chapter 8

329 33 7
                                    

Anybody miss me ? 1 bulan guys leo kena writer block, dan itu cukup membuat leo tersiksa.
Leo buat cerita baru, tolong dibaca #promosi
Pokoknya klo dah mual cepet tekan tombol back.

Naoki menatap Naoto yang mematung seperti patung penjaga kuil menatap anjing putihnya. Kushiro adalah anjing yang ia temukan saat dirinya masih kanak-kanak. Saat itu ia menemukanya dengan Naoto.

"Naoto- hei, Naoto-" Naoki melambaikan tangannya didepan wajah Naoto, berusaha menyadarkan Naoto dari lamunanya. Tetap tak sadar dari lamunanya, Naoki menepuk pipi Naoto pelan.

"Oi-Naoto-Jangan melamun nanti kau kesurupan, rumahku tak dekat kuil. Aku bukan biksu yang bisa mengusir setan kalau kau benar-benar kesurupan."

Naoto yang ditepuk terkejut dan meringis mengusap pipinya yang lumayan nyeri. Menggerutu sambil memaki. Naoki menghela napas.

"Kau melamunkan apa ? REN lagi ? Mesum sekali kau."

"Kalau tidak tau jangan asal bicara, baka." Naoto berdiri dari posisinya dan melanjutkan kegiatan mencuci piringnya. Naoki mendelik dan menggendong kushiro ditangannya. Kushiro menggonggong imut, seperti memanggil nama Naoto.

Naoto menoleh. Kushiro menggongong lebih keras, ekornya bergerak senang. Naoki tersenyum, satu tanganya menepuk kepala Kushiro.

"Naoto, Kushiro senang bisa ketemu Naoto." Naoki mengucap dengan nada imut seperti mengungkapkan maksud gonggong-an Kushiro.

Naoto tertawa kecil. Mematikan air, setelah membilas piring terakhir, Naoto mengeringkan tangannya dengan kain.

"Naoto juga senang ketemu Kushiro." Naoto tersenyum manis.Naoki menganga, tak percaya melihatnya.
Kushiro menggonggong lagi.

Naoki tersenyum dan menepuk kepala kushiro. Sepertinya anjing itu senang. Walaupun pria di depanya sekarang tak mengingat apapun tentang Kushiro.

"Aku menemukan anjing di dekat sungai. Ayah melarangku untuk merawat nya."

"Mm- bagaimana kalau kau yang merawatnya Naoki ?"

Naoki menghela napas. Kemudian berjalan keluar dari dapur dan belok kearah kanan tepat dimana rumah anjing berada. Naoki membuka pintunya dan memasukan Kushiro kedalam.

Anjing imut itu menjilat jari-jarinya lewat sela-sela jeruji rumah anjing. Naoki tersenyum.
"Jangan sedih meskipun Naoto tak mengingatmu. Tadi ia senang sekali melihatmu."

\('^'

Naoto menatap tempat tidur yang ditunjukan Naoki kemudian kembali menatap sang pemilik kamar dengan tatapan meminta penjelasan. Ia sangat tak setuju dengan pernyataan pria murah senyum di depanya.

"Aku tak punya futon. Ini satu-satunya alas tempat tidur yang kupunya."

"Masa kau benar-benar tak punya futon? Aku tak mau tidur dengan mu satu ranjang." Ucap Sang pria berkacamata maniak gadget ketus.

Naoki menghembuskan napas lelah. Tersiram air hujan selama perjalanan pulang membuat badanya pegal dan lelah.

"Tempat tidur ini king size. Cukup untuk dua orang. Apa jangan-jangan kau takut kebiasaan memimpikan REN sampai mimpi basah-mu ketauan oleh ku ?"

Naoto menatap Naoki tajam menusuk dengan aura kelam, Naoki diam.
"Oke maaf-"

"Bukan itu masalahnya, manusia tak berotak. Kau tak takut... kau tau- aku gay..." ucap Naoto pelan diakhir kalimat tepat dikata gay. Naoki terhenyak kemudian duduk di kasurnya.

"Memang kenapa kalau kau gay ? Laipula kau bukan tipe pria menyerang pria. Tipe mu lebih diserang pria." Naoki memutar bola matanya. Naoto membuang muka, menyembunyikan wajah merahnya.

fanboy ? (DISCONTINUED)Where stories live. Discover now