18||DIRGANTARA

8.1K 384 29
                                    

im backk 😁💅🏻

langsung aja, jngn lupaaa vote yaaw, terimakasihbanyak

selamat membaca♥️♥️

selamat datang untuk pembaca baru ♥️

Kedua mata Jena membengkak, gadis itu menelungkupkan wajahnya di atas meja, tak berani berkomunikasi apalagi mendekat ke arah laki-laki yang ada di sebelahnya, Sindi yang bingung tak berani bertanya karena takut dengan Dirgantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mata Jena membengkak, gadis itu menelungkupkan wajahnya di atas meja, tak berani berkomunikasi apalagi mendekat ke arah laki-laki yang ada di sebelahnya, Sindi yang bingung tak berani bertanya karena takut dengan Dirgantara.

Dirgantara menarik kasar kursi Jena yang sengaja dijauhkan oleh gadis itu. Masih tak ada gerak gerik, gadis disebelahnya membuat ia jengkel. Akhirnya Dirgantara bangkit, menimbulkan suara deritan kursi yang kencang. Guru dan para siswa siswi menoleh.

"Ada apa Dirga?"tanya guru yang sedang mengajar seraya mengrenyitkan dahinya.

"Saya izin pulang"

Di dalam ruang kelas mereka semua saling tatap, bukan Dirgantara namanya jika kelakuannya begitu aneh.

"Sama pacar saya" imbuh Dirgantara, menunjuk Jena.

Kini guru pengajar tersebut mengalihkan perhatiannya pada Jena. "Sakit? kenapa ga di bawa ke UKS saja? terlalu berlebihan jika sampai pulang"

Dirgantara memutar bola mata malas, tanpa babibu mengangkat tubuh Jena enteng, membawa keluar gadis itu.

"Ternyata dari tadi tidur, pantes nyuekin gue terus" gumam Dirgantara.

"Heh, Dirga. Kamu ini di bilangin kok malah ngeyel begini. Mau saya laporin ke BK?"

"Laporin aja Bu, saya pulang duluan ya. Eh tapi laporin saya aja, Jena jangan"

Setelah mengatakan hal tersebut Dirgantara melengang pergi dengan santai, berbeda dengan guru tersebut, kini ia memijat pangkal hidungnya.

.
.
.
.
.

"Sayang?" bisik Dirgantara ketika sudah berhasil menidurkan Jena tanpa membuat keributan.

Gadis itu melenguh, mengubah posisi tidurnya menjadi miring. Dirgantara menghela nafas, melihat wajah Jena yang tertidur dengan damai membuat rasa amarahnya mulai mereda. Apa ia keterlaluan hari ini?

"Sayangg?"panggil Dirgantara lagi, kini diikuti kecupan kecupan kecil di area wajah Jena membuat gadis itu membuka matanya perlahan. Jena yang baru membuka mata meringsut takut, memutar kejadian tadi, Dirgantara membentaknya hebat dengan wajah yang penuh amarah.

"K-kok ada di kamar lo?"

"Iya, kayaknya lo butuh istirahat. Maaf ya soal yang tadi" cicit Dirgantara, cowok itu memeluk erat tubuh Jena dari atas.

Nafas Jena sedikit tersenggal karena tubuhnya ditindih tubuh Dirgantara yang bisa dibilang kekar itu. "I-iya, gue juga m-minta maaf, Janji ga gitu lagi"

DIRGANTARA: Vol 01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang