W L J D ' E H O D V (kunci D)

6.7K 604 252
                                    

Happy Reading...



Harga diri selalu dijunjung tinggi
Iri hati menghancurkan diri sendiri
Dendam selalu ingin terealisasi
Untuk kepuasan diri sendiri
Pada akhirnya kehancuran yang dimiliki
~dndianaaaa~




Ayyara menatap Ayahnya dengan pandangan terkejut. Apa maksudnya semua ini? Kenyataan apa lagi yang belum ia ketahui.

"Ares Kavindra. Dia adalah orang yang membunuh ibu mu."ucap Ayah Ayyara memberi penekanan saat menyebut nama nya.

***

"Nona, silahkan masuk."ucap Davin mempersilahkan Ayyara agar masuk kedalam mobil.

Ayyara tak mengeluarkan sepatah kata pun, di sepanjang perjalan pun ia hanya diam melamun.

'Ares Kavindra. Dia adalah orang yang membunuh ibu mu.'

'Ares Kavindra.'

'membunuh ibu mu.'

Penjelasan ayahnya tadi membuat nya terkejut, telinga nya selalu terputar suara itu. Muak? Tentu saja. Namun, ini kenyataan bukan sebuah tipuan.

'apakah hanya kebetulan nama nya saja yang sama?'batin Ayyara terus memikirkan.

Davin melihat ke arah kaca spion, memperhatikan raut wajah Ayyara yang murung tak seperti saat berangkat.

'apakah ada masalah?'batin Davin sesekali melihat spion memastikan.

Saat sampai mansion Ares pun Ayyara masih terbungkam dengan segala pikiran di kepalanya. Bungkamnya Ayyara membuat bingung penghuni mansion. Ayyara yang biasanya selalu ceria dan tersenyum, mendadak menjadi sebuah gadis pendiam.

Ayyara tak menghiraukan pandangan heran dari seluruh pelayan. Ia hanya berpegang teguh pada langkahnya menuju kamar. Ayyara perlu mendinginkan kepalanya, mengusir segala pikiran buruknya. Ayyara perlu jawaban atas semua pernyataan yang sudah menumpuk di kepalanya, namun siapa orang yang akan Ayyara diminta jawabannya? Ia menghembuskan nafasnya berat.

***

"Tuan perilaku Nona Ayyara semenjak pulang menurutku aneh."jelas Davin saat memasuki ruang kerja Ares.

"Maksudmu."ucap Ares datar.

"Nona Ayyara terlihat lebih murung dan tak mengeluarkan sepatah kata pun. Bahkan ia tak tersenyum sama sekali."jelas Davin lagi.

"Biarkan saja itu bukan urusanmu."ucap Ares acuh.

"Baiklah, tuan."ucap Davin kemudian kembali keluar meninggalkan Ares.

***

Ceklek...

Ares membuka pintu kamar. Saat memasuki kamar, pandangan Ares tertuju pada Ayyara yang sedang duduk di lantai memeluk kedua kakinya di bawah kasur. Tatapan nya seperti kosong, penampilan nya sedikit berantakan.

"Sedang apa kau."ucap Ares datar.

Namun Ayyara tak menjawabnya, matanya masih menatap kosong ke arah depan. Karena merasa di abaikan Ares pun mendekati Ayyara, kemudian menariknya kasar agar terbangun.

"Lepas! Jangan sentuh aku!"teriak Ayyara menepis tangan Ares.

"Kau hilang akal. Berani membentak ku?!"ucap Ares geram.

"Memangnya kenapa jika aku membentakmu?!"

"Kau sudah bosan hidup?!"

"Iya! Aku sudah bosan hidup. Bunuh saja aku sekarang seperti kau membunuh ibuku!"teriak Ayyara tak terkendali.

SALVATOR [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang