G Q T E X [kunci E]

9.8K 896 119
                                    

Happy Reading...



Menyerah atau bertahan
Ada atau tiada
Tak akan ada yang peduli
Itu adalah takdir dan harus dihadapi
~dndianaaaa~



Pria itu mengeluarkan pisau lipat dari saku nya dan mengarahkan nya pada Ayyara yang sudah menutup kedua matanya pasrah.

Bles...

"Arghhh..." teriak Ayyara.

Namun Ayyara tak merasakan sakit sedikit pun, ia kembali membuka matanya. Pisau itu menancap pada patung yang berada disisi tubuhnya.

Ayyara menatap mata pria yang ada dihadapannya yang sedang tersenyum mengerikan. Jantung nya masih berdebar seperti sedang ber adrenalin, Adrenalin yang hampir merenggut nyawa nya.

"Takut hm?"tanya pria itu.

"Jika takut kenapa kau berulah?"lanjut pria itu.

"Aku ingin pulang."ucap Ayyara yang sudah mengeluarkan air mata nya.

"Tak semudah itu lepas dariku."ucap pria itu tersenyum licik.

"Kali ini kau selamat, akan ku pastikan nyawa mu hilang jika berulah kembali."ucap pria itu penuh penekanan.

"Apa salahku?"tanya Ayyara.

"Salahmu adalah bertemu denganku."jawab pria itu

"jika begitu, biarkan aku hilang dari pandanganmu. Aku mohon lepaskan aku."ucap Ayyara memohon.

"Aku tak suka pada orang yang memohon."ucap pria itu tegas sembari mencengkeram dagu Ayyara.

"Lepas kan aku iblis!"teriak Ayyara sembari mencoba melepaskan cengkraman pria itu pada dagu nya.

"Shit... Kau membuatku marah gadis kecil."ucap pria itu mengeraskan rahangnya.

Ayyara semakin ketakutan saat pria itu kembali mengambil pisau yang menancap pada patung yang berada di sisi tubuhnya.

"Kau ingin pulang?"tanya pria itu.

"Bermimpi saja gadis kecil." lanjut pria itu tersenyum miring kemudian pergi meninggalkan Ayyara yang masih termangu.

Setelah menenangkan dirinya, Ayyara keluar dari ruangan itu dan kembali menuju dapur. Jika hari ini ia gagal kabur akan ia pastikan di lain waktu ia akan terbebas dari tuan iblis itu.

"Non baik-baik saja?"tanya salah satu pelayan saat melihat Ayyara baru kembali.

"Saya baik-baik saja, namun tuan kalian itu sungguh menyebalkan." jawab Ayyara menggerutu di akhir kalimat.

"Mengapa kalian betah bekerja disini? Jika aku yang menjadi kalian mungkin sudah keluar." ucap Ayyara.

"Tuan sangat baik kepada kami nona, anda belum mengenal nya dengan baik." ucap pelayan itu.

"Baiklah, terserah kalian saja."ucap Ayyara tak peduli lagi.

Setelah selesai mengisi perutnya ia berniat kembali menuju ke ruangan semula. Ia menaiki tangga dengan mata yang terus menjelajahi setiap inci mansion yang begitu megah dengan tatapan takjub.

SALVATOR [On Going]Where stories live. Discover now