R - 7

158 123 21
                                    

Gavin yang selalu di anggap anak tunggal oleh Chintia, kini tengah bersiap untuk pergi ke kantor yang telah ia naungi selama beberapa tahun terakhir, salah satu alasan mengapa Gavin dan chintia menjaga Daryl dengan baik dari keluarga Arjuna, karen...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gavin yang selalu di anggap anak tunggal oleh Chintia, kini tengah bersiap untuk pergi ke kantor yang telah ia naungi selama beberapa tahun terakhir, salah satu alasan mengapa Gavin dan chintia menjaga Daryl dengan baik dari keluarga Arjuna, karena Daryl lah yang akan di berikan hak sebagai penerus perusahaan milik sang ayah yang sekarang tengah berjaya di tangan kepala keluarga Bagaskara.

Gavin berniat pergi ke kampus Daryl saat jam makan siang berlangsung, tentunya untuk menemui dekan untuk mencari tahu informasi mengenai Daryl, karena Daryl cukup aktif selama di kampus, baik dalam hal organisasi, maupun prestasi. "Gua masih sering liat dia berteman sama bungsu Bagaskara, gua ngga bisa biarin."

"Kalau begitu caranya, Ryl bakal lebih mudah dapetin itu semua." Gavin tersenyum miring setelah ia beranjak dari rumah nya. nampak di lihat dari sifat nya, Gavin adalah orang yang penuh ambisi, ia akan mendapatkan apapun yang ia inginkan dengan cara apapun itu, walaupun harus melibatkan anggota keluarga nya sekalipun.

Di tempat yang berbeda, nampak Daryl yang tengah memberikan kue ulang tahun untuk Arjuna. tak lama dari itu, tubuh nya terasa lemas, wajah nya kembali memucat, karena tubuh nya belum benar-benar sehat usai perawatan kemarin. "DARYL."

"Gua ngga papa." Daryl jatuh terduduk karena tak sanggup menahan tubuh nya lagi, ia di bantu Daffa dan Arjuna untuk berdiri, Rayyan segera berlari untuk membeli air mineral untuk Daryl, walaupun harus berlarian dan membuat semua perhatian tertuju kepadanya.

"Obat mu mana ryl? belum minum obat ya kamu?" Arjuna mengambil tas milik Daryl yang tengah tergeletak di meja, ia mencari obat milik Daryl yang mungkin di bawa, Arjuna dengan cekatan membuka semua obat dan memberikan nya kepada sang kekasih yang berada di hadapannya.

Tak berselang lama, nampak Gavin yang sudah sampai di lobby kampus, dengan kemeja rapi dengan jas yang ia lepas di dalam mobil, ia berhasil memikat para wanita yang berada di dekat nya. "Gua mau tanya, ada yang liat Daryl ngga? Anak akuntansi."

"Ada di kantin belakang bang." Gavin segera pergi ke kantin belakang sebelum menemui dekan fakultas, karena ia melihat mobil milik Rayyan terparkir di sana. Ia berfikiran, bahwa tak mungkin jika Rayyan pergi ke kampus sendiri sampai harus membawa mobil pribadi nya, karena biasanya ia akan membawa motor vespa kesayangan nya.

Gavin melihat sang adik tengah duduk bersebelahan dengan Rayyan dan Daffa, dan di depan nya adalah Arjuna, namun tak dapat di lihat dari arah Gavin yang datang dari belakang Arjuna. "gua biayain lo kuliah mahal-mahal cuma buat nongkrong gak jelas?"

Itu adalah Gavin, ia terlihat terkejut saat melihat ada Arjuna disana, namun ia masih fokus kepada adik nya yang dapat di lihat sangat pucat sekarang. "gua ngga minta di biayain kok bang."

Daryl berdiri, kembali menatang si sulung untuk pertama kali nya. ia mendapatkan satu pukulan di pipi nya karena ucapan nya barusan, namun Arjuna langsung memasang badan, ia memandang Gavin dengan rendah saat itu. "Adik saya yang udah saya beliin rumah sendiri, ngga pernah saya ungkit loh Vin."

RYLL - ON GOINGWhere stories live. Discover now