FCCT 16

23 5 0
                                    

Aroma obat-obatan dan disinfektan menguar menyapa indra penciuman setiap orang yang berada di ruangan yang didominasi oleh warna putih ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aroma obat-obatan dan disinfektan menguar menyapa indra penciuman setiap orang yang berada di ruangan yang didominasi oleh warna putih ini. Beberapa perawat, dokter dan orang-orang hilir mudik sibuk dengan pekerjaan mereka. Seorang laki-laki paruh baya berjalan mondar-mandir di lorong rumah sakit.

Sedangkan Julio dan Naswa duduk di kursi yang disediakan tepat di samping pintu. Tangan dan kaki Naswa masih gemetar sejak tadi, gadis ini menatap sepatu yang dia pakai dan menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa yang bergejolak di dalam dirinya. Selama perjalanan ke sini, dia berkali-kali mengusap pipinya yang basah.

Mendapat kabar jika adiknya mengalami kecelakaan, Julio langsung meninggalkan kafe tanpa berpamitan pada teman-temannya yang sedang menjaga di sana. Begitu sampai di tempat kejadian, Inshira sudah berada dipangkuan Naswa di dalam mobil orang yang menabraknya. Laki-laki ini mau bertanggungjawab atas apa yang sudah dia perbuat. Julio meminta Naswa untuk pindah duduk di samping pengemudi mobil, dan dia yang akan menemani Inshira. Dia seakan diingatkan dengan kejadian beberapa tahun silam.

Naswa yang mendengar langkah kaki yang berjalan mendekatinya. Dia menoleh untuk memastikan siapa yang datang. Saat matanya melihat Neisha, gadis yang masih mengenakan seragam sekolah ini berdiri dan menyapa Neisha, "Tante."

Julio yang mendengar Naswa berbicara, ikut menoleh dan berdiri. Julio bisa melihat jelas raut cemas yang menghiasi wajah mamahnya. Neisha pasti lebih cemas daripada dirinya. Julio membawa Neisha untuk duduk di antara dirinya dan Naswa. Mereka mecoba saling menenangkan satu sama lain.

"Apa kata dokter?" tanya Neisha dengan suara bergetar.

"Dokter belum keluar. Inshira masih diperiksa," jawab Julio.

Laki-laki yang sejak tadi mondar-mandir di lorong rumah sakit tiba-tiba terdiam menyaksikan kedatangan Neisha. Dia bisa meyimpulkan apa yang dilihatnya. Di sisi lain, dirinya ingin menghampiri, tetapi ragu sekaligus takut jika wanita yang itu akan melontarkan makian kepadanya.

Perhatian teralih ketika mendengar pintu ruangan dibuka dan muncul dokter dan perawat. Julio, Neisha, dan Naswa berdiri serempak.

"Anak saya keadaannya gimana, Dok?" tanya Neisha.

"Tidak ada luka yang cukup serius di badan pasien. Hanya saja kerena benturan yang cukup keras sepertinya terjadi cedera pada otak kecilnya, untuk itu kami harus melakukan CT scan agar bisa mendiagnosis apa yang terjadi dengan pasien," papar dokter.

"Lakukan, Dok. Lakukan apapun yang terbaik untuk pasien. Saya akan membiayainya," ucap laki-laki yang berada di samping Naswa. Ketiga orang yang berada di sampingnya sontak menoleh mendengar ucapannya.

"Baik kalau begitu. Kami akan segera mempersiapkannya." Dokter berlalu setelah mengatakan hal itu.

"Tidak usah, Pak, terima kasih. Kami masih mampu untuk membayar biaya rumah sakit," ujar Neisha pada laki-laki yang menabrak putri bungsunya.

Fictional Character Come True [COMPLETED]Where stories live. Discover now