19||DIRGANTARA

9.1K 462 22
                                    

Gaes im back, sory banget ditinggal lama pasti kalian lagi nungguin. Btw emg lagi banyak pikiran jadi baru bisa lanjut hari ini.

Maaf yaa teman temann(╥﹏╥)

semoga kalian ga lupa sama alur ceritanya, hiks hiks

selamat membacaa, jangan lupa pencet bintang di bawah komen juga bolehh (◍•ᴗ•◍)❤

i love uuuu(つ≧▽≦)つ

Dirgantara menenteng tasnya santai, tatapan mata tajam ke arah depan, dagu yang sengaja ia dongakkan agar memberi kesan sombong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirgantara menenteng tasnya santai, tatapan mata tajam ke arah depan, dagu yang sengaja ia dongakkan agar memberi kesan sombong. Disampingnya ada gadis mungil yang diam seraya memainkan ponselnya, jengkel melihat ekspresi freak orang di sebelahnya.

"Hmm, muka lo bisa ga sih biasa aja?" gumam Jena, matanya tetap fokus pada layar ponsel.

Sebelah alis Dirgantara terangkat, kepalanya menunduk menatap Jena. "Dari sananya udah kaya gini, mau gimana lagi?"

"Bener, dari dulu muka lo emang nyebelin, songong lagi"

Tangan Dirgantara terangkat untuk mencubit gemas pipi Jena. "Jujur banget kalo ngomong, tapi lo suka kan?"

"Dih, mabok ni orang" ucap Jena dengan kesal seraya mengusap-usap pipinya yang merah.

"Jen" panggil Dirgantara, tangan laki-laki itu dengan santai merangkul gadis disebelahnya.

"Kenapa?"

"Kalo misal gue cari cewek lagi gimana?"

Langkah kaki Jena berhenti, ia melirik sebentar lalu terkekeh. "Emang bisa?"

Lengkungan bibir Dirgantara tertarik ke atas, lalu tangannya terangkat untuk mengacak gemas puncak kepala Jena. "Enggak lah, gue jatuh cintanya cuma sama lo"

"Wah beneran nih? gue ga yakin" ledek Jena.

"Iya sayangg, perlu bukti??"tawar Dirgantara yang membuat Jena penasaran.

"Boleh, mana buktinya?"

Dirgantara membungkukkan badannya, mensejajarkan dengan tubuh munggil Jena. Kepalanya sedikit ia dekatkan sampai merasakan deru nafas Jena yang beraturan dan lembut yang menyapu wajahnya. "Kalo mau besok kita nikah"

Mata Jena melotot kaget, tangannya mendorong kasar dada bidang Dirgantara agar menjauh. Lagi-lagi cowok disampingnya membahas pernikahan, sudah gila memang! Dipikir menikah itu gampang?

"Beneran setres ni orang" cibir Jena seraya meninggalkan Dirgantara yang sedang mengulum senyumnya.
.
.
.

Sindi menangkup wajahnya sedih, beberapa kali ia menghela nafas lalu melirik ke arah tempat duduk di sebelahnya, ia merasa tertekan duduk bersebelahan dengan Deo.

DIRGANTARA: Vol 01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang