20||DIRGANTARA

7.8K 397 14
                                    

Hi gurlll , siapa yng nungguuu Dirgantara ? sayaa wkwkwk

jangan lupa beri vote yaa

komen juga bolehhhh

Makasih yang udah vote gaiss 😍

i love uu sm

Suasana kantin begitu ramai, Jena celingukan ke sana ke mari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana kantin begitu ramai, Jena celingukan ke sana ke mari. Dirgantara dan para antek-anteknya entah kemana Jena sama sekali tak perduli, lebih baik begini. Pandangan Jena terhenti pada gadis di depannya, yaitu Sindi. Terlihat raut wajah murung di sana membuat Jena mengulum senyumnya.

"Lo kenapa Sin" tanya Jena dengan intonasi nada menahan tawa.

Sindi mendengus, tangannya mengaduk-aduk minumannya gusar. "Gue ga betah duduk sama Deo, dia ngeliatin gue mulu. Bikin takut" cicit Sindi dengan raut wajah tertekan.

"Hah? suka kali sama lo" kekeh Jena, ia masih santai menyuap makanannya.

Dahi Sindi berkerut kemudian menggembungkan pipinya. "Amit-amit dah jangan sampek"

"Loh kenapa? Deo lumayan juga loh"

"Ck, dia udah ada pacar bego"

Kegiatan Jena terhenti sebentar lalu ia menganggukkan kepalanya paham. "Berati kalo Deo jomblo, lo mau di deketin dia?"

"Huft, tetep pada pendirian. Gue gamau!"

Mata Jena menyipit, gadis itu melengkungkan senyumnya. "Ah yang benerr"

"Apaan sihh Jen! udah jangan bahas Deoo" gerutu Sindi, ia takut jika membahas Deo tiba-tiba orangnya ada disini.

"Gue boleh duduk di sini?" tanya Gibran yang tiba-tiba memotong pembicaraan Jena dan Sindi, kedatangan cowok itu membuat detak jantung Jena berdebar kencang berbeda dengan Sindi, gadis itu merasa tak nyaman dan kesal.

"Enggak" saut Sindi cepat membuat Gibran menoleh. Ia menarik nafas panjang, kenapa gadis yang bersama Jena ini sangat menjengkelkan?

Jena tak menggubris Gibran, ia fokus pada makanannya.

"Jen, gue boleh duduk di sini?" ulang Gibran, ia hanya ingin mendengar jawaban dari Jena.

"Ck, udah di bilang enggak boleh, masih ngeyel aja ni orang" ketus Sindi.

"Gue ga butuh persetujuan lo, gue butuh persetujuan dari Jena" ucap Gibran dengan intonasi datar.

"Gak, gue gak ngizinin lo duduk sini. Cari tempat lain aja. Maaf" sahut Jena kemudian, matanya menatap lekat Gibran.

Gibran menoleh lalu tersenyum manis. "Lo masih marah sama gue? maaf ya"

Jena menghela nafasnya kemudian ia bangkit dari duduknya, lebih baik menghindar dari pada berurusan dengan Gibran.

DIRGANTARA: Vol 01Where stories live. Discover now