R - 2

191 128 54
                                    

Arjuna merogoh dompet berwarna cokelat kehitaman miliknya, ia mengambil dua belas lembar uang di dompet nya dengan iming-iming untuk jajan Daryl

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arjuna merogoh dompet berwarna cokelat kehitaman miliknya, ia mengambil dua belas lembar uang di dompet nya dengan iming-iming untuk jajan Daryl. "hah...."

Daryl menatap uang yang diberikan dari Arjuna dengan seksama, banyak sekali. "kenapa di kasih ke ryl? Nanti bang juna jajan nya gimana kalau uang di dompet nya di kasih ke ryl semua?"

Panjangnya ocehan milik Daryl berhasil membuat Arjuna terkekeh geli, ia tidak pernah memikirkan soal uang, apa lagi yang jumlahnya tidak terlalu banyak bagi nya. "ngga papa, ambil aja. saya ngga suka jajan, emang nya kamu."

"Hati-hati di jalan, titip salam sama orang rumah."

Daryl bingung bukan main, sekarang ia tengah memegangi uang yang cukup tebal, pemberian dari Arjuna barusan. "Baru kenal sehari anjir, udah di kasih duit segini banyak, apa lagi kalo gua cewek, terus jadi pacar nya ya? bisa kaya raya dalam sehari itu mah."

Kebanyakan berbicara dengan diri nya sendiri, ia hampir lupa bahwa hari sudah mulai gelap, sesegera mungkin ia harus sampai di rumah sebelum Abang nya pulang.

Selang beberapa saat, ia melihat mobil berwarna abu-abu sudah terparkir rapi di depan rumah, keringat dingin mulai bercucuran, ia mulai memarkirkan motor clasic miliknya dengan perlahan.

Ia juga mengendap-endap masuk lewat pintu yang terhubung dengan dapur rumah nya yang terdapat di sudut garasi, namun sayang, tak-tik Daryl barusan sudah di baca oleh sang Abang yang tengah duduk santai di dapur. "Gua udah bilang ratusan kali, Lo harus udah di rumah sebelum gua sampe di rumah, kapan Lo paham perintah gua sih ryl.?

Gavin selaku Abang dari Daryl sesegera mungkin menyeret sang adik ke hadapan sang ibu, bukanya mendapatkan sambutan hangat, justru ini lah yang di dapatkan bungsu dari keluarga Ravindra.

"ryl juga anak muda mah, kaya bang gavin, ryl juga punya dunia sendiri, ryl mau bebas." Mendengar pernyataan sang bungsu, Cynthia tak segan-segan menampar pipi milik Daryl, Gavin sebagai Abang justru tertawa kecil melihat sang adik yang baru saja di tampar oleh sang ibu.

"Lagi lah, gitu doang?" Kali ini Daryl menantang hingga menaikan sudut bibir nya, Cynthia tersentak mendengar perlawanan dari si bungsu, mau tak mau Gavin yang akan bertindak sekarang.

"kalo Lo ngga mau ikutin aturan rumah, ngga usah tinggal disini anjing !" Gavin menarik hoddie yang di kenalan Daryl, ia sudah sering diam saat Abang atau mama nya mengamuk seperti saat ini, namun sekarang seperti nya mereka sudah keterlaluan.

"Yang mau tinggal disini siapa bang?, Cuma papa yang sayang sama gua."

"Karena elo papa meninggal." Gavin mengungkit kejadian masa lalu, yang harusnya sudah di simpan rapat-rapat oleh keluarga Ravindra.

"Iya emang gua, bang gavin emang yang paling bener, santai aja." Tanpa permisi Daryl beralih menaiki tangga di rumah nya, ia melihat salah satu bingkai di kamar nya, ada foto Gavin dan dirinya serta sang ayah yang tengah memegang pundak mereka berdua.

RYLL - ON GOINGWhere stories live. Discover now