PROLOG

409 135 86
                                    

Minggu merupakan hari yang paling didambakan oleh siapapun tak terkecuali ara. dihari ini ara sama sekali tidak ada niatan untuk bangun lebih awal,Ditambah pula dengan suasana rintik rintik hujan yang seakan mendukungnya untuk tetap bergulung diri dibawah selimut tebal nan menghangatkan miliknya.suara ketukan pintu yang berasal dari sang umi berhasil mengusik tidurnya pagi itu, dengan langkah gontai ara berjalan menuju kearah pintu guna membukakan pintu untuk sang umi tercinta.

Ceklek

Pemandangan yang pertama ara lihat adalah wajah sang umi dengan sedikit polesan make up serta gamis moca dan jilbab hitam yang melekat indah ditubuh wanita yang mulai memasuki kepala empat tersebut.

"Abi sama umi mau keluar sebentar,soalnya ada kajian dirumah  temen nya abi. Kamu mau ikut apa gimana dek? "

"IKUT!!! Bentaran ya  mi, ara mau  mandi terus siap siap bentar. janji gak lama" Dengan tangan berbentuk V ara mengangkat tangannya kearah sang umi disertai dengan cengiran yang manghiasi wajah imutnya. Tanpa menunggu persetujuan uminya ara sudah berlari kearah lemari, mengambil handuk dengan motif beruang yang menggantung indah disamping lemarinya dan kembali berlari kearah kamar mandi dengan tergesa-gesa.

Dum!!!

Suara dentuman pintu kamar mandi yang diciptakan oleh ara hanya membuat umi nya geleng geleng kepala tak habis pikir dengan kelakuan anaknya tersebut. Didalam kamar mandi, ara melakukan ritual mandi paginya dengan secepat kilat karna tak mau dicap menjadi anak durhaka sebab membiarkan umi dan abinya menunggu terlalu lama.

Setelah menyelesaikan  segala ritual mandinya ara segera berjalan kearah lemarinya, Setelah memilih beberapa gamis, pilihanya jatuh kepada gamis putih bersih serta jilbab  pashmina moca dengan kaus kaki yang senada dengan warna jilbabnya.
Tanpa menunggu lama, kini ara sudah bergabung dengan kedua orang tuanya untuk melakukan sarapan pagi bersama.



ArayyanWhere stories live. Discover now