tarikan membuat Ayyara memeluk tubuh Ares.

"Hanya aku yang boleh menentukan kau mati! Bukan orang lain atau bahkan dirimu sendiri!"ucap Ares.

Ayyara melepas pelukannya ia mengangkat kepalanya menatap mata Ares.

"Ikut aku!"ucap Ares berjalan menuju mobil hitam kesayangan nya.

Ayyara tetap diam mematung di tempat tak bergerak mengikuti langkah Ares. Ares yang menyadari nya pun kembali menghampiri Ayyara. Ia melihat kaki Ayyara yang terluka, tanpa aba-aba Ares menggendong Ayyara di bahu nya seperti karung beras.

"Lepaskan aku!"teriak Ayyara merasa pusing karena posisi kepalanya di bawah.

Ares tak menghiraukan teriakan Ayyara yang minta dilepaskan. Ia menjatuhkan tubuh Ayyara di kursi penumpang setelah itu ia memutari mobil dan duduk di kursi pengemudi.

Di tengah perjalanan tiba-tiba ada segerombolan orang berdiri di tengah jalan menghalangi laju mobil Ares. Yang membuat lebih terkejut salah satu gerombolan itu memegang sebuah senjata api.

"Ares dia membawa senjata api!"tunjuk Ayyara.

"Shh. sial!"umpat Ares.

"Apa pun yang terjadi jangan keluar dari mobil. Tetap di dalam mobil!"ucap Ares.

Ares keluar dari mobil menghadapi gerombolan orang yang sedang menghalangi nya.

"Siapa kalian?"tanya Ares.

Bugh...

Perut Ares di pukul oleh salah satu nya, pukulan yang kedua dengan sigap ia hindari.

Bugh...

Bugh...

Pukul Ares membalas orang itu. Ares berkelahi dengan lima orang sekaligus. Hingga Salah satu dari mereka menodongkan pistol ke arah Ares.

SALVATOR [On Going]Where stories live. Discover now