chapter 7

476 41 13
                                    

Kayaknya ga ada yang minat sama ni fic
Apa saya hapus aja ya.....

Oke read aja mungkin ini yang terakhir sebelum fic ini selesai

Thanks buat yg udah baca

        Naoto berjalan menuju ruang loker sambil  menatap benda yang diberikan Naoki padanya-lebih tepatnya REN. Tersenyum untuk yang ke sekian kalinya, pipinya menghangat kembali.

"Kata REN kau fans yang manis..."

Menghembuskan napas, senyum Naoto melebar kemudian dirinya tertawa tanpa sebab, beberapa orang yang menjumpainya menatap heran dan berpikir dirinya kerasukan sesuatu.

"Aku tak pernah tahu kalau ada rumor arwah penunggu ruang loker ." Siswi berkepang berbisik pada temanya. Naoto yang tak sengaja menguping menghentikan tawanya-Merasa tersindir.

Berjalan menuju lokernya, Naoto melepaskan sepatu yang sekolah sediakan kemudian membuka loker. Tindakan membuka lokernya terhenti ketika sebuah suara perempuan terdengar dibalik - tepatnya dibelakang lokernya.

Naoto berharap benar-benar tidak ada yang namanya rumor  arwah penunggu ruang loker.

"A-aku menyukai mu- a-a-apakah kau mau jadi pacarku ?"

Pernyataan cinta sebuah pasangan normal. Pria dengan wanita. Hal yang jarang dijumpai seorang Naoto yang selama hidupnya hanya mengetahui pernyataan cinta pria dengan pria.
Itu pun hanya sekedar barisan tulisan bukan ucapan.

Naoto yang penasaran cepat-cepat menaruh sepatu yang dilepasnya kemudian menutup pintu loker perlahan. Berjalan mengendap, ia mengintip dari balik lokernya- bersyukur ia mendapat loker terujung.

Terlihat dimatanya sosok perempuan dengan rambut cokelat di ikat setengah menunduk dengan wajah bersemu. Menggeser posisi tubuhnya perlahan dan sangat pelan ia memperjelas penglihatnya penasaran siapa pihak prianya. Bersyukur untuk kedua kalinya wanita itu menapak bukan melayang.
Intinya itu manusia bukan arwah yang menyatakan cinta

Tak mungkin wanita itu punya kelainan seksual sepertinya, yang juga menyukai manusia berjenis kelamin sama. Pasti perempuan manis itu menembak pria.

Penglihatanya sudah jelas dan ia melihat sosok pihak pria yang ditembak wanita itu tersenyum. Oke Naoto kenal senyuman itu dan pemilik senyuman itu.
Dan pria yang tersenyum itu bukan memandang wanita bersurai cokelat itu

Tapi memandang dirinya.

"N-naoki-san j-jadi..."

Kini mata pria itu tak memandang dirinya lagi berganti memandang wanita didepanya. Naoto yang dipandang sebelumnya seperti tersihir mundur perlahan, kemudian dengan sialnya kaki kanan nya tersandung kaki kiri.

Terpleset-lebih tepatnya tersandung, reflek Naoto menjerit.

"HWAA-"

Suara dug pelan tapi cukup terdengar membuat Naoto tak sempat mendengar jawaban Naoki atas pernyataan wanita manis tersebut, tapi apa pedulinya. Ia lebih memilih cepat pulang dan tak mengurusi hal yang tak penting macam itu.

Cepat bangkit dan mengganti sepatunya, ia berjalan cepat keluar ruang loker. Membuka pintu dan mulai melangkah keluar, sebuah suara menginterupsi

"Bagaimana acara mengintip dan mengupingnya ?" Tersentak, Naoto berteriak untuk yang kedua kalinnya.
Naoki di balik pintu yang ia buka tersenyum misterius sambil melipat tangan. Berhenti berteriak kemudian membuang muka, Naoto berjalan tak mempedulikanya.

Perempatan muncul didahi, merasa tak dipedulikan Naoki menarik tangan Naoto menghentikan langkahnya.

"Mau kemana kau tukang intip? Kuhukum kau pulang dengan ku."

fanboy ? (DISCONTINUED)Where stories live. Discover now