F O B N (kunci B)

8.9K 811 86
                                    

Happy Reading...



Menyerah bukan solusi
Asa selalu ingin terealisasi
Tetapi semesta tak ingin berkompromi
Ini nyata bukan delusi maupun ilusi
~dndianaaaa~








Plak...

Suara tamparan terdengar begitu keras di halaman rumah tepat nya di pintu masuk. Seorang gadis yang baru saja tiba sudah mendapat tamparan dari sosok laki-laki dewasa, ya itu adalah Ayah nya.

"Dari mana saja kau? Kenapa baru pulang?!!"bentak Ayah nya.

"Maaf ayah aku- awhss..."ucapan Ayyara terpotong saat ayah nya menarik rambutnya dengan keras.

"Kau membawa uang untuk ku?"tanya ayah nya.

"Aku tak bekerja beberapa hari ini."ucap Ayyara.

"Kemana saja kau beberapa hari ini? Kenapa pulang tak membawa uang hah?!! ucap Ayah Ayyara semakin mengeratkan cengkraman nya di rambut Ayyara. Tak memberikan kesempatan kepada Ayyara untuk menjelaskan.

"Lepaskan aku ayah, ini sakit." ucap Ayyara mencoba melepaskan tangan ayah nya dari rambut nya.

"Aku menyuruhmu untuk bekerja, mengapa kau pergi tak jelas dan pulang tak membawa uang. Hah?!!"bentak Ayah nya.

"Ayah...lepaskan ini sakit."ringis Ayyara.

"Kau memang tak berguna, sama seperti ibu mu. Dasar anak tak berguna!!"bentak Ayahnya kemudian mendorong tubuh Ayyara hingga terjatuh dan membentur tiang yang ada di belakangnya.

Setelah itu Ayah nya pergi tanpa memberi tahu Ayyara kemana ia akan pergi. Dengan perlahan Ayyara bangkit dari jatuhnya, menahan sakit di kepalanya. Ia berjalan memasuki rumahnya, hendak membersihkan tubuhnya.

***

"Kenapa kau memanggilku tuan?"tanya Davin.

"Aku ingin kau mencari data perempuan bernama Ayyara Maheswari."ucap Ares pada tangan kanan nya itu.

"Apakah ini perempuan yang kau bebaskan?"tanya Davin.

"Jangan banyak bertanya, cepat kerjakan tugasmu!"ucap Ares.

"Baik tuan."ucap Davin patuh.

'kenapa aku terus mengingatmu.'batin Ares.

***

Keesokan hari nya Ayyara bangun sangat pagi, setelah membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan ia bersiap untuk pergi mencari pekerjaan. Ia harus mencari pekerjaan baru lagi, sudah dipastikan ia dipecat karena beberapa hari tak masuk kerja tanpa keterangan.

Ayah nya masih belum terbangun, Ayyara pun memutuskan untuk pergi tanpa berpamitan. Berpamitan mau pun tidak berpamitan sama saja, Ayah nya tak akan peduli.

Ia memasuki toko- toko untuk bertanya apakah ada lowongan pekerjaan, namun sejauh ini ia selalu di tolak.

Matahari sudah mulai tenggelam, Namun Ayyara masih belum mendapatkan pekerjaan.

Ayyara kini sedang duduk di bangku taman, mengistirahatkan tubuh nya yang lelah. Tubuhnya beristirahat namun matanya terus bergerak kesana kemari memperhatikan aktivitas yang dilakukan orang sekitarnya.

Mata yang tadinya bergerak kesana kemari berhenti di satu pandangan, matanya terkunci. Tepat di tengah jalan ada seorang nenek tua yang berdiri hendak menyebrang. Tak disangka ada sebuah truk besar yang melaju dengan kencang ke arah nenek itu.

Tin... Tin...

"Awassss...." teriak orang disekitarnya.

Bruk...

SALVATOR [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang