27||DIRGANTARA

7.8K 374 23
                                    

geng aku lupa up, ternyata udah ada semimggu ga up , parah betul ya...😭😭☝🏻🙏🏻

Suara burung berkicau menyadarkan Jena dari alam bawah sadarnya, gadis itu mengerjap beberapa kali, ia mendongak mendapati sosok Dirgantara di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara burung berkicau menyadarkan Jena dari alam bawah sadarnya, gadis itu mengerjap beberapa kali, ia mendongak mendapati sosok Dirgantara di sampingnya. Spontan matanya melotot, ia segera meloncat dari atas tempat tidur lalu berlari ke arah pintu kamarnya.

"Bundaa?" teriak Jena, memastikan apakah ibunya sudah pulang? ternyata belum, tak ada sahutan sama sekali. Ia bernafas lega.

"Kenapa sayang?" suara tersebut tentu saja mengangetkan Jena, ia menoleh dengan perasaan dongkol. Kenapa Dirgantara tiba-tiba sudah ada di belakangnya?

"Ngagetin ajaa sih lo"

Dirgantara mendengus, "Brisik banget sih lo, pagi buta kaya gini udah teriak-teriak" cibir Dirgantara membuat Jena mencebik kesal, kemudian mendorong dada bidang laki-laki di depannya agar menjauh darinya.

"Minggir..... gue mau mandi"

"Ikuttt" ucap Dirgantara seraya memeluk Jena dari samping.

"Ogah banget, sana ah. Nanti telat" sejenak Jena terdiam, kemudian matanya melotot mengingat kejadian semalam yang menimpanya, segera ia melepas paksa pelukan Dirgantara lalu berlari ke arah cermin. Bibirnya terbuka, sangat syok karena ada beberapa tanda merah di lehernya. Jena bingung, apakah Dirgantara melakukannya lagi setelah sampai di rumah? Jena tak ingat karena ia tertidur di dalam mobil.

Dirgantara yang melihat kejadian tersebut mengulum senyumnya sambil bersedekap dada, bangga karena telah mengukir tanda merah dengan indah di leher jenjang mulus milik Jena, padahal dulu itu terasa tak mungkin, tapi sekarang pasti kalian sudah tau!!

Langkah kaki Dirgantara menghampiri gadisnya, ia memeluk Jena lagi dari arah belakang, mengendus kembali leher tersebut lalu mengecupnya sekilas. "Bagus kan buatan gue"

Mata Jena melotot sempurna, ia mencubit kesal tangan yang melingkar di tubuhnya itu. "Gilaa lo, semalem pasti lo ngelakuin hal itu lagi kan!!??"

Dengan wajah sok cengonya Dirgantara meringis, menampilkan gigi-giginya. "Ya gimana, lo gemesin banget soalnya. Pengen gue makan" ucap Dirgantara seraya menelusupkan wajahnya di ceruk Jena.

Jena menarik nafasnya panjang, ia memutar bola mata malas. "Udahh minggirrr, gue mau mandi sekarang"

"Berdua ya" manja Dirgantara, ia masih memeluk erat tubuh Jena.

Kepala Jena menggeleng kuat, bagaimana menghadapi Dirgantara yang manja-manja seperti ini? sebelumnya ia belum pernah menghadapi cowok dengan sikap manja, karena memang Dirgantara selalu mengagalkan rencananya untuk mempunyai pacar sedari dulu!

"Taraa, plis deh"

"Kenapaa sayanggg? mau ikut mandi bareng masa ga boleh?"

"Enggak, nikah dulu baru boleh"

DIRGANTARA: Vol 01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang