FCCT 18

17 4 0
                                    

"Ya ampun mi ayam buka," ujar Naswa ketika melewati pedagang mi ayam yang berada tidak jauh dari rumah Inshira

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ya ampun mi ayam buka," ujar Naswa ketika melewati pedagang mi ayam yang berada tidak jauh dari rumah Inshira.

Adami ikut menoleh sebentar mendengar ucapan Naswa. Dia baru menyadari jika di sini ada penjual mi ayam. Padahal sebelumnya dia pernah mengantarkan Inshira pulang, tetapi tidak melihatnya saat itu.

"Nanti pulangnya mampir beli dulu, ya," pinta Inshira yang hanya dibalas gumaman oleh Adami.

Sesuai janjinya, Naswa akan menjenguk Inshira bersama Adami sepulang sekolah. Di pangkuan Naswa sudah ada satu kerinjang buah-buahan. Mereka pergi ke supermarket selepas pulang sekolah tadi. Sebetulnya uang buah-buahan yang dibeli Naswa itu adalah uang ibunya, beliau meminta Naswa untuk menjenguk Inshira mewakilinya.

Adami yang tadinya keras kepala ingin membelikan Inshira satu kardus susu cokelat akhirnya tidak jadi. Uang di saku celananya hanya tinggal satu lembar berwarna ungu dan kuning, sisanya ada di asrama. Dia tidak mungkin mengajak Naswa pergi ke sana. Jadi Adami hanya akan memberikan satu susu kotak yang dibelinya tadi pagi. Dia berharap semoga hanya dengan satu susu kotak cokelat ini bisa membuat Inshira mulai kembali mengingat apa yang sebelumnya terjadi.

Adami menghentikan kuda besinya di depan sebuah rumah. Setelah turun, Naswa tidak langsung meninggalkan Adami. Gadis ini menatap Adami yang sedang melepas helmnya dengan mata memicing.

"Ada apa? Kok lo natap gue gitu banget?" heran Adami yang menyadari tatapan Naswa. Dia menyugar rambutnya yang sempat tertutupi helm agar kembali rapi.

"Kok kamu tahu rumah Ciya? Padahal aku tadi belum bilang berhenti di mana. Jangan-jangan kamu pernah ngikutin Ciya pas pulang sekolah, ya?" tuduh Naswa.

"Gue pernah disuruh nganterin Inshira pulang sama kakaknya waktu itu," balas Adami tidak terima dengan tuduhan yang dilayangkan Naswa, meskipun ucapan gadis itu tidak sepenuhnya salah, dia memang pernah mengikuti Inshira pulang ke rumah sampai ketahuan oleh Neisha.

"Aku masih curiga sama hubungan kalian. Selama pacaran sama Kak Hamlan aja Ciya nggak pernah mau dianter pulang sampe ke rumah." Naswa mengatakan hal itu sambil berjalan mendekati pintu rumah Inshira, lalu mengetuknya.

Di dalam rumah, tepatnya di ruang keluarga, Julio yang mendengar suara pintu diketuk langsung berjalan untuk membuka pintu. Dugaannya benar kala melihat Naswa yang tersenyum dan masih mengenakan seragam sekolah, di belakangnya ada Adami yang juga ikut tersenyum saat mata mereka bertemu.

"Ayo masuk." Julio mempersilakan tamunya untuk masuk dan duduk di ruang keluarga.

"Mamah ke mana, A?" tanya Naswa. Dia terbiasa memanggil Neisha dengan sebutan Mamah karena permintaan Neisha sendiri yang senang melihat Naswa berteman dengan putrinya.

"Ada di dapur, lagi masak kayaknya. Kenapa?"

"Ini dari Ibu." Naswa memberikan bingkisan yang dibawanya. "Maaf katanya Ibu nggak bisa nengokin Ciya, soalnya lagi ngurusin nenek yang sakit."

Fictional Character Come True [COMPLETED]Where stories live. Discover now